Penjelasan Ustad Somad, Dosa Menyayangi Suami/Istri Orang Witing Tresno Jalaran Soko Kulino”

Image from klikwarta.com

Hati-hati, ini sanggup terjadi gara-gara reuni...

Melihat istri orang yang belum kenal saja pribadi tertarik, apalagi sama mantan yang penuh dengan kenangan...

Hati-hati, dengan program reuni.

Dijelaskan dalam hadist, orang yang merusak rumah tangga orang lain kelak di darul abadi bukan termasuk ke dalam umat Rasulullah.

Naudzubillah...


Mencintai bukanlah kasus yang dihentikan dalam islam. Cinta berdasarkan Islam yakni fitrah. Setiap orang niscaya mempunyai rasa cinta di dalam hatinya. Dan ya, itu yakni hal wajar. Namun cinta juga tidak boleh diumbar dengan sembarangan. Khususnya kepada lawan jenis yang bukan muhrim. Tentunya kita sebagai perempuan harus membatasi pergaulan dengan pria. Sebab jatuh cinta dalam Islam tidak boleh diekspresikan lewat pacaran. Larangan berpacaran dalam islam telah disebutkan dalam Al-Quran:

“Dan janganlah kau mendekati zina, sebenarnya zina itu yakni suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra : 32)

Nah, yang menjadi pembahasan kita kali ini yakni perihal aturan menyayangi suami orang dalam islam. Kondisi tersebut cukup sering kita temukan dalam masyarakat. Dimana seorang perempuan menyayangi laki-laki yang sudah beristri kemudian ia meminta semoga dinikahi. Kira-kira bagaimana islam memandang hal itu? Berikut ulasan lengkapnya!

Pandangan Islam Tentang Mencintai Suami Orang

Jika dipikirkan secara logika, kita tentu sudah mengerti bahwa menyayangi suami orang itu yakni perbuatan yang tidak baik. Para ulama pun juga beropini demikian. Menurut jumhur ulama menyayangi suami orang sampai menjadikan rusaknya rumah tangga lelaki tersebut hukumnya haram.

Imam Al-Haitsami dalam kitabnya berjudul Al-Zawajir ‘an Iqtiraf al-Kabair menjelaskan bahwa merusak kekerabatan perempuan dengan suaminya yakni sesuatu yang haram. Perbuatan tersebut dikategorikan dalam dosa besar.

Hal tersebut juga dijelaskan dalam beberapa hadist:

Dari Abu Hurairah radiiyallahu bahwasahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba dari tuannya, maka ia bukanlah belahan dari kami. Dan barang siapa merusak (hubungan) seorang perempuan dari suaminya, maka ia bukanlah belahan dari kami”.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang perempuan meminta (kepada suaminya) semoga sang suami mencerai perempuan lain (yang menjadi istrinya) dengan maksud semoga sang perempuan ini memonopli ‘piringnya’, sebenarnya hak beliau yakni apa yang telah ditetapkan untuknya sesuai dengan kedudukan perempuan dalam Islam”.

Pendapat Ulama 

Ulama Syafi’i beropini bahwa perempuan yang menganggu suami orang, kemudian merusak rumah tangga lelaki tersebut. Maka boleh baginya meminta dinikahi sesudah lelaki itu berstatus cerai. Namun perbuatan ini merupakan tindakan fasik dan maksiat. Dia menanggung dosa yang sangat jelek dihadapan Allah Ta’ala.

Ulama Hanafi juga beropini sama dengan Syafii. Bahwa mereka boleh saja menikah sesudah si lelaki bercerai dengan istrinya. Namun perbuatan itu yakni seburuk-buruknya perbuatan dan kelak akan dimintai pertanggung tanggapan di akhirat.

Ulama Maliki beropini lain. Menurut mereka, seorang perempuan yang merusak rumah tangga orang lain. Lalu ia minta dinikahi si laki-laki sesudah bercerai maka aturan pernikahannya haram. Sebab jalan yang ditempuh juga tidak baik.

:

Perbuatan yang Dianggap Merusak Rumah Tangga Orang Lain

Ada beberapa perbuatan yang kerapkali memicu rusaknya rumah tangga orang lain. Ini dikarenakan seorang perempuan yang berlaku genit terhadap laki-laki yang sudah beristri. Diantara tindakan yang merusak itu terdiri dari:

Berkomunikasi Berlebihan dengan Suami Orang Lain

Komunikasi yang terjalin secara intens dan terus-menerus sanggup menjadi pintu terbukanya rasa cinta.
Tindakan ini sangat berbahaya bila dilakukan terhadap orang yang sudah menikah. Misalnya saja perempuan single berkomunikasi dengan laki-laki beristri. Lama-kelamaan, bukan tak mungkin laki-laki itu akan jatuh cinta dengannya. Bahkan mungkin berselingkuh sampai risikonya menyebakan keretakan rumah tangga.

Merayu

Sebagai seorang perempuan kita mempunyai batasan dalam pergaulan dengan lawan jenis. Wanita tidak boleh mengatakan bunyi manja di hadapan laki-laki yang bukan muhrim. Bersikap genit dan merayu, semua itu dihentikan dalam islam. Mengapa? Karena laki-laki gampang terpengaruhi dengan rayuan wanita. Terlebih lagi bila perempuan yang merayu tersebut mengenakan pakaian seksi. Naudzubillah mindzalik.

Mendoakan Rumah Tangga Orang Lain Hancur

Jangan sebab rasa cinta kemudian kita mendoakan semoga kekerabatan rumah tangga orang lain hancur. Ini
terang yakni dosa! Sebaliknya, kita harus koreksi diri sendiri. Sudah benarkah perasaan cinta tersebut? Atau jangan-jangan itu hanyalah hasrat yang dibisikkan oleh setan? Perbanyak mengucapkan istighfar dan dekatkan diri kepada Allah Ta’ala sehingga kita sanggup terhindar dari perbuatan tercela.

