Gambaran Yang Terjadi Di Padang Mahsyar, Kawasan Penghitungan Seluruh Amal Manusia


Padang mahsyar via plukme.com

Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam aneka macam keadaan yang berbeda tergantung amalan mereka. Nah, ketika di Padang Mahsyar ini terjadi perlakuan yang berbeda-beda.

Berikut data yang sanggup kami himpun dari aneka macam hadist dan ayat dalam Al Qur'an.

Gambaran padang mahsyar dalam islam akan kami jelaskan dalam artikel ini, simak klarifikasi yang lebih lengkap berikut ini.

Padang Mahsyar Tidak usang kemudian, semua makhluk bergerak dalam rombongan besar yang terdiri dari jutaan insan menuju ke satu daerah yaitu padang mahsyar. Mengapa insan dikumpulkan dipadang mahsyar? Untuk dimintai segala pertanggungjawaban atas segala kesalahan kita dulu.

Berapa usang penantian di padang mahsyar? Rasulullah SAW bersabda: Bagaimana keadaan kalian jikalau Allah mengumpulkan kalian di suatu daerah ibarat berkumpulnya bawah umur panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian? (HR Hakim dan Thabrani).

Padang mahsyar, hari pengadilan, dimana insan menunggu untuk diadili dalam Pengadilan Yang Maha Adil. Bagaimana kondisi padang mahsyar itu? Di mana kita harus menunggu selama 50.000 tahun.

Bagaimana suasana di padang mahsyar? Di daerah itu, insan mencicipi kesengsaraan yang amat berat, bagaimana tidak? Pada ketika itu, matahari didekatkan satu mil. Di tengah suasana yang panas itu, ada sekelompok insan yang beruntung dan berbahagia alasannya mendapat naungan Allah. i padang mahsyar, Allah menghardik dan mencela orang-orang kafir di hadapan seluruh makhluk, alasannya tindakan mereka menyekutukan Allah dengan berhala-berhala dan mengkultuskan orang shalih serta fanatik terhadap sesembahan nenek moyang mereka.

Seperti apakah padang mahsyar? Apa saja yang terjadi di padang mahsyar? Dibawah ini yakni klarifikasi lengkap mengenai padang mahsyar dalam al quran, Anda akan menemukan perihal fakta padang mahsyar.

Gambaran Keadaan Manusia di Padang Mahsyar dalam Al-Qur’an dan Hadis

Sebagaimana yang kita ketahui, Hari qiamat yakni hari dimana seluruh isi alam semesta ini dihancur leburkan tanpa terkecuali. Adapun gejala akan terjadinya  qiamat telah banyak dijelaskan dalam Al Qur’an dan Hadis, kejadian-kejadian yang  diterangkan di dalamnya sudah akrab bahkan sebagian diantaranya telah menjadi kenyataan, dan dunia sekarang sedang mengharunginya.

Beberapa tanda lain yang belum tampak ibarat munculnya Dajjal, Dabbatu Ard, terbitnya matahari dari Barat, turunnya Isa al Masih dan Iman Mahdi,  dan lain-sebagainya. Tanda-tanda itu memperlihatkan bahwa tidak usang lagi qiamat akan terjadi dan kita tidak bisa memperkirakan secara pasti kapan terjadinya.

Kejadian ini (qiamat) secara logika bukanlah suatu kejadian yang mustahil, Para pakar ilmu alam telah setuju bahwa segala yang maujud pasti mempunyai batas final keberadaannya pada ketika tertentu.

Setelah dihancur leburkannya alam semesta ini, seluruh makhluk akan di bangkitkan, setiap ruh akan dikembalikan pada jasad masing-masing, sehingga mereka mengalami kehidupan untuk yang kedua kalinya, setelah sebelumnya mereka mati.

Dan Setelah mereka dibangkitkan pada yaumul ba’ts, kemudian setiap jiwa akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk dihisab (yakni dihitungkan seluruh amalnya di dunia, yang baik maupun yang buruk). Maka, barangsiapa yang amal baiknya melebihi amal keburukan, tentu Allah memasukkannya ke dalam nirwana yang penuh dengan kenikmatan. Namun jikalau yang terjadi yakni sebaliknya, baginya yakni api neraka yang penuh dengan siksa pedih yang memilukan.

