Beda Keyakinan, Makam Di Mojokerto Di Tolak Warga Dan Akan Direlokasi
Nasib Jenazah di Mojokerto yang Ditolak Warga alasannya Beda Keyakinan Hingga Dituntut Relokasi (foto: wowkeren.com)
Polemik makam beda keyakinan!
Seteleh insiden pemotongan nisan salib di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kotagede, Yogyakarta, beberapa waktu lalu menghebohkan publik.
Kini penolakan makam Non Muslim kembali terjadi di Mojokerto, bahkan warga meminta mayat yang gres dikuburkan diminta direlokasi!!
Beda keyakinan, sekarang nampaknya menjadi masalah yang sangat besar di Negri ini.
Nunuk Suwartini meninggal dunia pada Kamis (14/2) alasannya sakit. Namun ketika hendak dimakamkan Pemakaman Islam Desa Ngareskidul, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, ada penolakan dari sebagian warga.
Warga yang menolak berdalih area pemakaman tersebut merupakan Makam Islam, bukan Tempat Pemakaman Umum (TPU). Sehingga warga non muslim menyerupai Nunuk dihentikan dikebumikan di pemakaman tersebut.
Musyawarah di tingkat desa kemudian digelar dengan para tokoh dan perangkat desa, pihak kepolisian, Koramil dan Camat Gedeg.
Hasilnya, mayat Nunuk diizinkan untuk dimakamkan di pemakaman Islam Desa Ngareskidul. Pemakaman gres digelar, Jumat (15/2).
"Hasil musyawarah ketika itu, untuk memakamkan mayat di pemakaman desa dilakukan dengan syarat-syarat yang ditentukan untuk menghormati syariat Islam," kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiyono, Kamis (21/2).
Namun masalah tak berhenti hingga disitu!
Warga dan tokoh masyarakat Desa Ngares Kidul, Kecamatan Gedeg, Mojokerto. (foto: melekpolitik.com)
Setelah mayat Nunuk dimakamkan, penolakan kembali muncul dari orang-orang yang melabeli dirinya ulama di Desa Ngareskidul.
Pertemuan pun kembali digelar. Kala itu musyawarah tersebut dimediasi oleh Polres Mojokerto Kota.
Berdasarkan hasil musyawarah tersebut, makam Nunuk bakal dibongkar dan dipindahkan dari makam Islam Desa Ngareskidul. Rencananya, mayat akan dimakamkan di TPU Desa Kedungsari, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.
"Sambil menunggu lokasi dan waktu pemindahan, maka semua pihak semoga menahan diri untuk menghindari gesekan," tambah Sigit.
Keluarga mendapatkan kesepakatan. Namun, keluarga meminta ada janji tertulis terkait relokasi makam tersebut.
Rumah murung kekuarga Nunuk Suwartini di Desa Ngereskidul Kecamatan Gedeg, Mojokerto.(kompas.com)
Hal itu dikatakan Roni Dwi Nugroho (42), anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan almarhum Nunuk dan Suwoto (72). Menurut Roni, tiga kali musyawarah yang dimediasi polisi, Tentara Nasional Indonesia dan pemerintah tingkat Kecamatan, sebatas tercetus kesepakatan.
"Kesepakatan dari musyawarah seharusnya ada hitam di atas putih. Kami sekeluarga nrimo makam ibu kami dipindahkan bila ada janji hitam di atas putih," kata Roni kepada wartawan di rumah duka, Dusun/Desa Ngareskidul, menyerupai dilansir dari detik.com, Kamis (21/2)
: Jangan Dulu Menghujat, Ini Kronologi Lengkap di Balik Pemotongan Nisan Salib di Yogyakarta
Roni menyayangkan ulah segelintir orang di Desa Ngareskidul yang disinyalir memprovokasi relokasi makam ibunya.
Pasalnya, pemakaman mayat ibunya di Makam Islam Desa Ngareskidul sudah disepakati dalam musyawarah. Bahkan program pemakaman, Jumat (15/2) sekitar pukul 14.00 WIB dihadiri puluhan tetangganya yang merupakan warga muslim.
"Selama ini kami sekeluarga baik dengan tetangga. Tidak pernah ada konflik. Saya juga lega ketika ibu saya sanggup dimakamkan di kampung ini," ujar Roni.
Roni berharap Pemerintah Desa Ngareskidul menyediakan kawasan untuk memakamkan mayat warga non muslim. Sehingga problem serupa tak akan terulang ketika ada warga non muslim yang meninggal.
"Kami berharap disediakan makam untuk warga non muslim di Desa Ngareskidul secepatnya," tandasnya.
Nah bagaimana berdasarkan Anda?
Related Posts