Zikir Penenang Hati Untuk Menghilangkan Kegelisahan
zikir penenang hati via kumpulan-hikmah.blogspot.com
Hati tak damai dan pikiran kalut? Mari amalkan zikir penenang hati berikut ini!
Zikir penenang hati adalah bacaan yang biasa dibaca secara rutin setiap usai shalat fardhu atau waktu-waktu tertentu lainnya.
Bacaan dalam zikir penenang hati tersebut yaitu kalimat-kalimat thoyyibah ibarat istighfar, tasbih, tahmid, tahlil dan takbir atau bacaan-bacaan lain baik dibaca sendiri atau secara bersama-sama ( berjama’ah ).
Siapa yang tidak ingin hatinya damai dan pikiran bersih? Dengan kekuatan dari Al Quran, membaca zikir sanggup mengakibatkan hati dan pikiran kita lebih damai dan bersih.
: Bacaan Dzikir Setelah Sholat Sesuai Ajaran Rasulullah
Dzikir-Dzikir Spesial Penenang Hati
ilustrasi zikir penenang hati via chordify.net
Pada hakekatnya, setiap lafal dikir ma’tsur dari Al Alquran dan As Sunnah adalah spesial. Karena dzikrullah secara umum memang merupakan salah satu bentuk amal ibadah spesial. Sampai-sampai, alasannya saking spesialnya, ia sanggup berfungsi sebagai penutup kekurangan dan pengganti (dari aspek nilai dan pahala, bukan secara hukum) bagi ibadah-ibadah lain yang terlewatkan penunaiannya.
Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu bahwa, ada seorang pria berkata:
wahai Rasulullah, gotong royong syari’at-syari’at Islam (terasa) telah begitu banyak bagiku (sehingga saya takut tidak bisa memenuhinya). Maka mohon beritahukan kepadaku sesuatu (amalan) yang sanggup saya jadikan sebagai pegangan (dan yang bisa menutup kekurangan-kekuranganku dalam amal ibadah lain)! Beliaupun bersabda: “Hendaknya lidahmu senantiasa berair alasannya berdzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Namun demikian, di ketika yang sama, tetap terdapat lafal-lafal dikir ma’tsur yang dinilai lebih Istimewa diantara lafal-lafal dikir yang ada. Dan berikut ini sebagiannya.
سُبْحَانَ الله / Subhanallah / Maha Suci-lah Allah; الحَمْدُ لِله / Al-hamdu lillah / Segala puji bagi Allah; لاَ إلهَ إلأَّ الله / Laa ilaaha illallah / Tiada ilahi yang berhak diibadahi kecuali Allah; الله أَكْبَرُ / Allahu Akbar / Allah Maha Besar.
Empat serangkai lafal dikir ma’tsur tersingkat namun sekaligus teristimewa, inilah yang harus selalu mengisi hati sekaligus membasahi ekspresi setiap muslim dan muslimah, dalam keseharian masing-masing. Baik untuk dibaca sendiri-sendiri secara terpisah, maupun dengan cara digabung.
Dari Abu Dzar ra. bahwa, beberapa orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya kepada Beliau,
“Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah menguasai dan mendominasi seluruh pahala. Mereka shalat ibarat kami (yang miskin) juga shalat dan puasa ibarat kami puasa. Namun (selain itu) mereka bisa berzakat dengan kelebihan harta mereka (sementara kami tidak bisa)” Maka Beliau pun bersabda: “Bukankah Allah telah mengakibatkan banyak sekali macam cara bagi kalian semoga juga bisa berzakat (seperti mereka)? Setiap lafal tasbih yaitu sedekah, setiap lafal takbir yaitu sedekah, setiap lafal tahmid yaitu sedekah, setiap lafal tahlil yaitu sedekah…” (HR. Muslim).
Dan dari Abu Hurairah berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
‘Sesungguhnya membaca dzikir: Subhaanallah, al-hamdu lillah, laa ilaaha illallah, dan Allahu akbar, yaitu lebih saya sukai daripada segala sesuatu yang terkena oleh sinar matahari (maksudnya bumi dan seluruh isinya)”. (HR. Muslim).
سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ
“Subhaanallahi wa bihamdih”(Maha Suci Allah, dan Maha Terpuji-lah Dia).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa,
barangsiapa membaca dzikir ini dalam sehari 100 x, maka akan terhapuslah dosa-dosanya, meskipun sebanyak buih lautan (HR. Muttafaq ’alaih).
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Subhaanallahil-‘adziim” (Maha Suci-lah Allah Yang Maha Agung).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa,
ada dua lafal dzikir yang ringan di lisan, namun berat dalam timbangan (di Akhirat), dan sangat dicintai oleh Allah Dzat Pemberi rahmat, yaitu: Subhaanallahil-’Adziim, dan Subhaanallahi wa bihamdih.(HR. Muttafaq ’alaih).
لّا إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ، سُبْحَانَكَ، إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Laa ilaaha illaa Anta, subhaanaka, innii kuntu minadz-dzaalimiin” (Tiada ilahi yang berhak diibadahi kecuali Engkau. Maha Suci-lah Engkau. (Aku mengakui) gotong royong saya termasuk golongan orang-orang suka berlaku dzalim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Doa Dzun-Nun (Nabi Yunus as.) yang dibaca ketika berada di dalam perut ikan ialah: “Laa ilaaha illaa Anta, subhanaka, inni kuntu minadz-dzalimiin” (Lihat: QS. Al-Anbiyaa’: 87-88; dan lihat pula: QS. Ash-Shaaffaat: 139 – 148). Sesungguhnya tidak seorang muslimpun berdoa dengan wasilah lafal dzikir tersebut dalam hal apapun, kecuali Allah akan mengabulkannya” (HR. At-Tirmdzi dan lainnya dari sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash ra, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
“Subhaanallahi wa bihamdihi, ‘adada khalqihi, wa ridhaa nafsihi, wa zinata ‘arsyihi, wa midaada kalimaatih” (Maha Suci Allah, dan Maha Terpuji-lah Dia, sejumlah makhluk ciptaan-Nya, setingkat ridha Diri-Nya, seberat ‘Arsy-Nya, dan sebanyak tinta Kalimat-kalimat-Nya”.