Hadis perihal Mahsyar

764حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَعَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ اللَّيْثِيُّ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ أَخْبَرَهُمَا أَنَّ النَّاسَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ هَلْ تُمَارُونَ فِي الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لَيْسَ دُونَهُ سَحَابٌ قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَهَلْ تُمَارُونَ فِي الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ قَالُوا لَا قَالَ فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ شَيْئًا فَلْيَتَّبِعْ فَمِنْهُمْ مَنْ يَتَّبِعُ الشَّمْسَ وَمِنْهُمْ مَنْ يَتَّبِعُ الْقَمَرَ وَمِنْهُمْ مَنْ يَتَّبِعُ الطَّوَاغِيتَ وَتَبْقَى هَذِهِ الْأُمَّةُ فِيهَا مُنَافِقُوهَا فَيَأْتِيهِمْ اللَّهُ فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ فَيَقُولُونَ هَذَا مَكَانُنَا حَتَّى يَأْتِيَنَا رَبُّنَا فَإِذَا جَاءَ رَبُّنَا عَرَفْنَاهُ فَيَأْتِيهِمْ اللَّهُ فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ فَيَقُولُونَ أَنْتَ رَبُّنَا فَيَدْعُوهُمْ فَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يَجُوزُ مِنْ الرُّسُلِ بِأُمَّتِهِ وَلَا يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ إِلَّا الرُّسُلُ

“Sesungguhnya insan berkata: ” Wahai Rasulullah apakah kita bisa melihat Tuhan di hari kiamat?? Rasul menjawab: “apakah kalian berjalan di bulan pada malam lailatul qadar yang dibawahnya tidak ada awan?? Mereka menjawab: tidak ya Rasulullah, Nabi berkata:”dan apakah kalian berjalan di atas matahari yang dibawahnya tidak ada awan?? Mereka menjawab: tidak Rasul. Rasul berkata: “begitulah insan digiring di hari kiamat, kemudian Rasul berkata: “barang siapa menyembah sesuatu, maka ikutilah sesuatu itu, dan diantara mereka ada yang menyembah matahari, ada yang menyembah bulan, dan ada pula yang menyenbah Taghut, dan umat ini akan tetap mengikuti apa yang ia sembah,  dan diantara umat tersebut terdapat segolongan insan yang mengingkari akan semua itu (menganggap bulan, matahari, dan taghut sebgai ilahi ). Kemudian Allah mendatangi umat tersebut seraya berkata:”Aku Tuhanmu, kemudian mereka menjawab:”ini yakni daerah kami hingga Tuhan kami tiba menjemput, dan ketika ilahi kami menjemput pastilah kami mengenalinya. Kemudian Allah mendatangi golongan terakhir seraya berkata:”Aku Tuhanmu”, Mereka menjawab:” Engkau yakni Tuhan kami, kemudian Allah mengajak mereka dan mengakibatkan bagi mereka jalan diantara  dua ujung Jahannam. Dan akulah  (Nabi Muhammad) rasul pertama yang menjadi penolong bagi seluruh umat (HR.  Bukhari)


Amalan via pesantrentibbilqulub.com

Penjelasan Hadis
Hadis di atas menjelaskan bahwa ketika Qiamat tiba, maka insan akan dihimpun di padang mahsyar dan mengelompok sesuai dengan apa yang mereka sembah.

Adapun orang-orang yang sewaktu hidupnya menyembah matahari, maka di hari itu ia akan berkumpul dengan orang-orang yang menyembah matahari, dan barang siapa yang menyembah bulan maka ia akan  berkumpul dengan orang-orang yang menyembah bulan, dan barang siapa menyembah taghut, maka ia akan berkumpul dengan orang-orang yang menyembah taghut.

Semua umat itu akan tetap berada dalam kelompok mereka masing-masing hingga ilahi mereka menjemputnya. Dan diantara mereka semua yang akan selamat dari api jahannam hanyalah orang-orang yang semasa hidupnya menyembaha Allah SWT.

Ini membuktikan bahwa perbuatan mereka sewaktu hidup berdampak besar bagi kehidupan mereka di akhirat, dan orang-orang yang senantiasa bertaqwa kepada Allah pasti Allah akan menyelamatkannya dari api jahannam dengan mengakibatkan bagi mereka jembatan untuk melintasi jahannam, dan dalam melewati jembatan itu Allah memperlihatkan kemudahan.

Berbeda dengan orang-orang yang semasa hidupnya menyembah selain Allah, sesuatu yang mereka anggap Tuhan tidak akan bisa menyelamatkan mereka, alasannya bersama-sama Tuhan semesta alam ini hanyalah Allah SWT, celakalah mereka dan sebuah penyesalan di waktu itu tidaklah akan ada gunanya. Dan satu-satunya Rasul yang bisa memintakan syafa’at kepada Allah untuk insan di waktu itu hanyalah Muhammad SAW.


