Sering Memegang Tangan Istri Dapat Menggugurkan Dosa Suami? Begini Motivasi Untuk Menjaga Kerukunan Suami Istri


Sumber gambar suara.tv

Pernah mendengar sebuah pernyataan atau hadist yang menandakan kalau saling memandang antara suami dan istri maka Allah akan melimpahkan rahmat untuk keduanya ?

Dan dikala keduanya saling berpegangan tangan maka dosa-dosa yang ada pada suami dan istri akan berguguran ?

Terdapat hadis yang menyatakan,

إن الرجل إذا نظر إلى امرأته ونظرت إليه نظر الله إليهما نظرة رحمة فإذا أخذ بكفها تساقطت ذنوبهما من خلال أصابعهما

Apabila seorang suami memandang istrinya dan istrinya memandang suaminya maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan rahmat (kasih sayang).

Dan kalau suami memegang tangan istrinya maka dosa keduanya akan berguguran dari celah jari-jarinya.

Status Hadis:

Hadis ini diriwayatkan oleh ar-Rafi’i dalam kitab Tarikhnya (2/47), dari jalur Masirah bin Ali dalam bukunya yang menyebutkan daftar gurunya. Sanad yang dibawakan Masirah:

Dari Husain bin Muadz al-Khurasani, dari Ismail bin Yahya at-Tamimi, dari Mis’ar bin Kidam, dari al-Aufi, dari Abu Said al-Khudri, secara marfu’.

Dalam silsilah ad-Dhaifah dinyatakan,

وهذا موضوع ؛ آفته التيمي هذا ؛ كان يضع الأحاديث وله أباطيل وبلايا تقدم بعضها والحسين بن معاذ قريب منه ؛ قال الخطيب :
“ليس بثقة ، حديثه موضوع” .

Hadis ini palsu. Cacatnya ialah Ismail bin Yahya at-Tamimi. Dia suka meniru banyak hadis, dan suka berbagi kebatilan dan keanehan. Sementara Husain bin Muadz, tidak jauh darinya. Kata al-Khatib ihwal Husain bin Muadz: “Bukan perawi terpercaya, hadisnya palsu.” (Silsilah al-Ahadits ad-Dhaifah, 7/275)

Kesimpulannnya, hadis ini ialah hadis yang palsu, sehingga dihentikan kita dinyatakan sebagai sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sementara duduk masalah pahala dan dosa tidak ada yang tahu kecuali Allah, maka kesepakatan peniadaan dosa dalam hadis di atas, tidak sanggup kita pastikan kebenarannya.

:

  1. Jangan Takut Untuk Menemani Orang yang Sedang Sakaratul Maut, Karena 3 Hal Ini Paling Penting
  2. Mendidik Anak Sejak di Kandungan Dengan Ayat Al Quran, Lihat Reaksi Bayi Dengar Ajaibnya Ayat Al Quran

Motivasi Kerukunan dalam Rumah Tangga

Islam sangat memotivasi untuk membangun kerukunan dalam rumah tangga. Di sana terdapat banyak dalil dari al-Quran maupun sunah, yang mengajak masyarakat untuk membangun kerukunan dalam rumah tangga mereka.

Sehingga semua perilaku baik yang diberikan oleh suami kepada istrinya, dan layanan yang dilakukan istri kepada suaminya, akan bernilai pahala, kalau diniatkan dalam rangka mengamalkan perintah Allah. Sehingga kita tidak butuh hadis dhaif, apalagi palsu untuk membangun motivasi itu.

Dalam al-Quran, Allah mengajarkan kepada suami untuk bersikap sebaik munkin terhadap istrinya.

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Pergaulilah mereka (istrimu) dengan cara sepatutnya. Kemudian bila kau tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) alasannya ialah mungkin kau tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menyebabkan padanya kebaikan yang banyak. (QS. an-Nisa: 19).

Dengan semagat yang sama, islam juga memotivasi istri untuk taat kepada suami. Menjaga kehormatan dan semua belakang layar rumah tangga suaminya.

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

Sebab itu, perempuan yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi menjaga diri dikala suaminya tidak ada, sesuai yang Allah perintahkan untuk mereka jaga. (QS. an-Nisa’: 34)

Demikian pula, mereka dimotivasi untuk membuat suasana saling mencintai. Seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para istrinya.

Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita,

قَلَّ يَوْمٌ – إِلاَّ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَدْخُلُ عَلَى نِسَائِهِ فَيَدْنُو مِنْ كُلِّ امْرَأَةٍ مِنْهُنَّ فِى مَجْلِسِهِ فَيُقَبِّلُ وَيَمَسُّ مِنْ غَيْرِ مَسِيسٍ وَلاَ مُبَاشَرَةٍ. قَالَتْ ثُمَّ يَبِيتُ عِنْدَ الَّتِى هُوَ يَوْمُهَا

“Jarang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melaksanakan rutinitas menemui istri-istrinya, kemudian mendekat ke mereka, mencium mereka, membelai mereka tanpa hubungan tubuh dan bercumbu. Kemudian dia tidur di rumah istri yang menjadi gilirannya. (HR. Daruquthni 3781).

Dengan hanya mencukupkan diri pada yang halal, agar sanggup meredam nafsu sehingga tidak menginginkan yang haram.