Sekarang Sudah 1440H, Benarkah Kalender Hijriyah Tidak Hingga 1500


kalender hijriyah via ponpesukhuwwahislamiyyah.com

Apa perbedaan kalender hijriyah dan masehi? Benarkah usia bumi ini tidak hingga 1500 tahun menurut kalender hijriyah? Padahal kini sudah 1440 hijriyah.

Bagaimana kalender hijriyah sejarah? Pada tahun 638 Masehi, 'Umar bin Al Khattab yang ketika itu menjadi khalifah melihat sebuah masalah. Diceritakan bahwa Abu Musa al Asy'ari menulis kepada Umar: "Surat-surat hingga kepada kami dari Amirul Mu'minin, tetapi kami galau bagaimana menjalankannya. Kami membaca sebuah dokumen tertanggal Sya'ban, namun kami tidak tahu ini untuk tahun yang kemudian atau tahun ini." (Syaikh Abdurrahman al Jabarti, 1825).

Umar kemudian mengumpulkan para shahabat dan mereka yang bertugas di sentra pemerintahan. Diceritakan dari Ibnu Abbas bahwa semenjak Nabi tiba ke Madinah, tidak ada tahun yang digunakan dalam penanggalan, demikian juga ketika Abu Bakar menggantikan dia sebagai khalifah, dan juga di empat tahun pertama pemerintahan Umar bin Khattab.

Umar, dalam pertemuan tersebut berkata: "Perbendaharaan negara semakin banyak. Apa yang kita bagi dan sebarkan selama ini tidak mempunyai catatan tanggal yang pasti. Bagaimana kita sanggup mengatasi ini?"

Artikel Menarik Seputar Hidup:

Apa teladan dalam penetapan kalender hijriyah? Setelah melalui banyak sekali proposal ihwal titik teladan dimulainya penanggalan atau kalender hijriyah, kesudahannya diputuskan bahwa tahun terjadinya kejadian Hijrah menjadi tahun pertama kalender islam. Sebelumnya diusulkan tahun lahir Nabi atau tahun wafat beliau. Tetapi semuanya dianggap kurang tepat.

Negeri islam yang semakin besar wilayah kekuasaannya menjadikan banyak sekali duduk masalah administrasi. Masing-masing tempat menandai urusan muamalah mereka dengan sistem kalender lokal yang seringkali berbeda antara satu tempat dengan lainnya.

Lantas, siapa yang memutuskan kalender hijriyah? Khalifah Umar bin Khattab memutuskan sistem kalender hijrah. Setelah ditetapkannya kalender hijriyah, kesudahannya sebagian permasalahan manajemen menjadi teratasi.

Sistem penanggalan yang digunakan sudah mempunyai tuntunan terperinci di dalam Al Qur'an, yaitu sistem kalender bulan (qomariyah). Nama-nama bulan yang digunakan yaitu nama-nama bulan yang memang berlaku di kalangan kaum Quraisy di masa kenabian. Namun ketetapan Allah menghapus adanya praktek interkalasi (Nasi'). Praktek Nasi' memungkinkan kaum Quraisy menambahkan bulan ke-13 atau lebih tepatnya memperpanjang satu bulan tertentu selama 2 bulan pada setiap sekitar 3 tahun biar bulan-bulan qomariyah tersebut selaras dengan perputaran animo atau matahari. Karena itu pula, arti nama-nama bulan di dalam kalender qomariyah tersebut beberapa di antaranya menunjukkan kondisi musim.

Praktek Nasi' ini juga dilakukan atau disalahgunakan oleh kaum Quraisy biar memperoleh laba dengan datangnya jamaah haji pada animo yang sama di tiap tahun di mana mereka sanggup mengambil laba perniagaan yang lebih besar. Praktek ini juga berdampak pada ketidakjelasan masa bulan-bulan Haram. Pada tahun ke-10 sesudah hijrah, Allah menurunkan ayat yang melarang praktek Nasi' ini:

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah yaitu dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." [At Taubah (9): 36]

"Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu yaitu menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, biar mereka sanggup mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah... " [At Taubah (9): 37]


ilustrasi hijrah via rancahpost.com

Dalam satu tahun ada 12 bulan, yakni Muharram, Shafar, Rabi'ul Awal, Rabi'ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa'idah, dan Dzulhijjah.

Sedangkan 4 bulan Haram, di mana peperangan atau pertumpahan darah di larang, yaitu Dzulqa'idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Masalah selanjutnya yaitu memilih awal penghitungan kalender islam. Ternyata pilihan majelis Khalifah 'Umar tersebut yaitu tahun di mana terjadi kejadian Hijrah. Karena itulah, kalender islam ini biasa dikenal juga sebagai kalender hijriyah. Kalender tersebut dimulai pada 1 Muharram tahun kejadian Hijrah atau bertepatan dengan 16 Juli 622 M. Peristiwa hijrah Nabi saw. sendiri berlangsung pada bulan Rabi'ul Awal 1 H atau September 622 M.

Pemilihan kejadian Hijrah ini sebagai tonggak awal penanggalan islam mempunyai makna yang amat dalam. Seolah-olah para sobat yang memilih pembentukan kalender islam tersebut memperoleh petunjuk eksklusif dari Allah. Seperti Nadwi yang berkomentar:

"Ia (kalender islam) dimulai dengan Hijrah, atau pengorbanan demi kebenaran dan keberlangsungan Risalah. Ia yaitu inspirasi ilahiyah. Allah ingin mengajarkan insan bahwa peperangan antara kebenaran dan kebatilan akan berlangsung terus. Kalender islam mengingatkan kaum muslimin setiap tahun bukan kepada kejayaan dan kebesaran islam namun kepada pengorbanan (Nabi dan sahabatnya) dan mengingatkan mereka biar melaksanakan hal yang sama."