Perjalanan via pratiwi-notes.blogspot.com

Hari Kebangkitan
Firman Allah yang Artinya:”  Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az Zumr: 68)

Sebagaimana yang tertera pada ayat di atas, setelah terompet pertama dibunyikan, maka terjadilah qiamat besar, di mana pada ketika itu bumi, semua manusia, jin, malaikat binasa serentak (kecuali Allah Malaikat Israfil). Bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang pun hancur, kemudian diganti dengan bumi, matahari, dan bintang-bintang baru.

Kemudian dibunyikan terompet untuk yang kedua kalinya. Di ketika itu dihidupkanlah kembali semua insan yang pernah hidup di permukaan bumi ini, dihidupkan pula jin, iblis, dan malaikat.

Menurut sebagian ulama’ juga dihidupkan kembali beberapa macam hewan dan timbuh-tumbuhan. kehidupan yang kedua inilah yang dinamkan dengan kehidupan akhirat, yakni kehidupan yang benar-benar hidup, kehidupan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih kekal, kehidupan yang tidak akan mati-mati lagi buat selama-lamanya.

Setelah itu Allah mengumpulkan insan pada salah satu area tanah lapang yang dinamakan padang mahsyar, matahari di padang mahsyar sangatlah akrab dengan kepala mereka. Bukan main takut dan sengsaranya serta berat alasannya panasnnya. Kemudian menyerulah sang Dzat penyeru :” Wahai sekalian makhluk, pergilah ke naungan”. Maka mereka semua pergi dan mereka menjadi semua tiga kelompok:
  • Kelompok orang-orang mukmin.
  • Kelompok orang-orang munafik.
  • Kelompok orang-orang kafir.

Dan jikalau para makhluk itu berlindung kepada naungan, maka naungan itu menjadi tiga bab pula:
  • Bagian untuk cahaya.
  • Bagian untuk panas terik.
  • Bagian untuk asap.

Ini dijelaskan oleh firman Allah yang Artinya:”  Pergilah kau mendapat naungan yang mempunyai tiga cabang”.

Makhluk dikumpulkan di padang makhsyar, yakni: bumi yang sifatnya diterangkan oleh Rasulullah dalam hadis berikut:

Daripada Sahl bin Sa`id As-Sa`idiy, Rasulullah bersabda bermaksud: “Tuhan akan himpunkan semua insan pada hari final zaman di atas satu bumi yang putih kemerah-merahan ibarat sebiji roti gandum putih yang gres dibakar, bumi yang suci bersih, tidak ada padanya gunung-ganang atau bukit-bukau dan tidak pula ada padanya sebarang tanda atau kesan yang memperlihatkan bahawa bumi itu pernah diduduki atau dimiliki orang.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).


Kedilan via abuazmashare.id

Bagaimana Keadaan Manusia di padang Mahsyar??
Segenap insan berkumpul di padang mahsyar, diliputi oleh kemurkaan Allah SWT, yang belum pernah Allah SWT marah ibarat pada ketika itu, sehingga segenap makhluk ketakutan, kelihatannya mereka suram dan muram, lebih-lebih lagi keadaan orang kafir, orang-orang musyrik, orang-orang munafik, orang-orang fasiq, dan para pendurhaka yang banyak dosa.

Semua pada ketakutan meratapi perbuatan – perbuatan mereka yang lalu, mata mereka memandang dengan hati yang hancur, mereka tiada berbicara, tiada makan dan minum bahkan angin hawa sejuk pun tiada mereka dapat, dan mereka berdiri selama tiga ratus tahun,  dalam keadaan bingung, tiada menghiraukan andal famili, ibu, bapak, dan saudara sekandung, berpikir sendiri-sendiri tidak ada yang bisa menolong.

Selain itu mereka sebatang kara, telanjang, tidak beralas kaki,  dan tidak berkhitan  ini ibarat keadaan  mereka ketika mereka keluar dari perut ibu. Meskipun mereka semua telanjang bercampur antara kaum adam dan hawa, akan tetapi tidak seorangpun menyibukkan diri untuk melihata atau melirik oranglain, mereka semua sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Ini sebagaimana firman Allah (QS. AL Anbiya’: 104) dan Sabda Nabi:

5104 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي كِلَاهُمَا عَنْ شُعْبَةَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ النُّعْمَانِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيبًا بِمَوْعِظَةٍ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تُحْشَرُونَ إِلَى اللَّهِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ

5102و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ حَاتِمِ بْنِ أَبِي صَغِيرَةَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ حَاتِمِ بْنِ أَبِي صَغِيرَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِي حَدِيثِهِ غُرْلًا

Karena dahsyatnya keadaan pada waktu itu, insan berbondong-bondong pergi menghadap Nabi Adam as Untuk mendapat syafa’at. Seraya memohon dan merengek meminta pertolongan, akan tetapai Nabi Adam berkata: “Nafsi-Nafsi, hai anak cucuku, ketahuilah sekarang saya memikirkan diriku sendiri, nasibku dan saya tidak sanggup memikirkan dirimu, apalagi saya ini sudah pernah mendurhakai Allah. Sungguh saya tidak sanggup menolonhmu carilah syafaat dari nabi-nabi lain.

