Respon Keluarga Korban Seketika Pencarian Jasad Lion Air Jt 610 Diberhentikan


Image from liputan6.com

Pencarian korban Lion Air yang jatuh di perairan Karawang diberhentikan hari ini.

Para keluarga korban menggelar doa bersama dan tabur bunga. Aksi pemerintah ini pun juga ada keluarga yang tidak menggagas. 

Namun, salah satu keluarga korban juga mengaku nrimo bila pencarian korban harus diberhentikan, walaupun mayat belum teridentifikasi.

Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP membawa sedih para keluarga korban. Meski sudah lebih dari sepekan, namun belum semua penumpang berhasil dievakuasi dan teridentifikasi.

Para keluarga korban menggelar doa bersama dan menabur bunga di titik jatuhnya pesawat Boeing dengan nomor penerbangan JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018) siang.



Namun begitu, tidak semua keluarga korban mendapatkan acara doa bersama dan tabur bunga yang digagas pemerintah.

Salah satu keluarga yang menolak program itu ialah keluarga Arif Yustian (20), korban Lion Air, warga Kampung Kelapa No 83, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Sariyoso, orangtua Arif Yustian menolak program tersebut dan lebih menentukan membisu di rumah sambil menunggu kabar jasad anaknya ditemukan.

"Saya nggak mau. Ya sebab saya masih berharap jasad anak saya ditemukan meskipun kondisinya sudah tidak utuh," kata Sariyoso, Selasa (6/11/2018).

Sariyoso mengaku dirinya berangkat ke Jakarta ketika diminta oleh pihak DVI Polisi Republik Indonesia maupun maskapai penerbangan Lion Air. Seperti halnya melengkapi dokumen keluarga sebagai syarat klaim asuransi janjkematian anaknya maupun memperlihatkan sampel DNA.

"Seperti tadi pagi, saya tiba bawa dokumen yang diminta Polisi Republik Indonesia untuk persyaratan pencairan asuransi. Selanjutnya ke crisis center di Hotel Ibis didampingi rekan kerja anak saya," ujar bapak lima anak ini.

Tak hanya program tabur bunga dan doa bersama, akomodasi penginapan yang diberikan pihak Lion Air pun beliau tolak. Manajemen Lion Air memperlihatkan daerah menginap di hotel untuk memudahkan koordinasi antara keluarga korban dengan pihak kepolisian maupun maskapai penerbangan tersebut.

"Ya pulang pergi Bogor-Jakarta," ungkap Sariyoso.

Maman Darmanto, rekan kerja Arif Yustian di PT Sky Pasific Indonesia membenarkan bahwa keluarga korban menolak anjuran penginapan yang diberikan pihak Lion Air, dengan alasan sebab adik-adik Yustian harus tetap sekolah.

"Jadi lebih menentukan tidur di rumah sambil menunggu kabar. Kecuali bila diminta tiba ke RS Polisi Republik Indonesia atau ngurus asuransi, gres kesana," ujar laki-laki yang bekerja di belahan Research & Development PT Sky Pasific Indonesia yang dilansir oleh liputan6.com

Kekhawatiran Keluarga Korban

Begitu pula dengan program tabur bunga dan doa bersama di lokasi jatuhnya Pesawat Lion Air Selasa siang. Orangtuanya menolaknya sebab program tersebut dikhawatirkan menjadi tamat dari sebuah pencarian penumpang pesawat yang sampai sekarang belum ditemukan.

"Keluarga maupun dari kami juga tidak oke ada program itu, sebab seolah maritim jadi kuburan para korban," kata alumni SMAKBO Kota Bogor ini.

Sejauh ini, pihak keluarga sudah menyiapkan lahan pemakaman di TPU Rawa Panjang, sebagai daerah peristirahatan terakhir Yustian.


"Hanya saja belum digali sebab masih menunggu hasil indentifikasi dari tim DVI Mabes Polri," ungkap Maman.

:

Namun juga ada pihak keluarga korban yang Ikhlas bila pencarian harus diberhentikan



Pencarian korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang akan berakhir hari ini. Keluarga korban pun mengaku ikhlas, meskipun anggota keluarganya belum teridentifikasi.

Seperti yang diungkapkan Abi Abdul Azis (45 tahun), abang dari Ruma Ramadhan, salah satu korban asal Kampung Cipanggulaan RT 11 RW 3, Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

"Kami pihak keluarga nrimo saja, kalau itu memang sudah jadi kepastian Allah," ujar Abi kepada sukabumiupdate.com, Selasa (6/11).

Pihak keluarga mengaku pasrah dan hanya sanggup berdoa, berharap supaya Ruma Ramdhan sanggup ditemukan dan teridentifikasi. Hingga ketika ini, pihak keluarga belum mendapatkan pernyataan resmi dari pihak-pihak terkait soal hasil identifikasi korban.

"Tim forensik masih bekerja sampai pencarian tidak boleh . Kami berharap Ruma teridentifikasi," ujarnya.

 Di mata keluarga, Ruma dikenal sebagai sosok yang tegas dan supel.
Related Posts