Menekan dan Meminta Dinikahi

Menekan dan meminta dinikahi oleh laki-laki yang sudah beristri juga tidak diperbolehkan. Pria itu tidak sanggup sembarangan berpoligami. Dalam melaksanakan poligami tentunya harus dengan keihklasan dan ridho dari istri. Bukan secara sembunyi-sembunyi, apalagi menceraikan istri secara paksa.

Meminta Bantuan Dukun

Meminta sumbangan dukun untuk mendapat cinta dari suami orang terang perbuatan dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa mendatangi peramal, kemudian mempercayai apa yang dikatakannya, maka shalatnya tak diterima selama 40 hari.” (Muslim)

”Mereka (para dukun) itu tidak ada apa-apanya.” Para teman berkata: “Ya Nabi! Adakalanya mereka meramal sesuatu dan ternyata benar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Itu yakni sesuatu yang didengar oleh jin kemudian dibisikannya kepada para walinya dan mereka mencampurnya dengan seratus kebohongan.” (HR.Bukhari)

Kita sering mendengar ungkapan 'witing tresno jalaran soko kulino'.

Hal itupun diucapkan Ustad Somad dalam ceramahnya...

Bagi yang berasal dari luar pulau Jawa, atau bukan orang Jawa, niscaya awalnya dibentuk gundah akan artinya.

Lalu, apa artinya ungkapan tersebut?

Ungkapan tersebut dalam penyampaiannya memakai bahasa Jawa Halus dan bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kurang lebih menjadi, "Cinta sanggup tumbuh sebab terbiasa".

Nah berikut klarifikasi ustadz Somad mengenai cinta, apalagi cinta kepada istri orang.

Berikut ini klarifikasi Ustad Somad mengenai aturan menyayangi suami/istri orang secara tiba-tiba



Cara Menjaga Hati Agar Tidak Terbawa Kesesatan

Untuk menyayangi seseorang, tidak harus menyayangi suami yang sudah mempunyai Istri. Hal tersebut malah menjerumuskan kita ke hal – hal yang sesat. Oleh sebab itu, berikut ini ada beberapa cara menjaga hati dari hal – hal yang menyesatkan. Antara Lain:

Banyak Berdzikir
Keutamaan berdzikir dalam islam sanggup mendapat ridha Allah, melindungi diri dari hal-hal tercela, dijanjikan surga, dan dicukupi segala kebutuhan kita.

Allah Subhanallah Ta’ala berfirman: “Dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kau merasa senang.” (QS. Thaa-Haa: 130).

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28).


Menundukkan Pandangan
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu yakni lebih suci bagi mereka, sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada perempuan yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 30-31).

Menutup Aurat
Allah Subhanallah Ta’ala berfirman: “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, belum dewasa perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh badan mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih gampang untuk dikenal, sebab itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh yakni Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab:59)

Menyibukkan Diri dengan Berkumpul dengan Orang-Orang Baik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Permisalan sobat yang baik dan sobat yang jelek menyerupai seorang penjual minyak wangi dan seorang berilmu besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau sanggup membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapat bacin harum darinya. Sedangkan berilmu besi, sanggup jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapat bacin asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“(Agama) seseorang itu sesuai dengan agama sobat dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi sobat dekatnya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ahmad).

Berpuasa
Seperti yang dilansir oleh duniaislam.com, Puasa sanggup menahan nafsu dan menjauhkan kita dari hal-hal yang buruk. Apabila kita menyayangi seseorang namun tidak sanggup memilikinya maka perbanyaklah berpuasa. Dengan begitu kita terhindar dari kasus yang mendatangkan dosa.

Meminimalisir Interaksi dengan Lawan Jenis
Untuk menghindari munculnya perasaan cinta yang tidak halal maka caranya minimalisir interaksi dengan lawan jenis. Apabila tidak ada keperluan penting sebaiknya hindari saja. Ingat, zina sanggup berasal dari pandangan, lisan, pendengaran, dan memegang yang diharamkan. Zina dalam islam merupakan dosa besar.

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu, dari Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda: ”Telah dituliskan atas Bani Adam belahan dari zina yang niscaya ia melakukannya, tidak sanggup tidak. Maka, zina kedua mata yakni melihat (yang diharamkan), zina kedua indera pendengaran yakni mendengar (yang diharamkan), zina ekspresi yakni berkata-kata (yang diharamkan), zina tangan yakni memegang (yang diharamkan), zina kaki yakni melangkah (ke daerah yang diharamkan), hati berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluan membenarkan itu semua atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memperbanyak Baca Al-Quran
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang beriman yakni mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah kepercayaan mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)

Bersabar
Bersabar juga menjadi kunci semoga kita dijauhkan dari rasa cinta yang salah. Percayalah jodoh tidak akan salah alamat. Kita hanya perlu berdoa dan memohon kebaikan pada Allah, dan semoga dijauhkan dari bisikan-bisikan syaitan.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah informasi besar hati kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)

Bertawakal Kepada Alllah
Terakhir, kita harus menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Ta’ala. Percayalah kepadaNya. Apabila Allah memilih suatu jalan kepada kita maka itu niscaya yang terbaik. Tugas kita cukup menghindari perkara-perkara dosa dan tetap mengikuti aturan agama.

“Katakanlah Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kau akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata“. (QS. Al-Mulk: 29).

Demikianlah klarifikasi perihal aturan menyayangi suami orang dalam islam berdasarkan dalil dan pendapat ulama. Semoga bermanfaat dan sanggup membantu.
Related Posts