Kemudian mereka mendatangi Nabi Idris, akan tetapi Nabi Idris pun berkata sebagaimana yang dikatakan oleh Adam as. Kemudian mereka tiba pada Nabi Nuh, tidak berbeda dengn Nabi Adam dan Idris, Nabi Nuh pun berkata ibarat apa yang dikatakan Nabi Adam dan Idris, begitu seterusnya hingga hasilnya cita-cita mereka tinggal satu, yakni Nabi Muhammad SAW, dengan cita-cita alasannya nafas sudah kembang kempis dan hati yang berdebar-debar,ketika itu Nabi Muhammad SAW sedang duduk di panggung yang tinggi dengan wajah yang berseri-seri bersinar memancarkan cahaya yang menyinari segenap insan yang ada di padang mahsyar, kemudian rombongan insan itu memberikan maksudnya kepada Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW kemudian berseru mengelu-elukan rombonngan insan itu:”Hai Umatku-Hai umatku, kemudian Nabi Muhammad menuju ke depan Ars dan bersujud kepada Allah hingga kepala dia mencecah ke tanah.

Kemudian dari itu Allah berfirman Hai Muhammad sekarang bukan lagi waktunya untuk bersujud, angkat kepalamu, bangkitlah, katakanlah apa yang kau kehendaki pasti akan kuberi.

Wahai Tuhan Rabbil ‘Alamin, limpahkanlah syafa’at, supaya hilang semua malapetaka, supaya tersingkir banna hari qiamat ini dan perintahkanlah supaya agar insan segera dihadapkan kepada sidang pengadilanmu Ya Allah untuk hisab, alasannya penderitaan insan telah hingga pada puncaknya dan tiada tertahan lagi oleh mereka.

Seketika itu pula syafa’at yang dimonkan Nabi Muhammad SAW dikabulkan. Maka semua tragedi dan malapetaka yang menimpa di Padang Mahsyar menghilanglah lenyap sama sekali, di sini
insan kembali merasa kondusif mengenyam kenyamanan dan ketentraman.


Pengampunan via dwanita.com

Pengayoman di Padang Mahsyar
Adapun mereka yan mendapat pengyoman di Padang Mahsyar dari pada terik matahari yang terpancang rendah tepat di atas kepala ketika di padang mahsyar, yakni sembilan orang yangmendapat pengyoman:

  • Mereka yang berlaku adil, kepada negara yang adil, hakim yang adil.
  • Mereka yang beribadah kepada Allah.
  • Mereka yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid, yaitu selalau mendatangi masjid
  • untuk berjama’ah.
  • Dua orang yang saling menyayangi dan rukun, rajin menjalankan ibadah dan perintahperintah Allah dan menjauhi semua larangannya.
  • Orang yang dicumbu rayu perempuan manis jelita diajak berbuat zina, walau perempuan itubermartabat tinggi, tetapi orang itu tetap menolak, tidak mau berbuat maksiat, semata-mata alasannya takut kepada Allah.
  • Mereka yang gemar melaksanakan shadaqah sirrih.
  • Mereka yang selalu berdzikir memuji asama Allah takut dan taqwa kepada Allah, ma’rifat kepadanya hingga memcucurkan air mata .


620حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاه

Hisab dan Kehidupan yang Serba Baru
Setelah Allah menghidupkan seluruh makhluk dengan warna kehidupan yang serba baru, kemudian mereka dikumpulkan disisinya, yakni digiring untuk berkumpul di padang mahsyar. Tujuannya yakni bahwa semua orang hendak di hisab, yakni dihitung atau ditimbang seluruh amal perbuatannya semasa hidup di dunia.

Saat itu, bumi menjadi saksi atas segala kejadian yang pernah terjadi di atasnya, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah SWT: Artinya:”  Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat).  Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.  Dan insan bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini).  Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.  Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

Pada hari itu insan ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, pasti dia akan melihat (balasan)nya.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, pasti dia akan melihat (balasan)nya pula.

