Masya Allah! Meski Honor Pas-Pasan, Anggota Brimob Ini Hidupi 64 Anak Yatim


Brigadir Rochmat bersama istri dan anak asuhnya berfoto bersama usai mendapat piagam penghargaan dari Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin, Selasa (21/11/2017). (Ade Sulaeman)

Luar biasa bapak satu ini...

Beliau rela menghidupi anak yatim, anak telantar, hingga anak mantan pecandu narkoba dirumahnya.

"Bapak itu pekerja keras. Setelah pulang kantor, Bapak tidak tidur, tetapi pribadi ke kebun," ujar istri beliau.

Masya Allah... Berikut kisahnya, agar menjadi wangsit kita semua untuk peduli pada sesama...

Meski tak bergaji lebih, Brigpol Rochmat Tri Marwoto (40), anggota Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur, Jalan Yos Sudarso No 90, Kota Madiun, tak pernah mengalah berjuang menghidupi 64 anak asuhnya.

Bersama istrinya, Rochmat yang gres saja mendapat penghargaan dari Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin bahwasanya menghidupi dan menyekolahkan mulai anak yatim, anak telantar, hingga anak mantan pecandu narkoba.

"Anak yang pernah makan satu rumah dengan saya ada 64 anak. Ada yang tinggal dua bulan, ada yang tujuh tahun," kata Rochmat.

Brigpol Rochmat pernah mendapat penghargaan dari Kapolda Jatim alasannya yaitu berprestasi dalam hal kepedulian sosial.

Dilansir dari intisari.grid.id, semenjak tahun 2007, Rochmat menampung belum dewasa telantar, kurang mampu, dan anak yatim di rumahnya.

Keinginan warga Dusun Jati, Desa Klagenserut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, itu mengasuh belum dewasa tak bisa muncul ketika dia mencicipi betapa sulitnya membayar biaya kuliah.

Sekitar 10 tahun yang lalu, Rochmat mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia di Jakarta.

Tingginya biaya kuliah menimbulkan ayah dua anak ini harus bekerja sampingan menjadi tukang ojek.

Dari kerja sampingan itu, dia mengetahui bagaimana sulitnya mencari biaya untuk pendidikan.

"Saat kuliah di Jakarta, saya bekerja sampingan menjadi tukang ojek dari pukul 15.00 hingga pukul 21.00. Dari hasil ojek, saya mendapat perhiasan pendapatan Rp7.000 hingga Rp12.000," kata Rochmat.

Berbekal pengalaman itu, Rochmat bertekad dalam diri.

Suami Helmiyah (38) itu berjanji kepada istrinya apabila mendapat rezeki berlebih akan diberikan kepada belum dewasa yang kurang mampu.

Tak terasa, 10 tahun, Rochmat dan istrinya sudah menghidupi 64 anak asuh. Saat ini, ia masih menghidupi 15 anak yang tinggal di rumahnya bersama istri dan dua anaknya.

Tak hanya biaya sekolah, belum dewasa yang diasuhnya dicukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan banyak di antaranya melanjutkan pendidikan hingga dingklik perkuliahan.

"Kalau belum dewasa mau sekolah hingga sekolah tinggi tinggi, ya saya siap tanggung biayanya. Dari mereka, sekarang ada yang sudah jadi polisi, guru, hingga pegawai bank," kata Rochmat.

Untuk membiayai kebutuhan anak asuhnya, Rochmat harus memutar otak.

Pasalnya, penghasilannya dari pekerjaan mustahil bisa mencukupi kebutuhan semua anak asuhnya.

Untuk itulah, Rochmat bersama istrinya membuka aneka usaha. Usaha yang dibuka yaitu perkebunan, toko kelontong, dan toko buah.

Rochmat menceritakan, belum dewasa yang diasuhnya dikenal ketika dia mengisi acara ekstrakurikuler sekolah di Madiun.

"Saya kenal mereka ketika saya mengajar Paskibraka, OSIS, dan juga pramuka di sekolah-sekolah," kata Rochmat.

Dari mengajar di sekolah, lanjut Rochmat, dia banyak mengenal guru dan murid.

Di sekolah itu, dia banyak bertemu dengan anak yang kurang bisa dan anak yatim piatu yang tidak mempunyai biaya untuk sekolah.

Rochmat mengaku gembira dan bahagia karena pernah mendapat penghargaan dari Kapolda Jatim.

"Saya bahagia dan bangga. Ini merupakan penghargaan pertama saya dan ini merupakan tanggung jawab yang berat," terang Rochmat.

Atas perjuangannya yang luar biasa, Rochmat mendapat penghargaan dari jadwal televisi "Kick Andy Heroes" dalam bidang sosial pendidikan pada 2017 lalu.

Selain itu, Rochmat juga sering diundang wawancara di televisi. Terakhir, pada 16 November 2017 bertepatan dengan Hari Brimob, Rochmat didaulat hadir pada jadwal "Hitam Putih" di Trans TV.

Helmiyah mengaku gembira menjadi istri Rochmat.

Perjuangan keras Rochmat menghidupi 64 anak asuh, tak luput dari proteksi Helmiyah (38), istrinya.

Pasalnya, suaminya merupakan sosok laki-laki pekerja keras dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi.

Sosok pekerja keras Rochmat terlihat manakala selepas pulang dinas, suaminya pribadi pergi ke kebun untuk merawat flora jahe, cengkih, dan durian.

Uang dari penjualan hasil kebun milik Rochmat digunakan untuk membiayai seluruh kebutuhan anak asuhnya.

"Bapak itu pekerja keras. Setelah pulang kantor, Bapak tidak tidur, tetapi pribadi ke kebun," ujar dia.

Dia pun merasa tidak pernah terbebani alasannya yaitu harus mengurusi anak asuh yang ditampung oleh suaminya. Dia mengaku bahagia rumahnya ada banyak anak-anak.

Untuk menampung belum dewasa asuh, tiga kamar tidur khusus digunakan untuk tidur belum dewasa perempuan. Sementara belum dewasa laki-laki tidur di toko buah.

Helmi mengatakan, ketika ini terdapat 15 anak asuh. Satu anak duduk di dingklik TK, satu anak di SMP, tujuh anak di SMA, dan enam anak kuliah di STAIM Magetan.

Dalam sebulan, rata-rata ia harus mengeluarkan biaya Rp8 juta untuk makan dan uang saku anak asuhnya.

Tak pelak, setiap hari dia harus memasak delapan kilogram beras. Belum ditambah dengan lauk-pauk yang harus disediakan setiap hari.

Meski berstatus anak asuh, Helmi memperlakukan belum dewasa asuh layaknya anak kandungnya sendiri. Dia tidak pernah pilih kasih dalam memperlihatkan perhatian.

Selama 10 tahun bersama anak asuh, Helmi mengaku lebih banyak sukanya dibandingkan dengan dukanya. Dia lebih bahagia karena banyak belum dewasa di rumahnya sehingga bisa saling bercerita dan berbagi.
Related Posts