Dari Ummul Mukminin Juwairiyah ra. bahwa,
sekali waktu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah pergi meninggalkan dia selepas shalat subuh, sementara dia dalam posisi duduk di kawasan shalat dia sambil terus berdzikir. Lalu ketika kembali pada waktu dhuha (menjelang dzuhur), ternyata Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam masih mendapati dia tetap duduk berdzikir ibarat semula. Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pun bertanya: ”Apakah kau tetap duduk begini sambil berdzikir ibarat ketika saya tinggalkan ba’da subuh tadi?”. Ummul Mukminin menjawab: Benar! Lalu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melanjutkan sabda Beliau: ”Sesungguhnya, sehabis meninggalkanmu tadi, Aku telah mengucapkan empat lafal dzikir, sebanyak 3 x, yang bisa mengungguli seluruh dzikir yang kau baca semenjak subuh hari ini, yakni: Subhaanallahi wa bihamdihi, ‘adada khalqihi, wa ridhaa nafsihi, wa zinata ‘arsyihi, wa midaada kalimaatih” (HR. Muslim).
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Laa ilaaha ilIallaahu wahdahu, laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir’ (Tiada ilahi yang berhak diibadahi selain Allah, satu-satu-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya, Dia-lah Yang Memiliki seluruh kekuasaan dan segala puji hanya milik-Nya. Dan Dia Maha Kuasa atas segaIa sesuatu).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa melafalkan dzikir Laa ilaaha ilIallaahu wahdahu, laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir, dalam sehari seratus kali, maka ia akan memperoleh pahala yang sama ibarat orang yang memerdekakan sepuluh orang budak, dicatatkan untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, dan dzikir tersebut akan menjadi pelindung dirinya dari godaan/gangguan syetan hingga sore hari. Sementara itu tidak ada yang bisa mengungguli pahalanya, kecuali orang yang membaca lebih banyak dari itu. Adapun barangsiapa membaca dzikir Subhaanallaahi wa bihamdihi seratus kali dalam sehari, maka dosa-dosanya akan dihapuskan, meskipun sebanyak buih lautan.” (HR. Muttafaq ‘alaih).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa terbangun di tengah malam kemudian membaca dzikir ini: Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa Huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Alhamdu lillah, wa subhanallah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billah (Tiada ilahi yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah. Tiada ilahi yang benar kecuali Allah. Allah Maha Besar. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pemberian Allah). Kemudian ia membaca istighfar: Allahummaghfirli (ya Allah ampunkanlah daku), atau berdoa dengan doa apapun. (Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut kemudian berdoa), maka doanya akan dikabulkan. Sedangkan yang lebih semangat lagi, kemudian berwudhu (dan shalat), maka shalatnya diterima” (QS. Al-Bukhari).
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Hasbunallahu wa ni’mal wakiil” (Cukuplah Allah saja bagi kami, dan Dia-lah sebaik-baik penolong).
Kata sahabat Ibnu ‘Abbas ra bahwa,
dzikir tawakkal inilah yang dibaca oleh Khalilullah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika dilemparkan ke dalam api raja Namrud. Begitu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat Beliau membacanya ketika dikepung oleh musuh dari banyak sekali penjuru (lihat QS. Ali ‘Imraan: 173, dan HR. Al-Bukhari).
حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ، وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Hasbiyallahu laa ilaaha illaa Huwa, ‘alaihi tawakkaltu, wa Huwa Rabbul’arsyil kariim” (Cukuplah bagiku Allah saja, tiada ilahi yang berhak diibadahi selain Dia, saya bertawakkal kepada-Nya, dan Dia yaitu Tuhan Pemilik al-‘arasy yang agung).
Dalam hadits bahwa, siapa membaca lafal dzikir tawakkal yang bersumber dari Al-Qur’an ini (QS. At-Taubah: 129), sebanyak 7x pada pagi dan petang hari, maka Allah akan mencukupkan dan melepaskannya dari hal-hal yang menggundahkannya” (HR. Abu Dawud dan lainnya serta dishahihkan oleh Al-Albani).
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Laa haula wa laa quwwata illaa billah” (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa,
lafal dzikir istimewa yang juga bermakna dan beresensi tawakkal ini, merupakan salah satu perbendaharaan dan pintu Surga (HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu Musa Al-Asy’ari ra.).
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم
“Bismillahil-ladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil-ardhi walaa fis-samaa-i, wa Huwas-Samii’ul ‘Aliim” (Dengan Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak akan ada sesuatupun di bumi dan di langit, yang bisa memberi madharat. Dan Dia-lah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).
Di dalam hadits bahwa,
barangsiapa membaca lafal dzikir ini 3 x setiap pagi dan petang hari, maka tidak akan ada sesuatupun yang memadharatkannya (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, An-Nasaa-i dalam ‘Amal-al-yaum wal-lailah, dan lain-lain).
: Beberapa Bacaan Shalawat Nabi yang Dapat Diamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari
Nah, itulah zikir penenang hati yang kami dapatkan dari suatu sumber. Amalkan dikir di atas ya dalam kehidupan sehari-hari Anda. Semoga bermanfaat dan membantu.
Related Posts