Sebagaimana Bumi menceritakan setiap ikhwal manusia, begitu pula lidah, tangan, kaki, dan kulitnya sendiri pun menjadi saksi pula atas perbuatan dirinya, ini ibarat yang tertera dalam Al Qur’an(QS. An Nur: 24-25). Sedang pencatatan amal perbuatan melalui mediator malaikat yang memang diberi kiprah demikian.

Jadi, bila hari qiamat tiba, dan kejadian hisab telah dimulai, maka catatan-catatan yang telah disusun oleh malaikat yang di dalamnya berisi semua amal perbuatan itulah yang nantinya ditunjukan kepada pemilik masing-masing. Amal mereka memilih daerah dan derajat mereka di akhirat.

Bagi jiwa yang selalu menyatu dengan tuhannya, akan dimasukkan ke dalam surga. Berlawanan dengan kehidupan di surga, yakni neraka, yaitu daerah siksaan dan pensucian jiwa. Dengan proses penyiksaan, lambat laun disucikan dari perbuatan jahat untuk digugurkan dari mereka sebagai dispensasi dari Tuhan. Mereka akan berada dalam neraka sesuai dengan kesepakatan Tuhan, dan hasilnya mereka akan pindah ke dalam surga.

Puncak dari hari qiamat yakni hari kebangkitan, hari hisab ( perhitungan) yang akan dimulai dengan dibunyikan nya terompet kedua, sebagai tanda di bangkitkannya orang-orang mati dari kuburan masing-masing yang dinamakan alam barzah. Ketika ajal menjemput manusia, mereka memasuki fase ini.

Di alam barzah tidak ada ganjaran maupun siksaan yang sebenarnya, tetapi merupakan refleksi dari perbuatan mereka di masa lampau dan menanti nasib mereka di masa datang, merasa bangga atau duka sesuai dengan amal perbuatannya. Keadaan ini berakhir dengan tiba-tiba ketika datangnya tiupan terompet kedua.


Pertanggung jawaban via newskhilafah.blogspot.com

Adapun pesan yang tersirat padang mahsyar yang sanggup kita ambil, yaitu:
Berdasarkan ayat Al Qur’an serta Hadis di atas, sanggup disimpulkan bahwa: ketika terompet pertama ditiupkan bumi dan seluruh yang ada di dalamnya hancur secara bersamaan, dan pada tiupan yang kedua seluruh makhluk dibangkitkan kemudian digiring ke padang mahsyar, yakni: suatu bumi yang putih kemerah-merahan ibarat sebiji roti gandum putih yang gres dibakar, bumi yang suci bersih, tidak ada padanya gunung-ganang atau bukit-bukit dan tidak pula ada padanya sebarang tanda atau kesan yang memperlihatkan bahawa bumi itu pernah diduduki atau dimiliki orang.

Di sini keadaan insan sangatlah menyedihkan, bingung, sengsara, sebatang kara, telanjang, tidak beralas kaki,  dan tidak berkhitan  ini ibarat keadaan  mereka ketika mereka keluar dari perut ibu.

Adapun yang menjadi patokan di waktu itu hanyalah amal semasa hidup, orang-orang yang senantiasa taat kepada Allah pastilah mereka selamat, akan tetapi orang yang mendurhakai-Nya pastilah ia sengsara.

Di waktu itu tidak seorangpun bisa menolong mereka, jangankan insan biasa, para Nabi saja tidak sanggup. Dan satu-satunya yang bisa dimintai santunan supaya memintakan syafa’at kepada Allah hanyalah Nabi Muhammad SAW.

Adapun tujuan dikumpulkannya insan di padang mahsyar yakni supaya semua orang di hisab, yakni dihitung atau ditimbang seluruh amal perbuatannya semasa hidup di dunia. Saat itu, bumi menjadi saksi atas segala kejadian yang pernah terjadi di atasnya, begitu pula lidah, tangan, kaki, dan kulitnya sendiri pun menjadi saksi pula. Apabila hasil hisab memperlihatkan bahwa amal perbuatan baiknya lebih banyak, maka orang itu disiksa hanya sebentar kemudian dimasukkan ke dalam surga, namun jikalau amal perbuatan jeleknya yang lebih banyak, maka ia akan tinggal usang di neraka, dan setelah usang gres ia bisa masuk surga.

Akhirnya selesai sudah klarifikasi mengenai padang mahsyar ini. Kami sadar bahwa artikel ini sangat jauh untuk dikatakan sempurna. Oleh alasannya itu, kamis sangat memohon maaf bila ada salah kata serta semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.
Related Posts