Modus Gres Penjualan Anak Dibawah Umur! Dijanjikan Bekerja Di Bali Dengan Honor Rp 5 Juta


Ilustrasi prostitusi anak (istimewa)

Astagfirullah...

Modus semacam ini sedang marak, hati-hati bagi setiap orang tua. Jangan gampang percaya iming-iming pekerjaan lezat dan honor besar buat anak gadis Anda.

Terbaru 5 orang anak 'Dijual' ke lelaki hidung belang dengan tarifnya Rp 250 Ribu per Jam...

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali berhasil mengamankan 5 anak di anak-anak korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan dua orang sebagai tersangka TPPO, Jumat (4/1/2018) kemarin.

Melalui Subdit 4 Ditreskrimum Polda Bali, dua tersangka tangkap tangan TPPO masing-masing seorang perempuan berinisial NKS (49) dan NWK (51). Keduanya ditangkap di Jalan Sekar Waru 3B Sanur, Denpasar Selatan.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Bali, Komisaris Besar Pol Hengky Widjaja membenarkan bencana tersebut. Ia menyebutkan, Subdit 4 Ditreskrimum Polda Bali telah menangkap dua orang terduga pelaku tindak pidana perdagangan orang.

Artikel lain wacana penipuan:


Awalnya lima korban diiming-imingi pekerjaan, akomodasi rumah dan honor antara Rp 5 hingga Rp 11 juta per bulan.

"Awalnya mereka direkrut oleh distributor di Bekasi atas suruhan dari pelaku NKS dengan kesepakatan bekerja di Bali sebagai booking order. Selain itu disediakan akomodasi rumah untuk mereka, salon dan honor antara 5 hingga 11 juta per bulan, sehingga korban tergiur bekerja ke Bali," ujar Hengky ibarat dilansir dari tribunnews.com,

Usai tergiur janji, para korban kemudian dibelikan tiket pesawat ke Bali dan di Bali ditampung oleh pelaku NKS.

"Tapi tiba di TKP, para korban malah dijual kepada lelaki hidung belang, dipajang dan dieksploitasi di hall 3B milik tersangka," terang Hengky.

"Mereka dieksploitasi secara seksual dengan tarif Rp 250 hingga 300 ribu per jam dan setiap hari melayani laki-laki antara 1 hingga 8 orang," tutur Hengky Wijaya.

Iming-iming Gaji Tinggi Kaprikornus Jebakan Bagi Korban Perdagangan Manusia

Dikutip dari detik.com, International Organization for Migration (IOM) sudah menangani 6.651 orang korban perdagangan insan (human trafficking) semenjak Maret 2005  lalu.

Modus yang paling sering yaitu dijanjikan pekerjaan dengan honor tinggi.

Counter Trafficking and Labor Migration IOM Nurul Qoiriah menyampaikan mereka yang menjadi korban perdagangan insan yaitu alasannya faktor himpitan ekonomi. Sehingga mencoba mencari kehidupan lebih baik untuk bekerja dengan penghasilan tinggi.

Ia mengatakan, kebanyakan korban perdagangan insan atau human trafficking ini yaitu korban yang dijanjikan pekerjaan. Namun faktanya tak sesuai dengan apa yang dijanjikan sang perantara.

Diiming-imingi Gaji Besar, 2 Gadis Ini Disuruh Pakai Pakaian Terbuka Sambil Jual Miras 4 September 2018 lalu


Tergiur iming-iming honor besar, NT (18), warga Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, justru tertipu dan terpaksa bekerja di daerah yang tak diinginkannya. (seli andina/tribunjabar)

Bukan hanya 5 anak dibawah umur yang terjadi di Bali saja, korban kejahatan semacam ini bergotong-royong sudah kerap terjadi.

 4 September 2018 lalu, 2 gadis asal Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang juga mengalami dongeng yang hampir sama.

Dikutip dari tribunnews.com, korban juga  di iming-imingi  kerja di bali untuk pelayan kafe dengan digaji Rp 1 Juta per minggu.

Sayangnya, impian tak sesuai dengan kenyataan, sesampainya di Bali, 2 sampaumur tersebut ternyata dipekerjakan bukan di kafe biasa.

Gadis di anak-anak juga diperjual belikan hingga ke Tiongkok


ilustrasi-medcom.id

Kabar yang tak kalah mengejutkan juka tiba dari Jawabarat beberapa waktu lalu.

Dijanjikan menikah dengan laki-laki asal Tiongkok dan hidup senang, sebanyak 12 perempuan menjadi korban perdaganan manusia. Tiga orang di antaranya yaitu gadis di bawah umur.

Dikutip dari metrotvnews.com, sindikat perdagangan insan itu diungkap jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat.

Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, menyampaikan telah mengamankan tiga orang perempuan warga Jawa Barat yang akan dibawa ke Tiongkok. Para korban diyakinkan oleh salah seorang broker, berinisial YH, yang berkerja sama dengan warga negara absurd (WNA) asal Tiongkok yaitu TMK.

Agung mengungkap, modus yang dipakai yakni broker mencari perempuan dan gadis di kampung-kampung di Jawa Barat. Kemudian, orang renta korban diberi uang sejumlah Rp10 juta semoga anaknya diizinkan dibawa ke Tiongkok dan pulang setiap tiga bulan sekali.

"Dengan dalih diberikan kerjaan yang layak, sesudah hingga di sana dikawin kontrak yang janjinya hanya tiga bulan. Tapi realisasinya lebih dan dijual lagi ke orang lain, dan tidak dibayar," ucap Agung.

Dari sekian kasus yang terjadi, rata-rata modusnya sama. Yaitu iming-iming uang yang besar.

Oleh alasannya itu, bagi orang renta ataupun adik-adik sampaumur perempuan harus selalu waspada. Jangan gampang tergiur dengan sesuatu yang menggiurkan, apalagi belum terperinci asal-usulnya.

Demikian, semoga informasi ini bermanfaat.
Related Posts