Hukum Puasa 10 Muharram (Asyura), Jika Hanya Dilakukan Satu Hari Saja

Perbedaan Kalender Hijriyah dan Qomariyah

ilustrasi kalender via muslimobsession.com

Penanggalan merupakan hal yang sangat penting bagi insan kaitannya dengan waktu. Penanggalan yang digunakan insan semenjak ribuan tahun yang kemudian hingga kini ini kita kenal dengan kalender Masehi atau qomariyah. Sementara itu, umat Islam juga menemukan sistem penanggalannya yang disebut dengan kalender Hijriyah.

Lantas, apa perbedaan kalender hijriyah dan masehi? Berikut ulasannya.

1. Dasar Perhitungan
Kalender Masehi dasarnya ada pada peredaran bumi mengelilingi matahari. Sedangkan kalender Hijriyah  dasarnya ada pada peredaran bulan mengelilingi bumi.

2. Jumlah hari
Dalam kalender Masehi setahun ada 365,25 hari, dibulatkan menjadi 365 dan 366 hari. 366 hari dalam setahun setiap empat tahun sekali, sedangkan pada tahun lainnya 365 hari. Jumlah hari dalam sebulan yaitu 30 atau 31, kecuali bulan Februari yaitu 28 pada tahun biasa dan 29 pada tahun kabisat.

Dalam kalender Hijriyah jumlah hari dalam satu tahun sekitar 354,367 hari dibulatkan menjadi 354 dan 355 hari. Dalam 30 tahun ada 11 kali tahun yang jumlah harinya 355 hari sementara yang lainnya 354 hari.

3. Pergantian Tanggal atau Hari
Kalender masehi, pergantian tanggal dan hari ditandai atau batasnya dengan melewati pukul 24.00 atau 00.00 atau pukul 12 malam.

Kalender Hijriyah, batas pergantian hari dan tanggal yaitu dimulai dari terbenamnya matahari, sehingga sanggup muncul yang namanya istilah malam Minggu, malam Senin, dst. Karena malam dulu gres siang.

4. Garis Batas Tanggal Internasional
Pada kalender Masehi ada yang namanya garis batas tanggal internasional yang relatif terletak di 180⁰ garis bujur dengan beberapa titik garis ada yang menikung.

Kalender Hijriyah garis semacam ini tidak juga ada komitmen di mana letaknya. Menurut sumber yang pernah kubaca batas tanggal ini sanggup berubah-ubah tiap bulannya untuk kalender Hijriyah alasannya yaitu itu sulit untuk menyepakatinya. Bisa saja pada suatu bulan ada di Pasifik, beberapa bulan kemudian ada di Atlantik. Dasarnya tempat pertama yang mengalami perubahan bulan.

5. Manfaat yang sanggup digunakan
Kalender Masehi dapat digunakan untuk mengetahui animo atau letak gerak semu tahunan matahari.

Kalender Hijriyah sanggup digunakan untuk mengetahui perubahan kenampakan atau fase bulan. Pada awal dan final bulan maka bulan tak akan terlihat (bulan mati atau bulan baru), namun bulan akan nampak bundar atau purnama pada pertengahan bulan sekitar tanggal 15.

6. Peringatan Tahun Baru
Masehi, peringatan tahun gres tanggal 1 Januari selalu identik dengan pesta terutama pesta kembang api.

Hijriyah, peringatan 1 Muharam lebih identik dengan pengajian, istighosah, dan kajian-kajian kerohanian lainnya dibandingkan dengan pesta kembang api.

Mengenai kalender hijriyah rukyatul hilal, sebagian umat Islam beropini bahwa untuk memilih awal bulan, yaitu harus dengan benar-benar melaksanakan pengamatan hilal secara eksklusif (rukyatul hilal). Sebagian yang lain beropini bahwa penentuan awal bulan cukup dengan melaksanakan hisab (perhitungan matematis), tanpa harus benar-benar mengamati hilal. Metode hisab juga mempunyai banyak sekali kriteria penentuan, sehingga seringkali menimbulkan perbedaan penentuan awal bulan, yang berakibat adanya perbedaan hari melaksanakan ibadah menyerupai puasa bulan puasa atau Hari Raya Idul Fitri.

Benarkah kalender hijriyah tidak hingga 1500?

Ada beberapa ulama menyebut usia umat Islam hanya hingga tahun 1500 Hijriyah. Jika mengacu dengan pendapat itu, artinya usia umat Islam tinggal 61 tahun lagi.

Dikutip dari laman Konsultasi Syariah, perihal kedatangan final zaman tercantum dalam Surat Al A'raf ayat 187. Ayat tersebut menegaskan tidak ada satupun makhluk yang mengetahui kapan final zaman akan terjadi.

Mereka menanyakan kepadamu ihwal kiamat: " Kapankah itu terjadi?" Katakanlah: " Sesungguhnya pengetahuan ihwal final zaman itu hanya di sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang sanggup menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan tiba kepadamu melainkan dengan tiba-tiba" . Mereka bertanya kepadamu seperti kau benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: " Sesungguhnya pengetahuan ihwal bari final zaman itu yaitu di sisi Allah, tetapi kebanyakan insan tidak mengetahui."

Kubah Masjid Dibuat Bulan dan Bintang, Ternyata Sumbernya Langsung Dari Rasulullah

Demikian klarifikasi ihwal kalender hijriyah mulai dari sejarah sampai perbedaan kalender hijriyah dan qomariyah. Semoga penjelaan di atas gampang dipahami dan menambah wawasan bagi kita semua. Mohon maaf jikalau ada kekurangan ataupun kesalahan.
Related Posts