Lempeng Bumi Bergerak, Inilah 5 Fakta Gempa Donggala Sampai Menjadikan Tsunami


Video yang beredar mengatakan air bah Tsunami menerjang, merusak Masjid Baiturrahman, Palu. (bbc.com)

Duka kembali menyelimuti saudara-saudara kita...

Gempa sebesar 7,4 magnitudo yang disertai tsunami mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, hingga menjadikan banyak kerusakan dan korban jiwa.

Berikut yakni 6 fakta terjadinya gempa Donggala!

Dua gempa di Sulawesi Tengah dalam selang tiga jam sempat memicu adanya tsunami.

Tsunami sempat terjadi pada pukul 17:32. Namun kemudian sesudah beberapa lama, air kembali surut.

Meski dikabarkan ada korban jiwa, namun belum diketahui jumlah niscaya korban tanggapan insiden pada Jumat (28/09) tersebut.

Berikut ini yakni sejumlah fakta bergeraknya lempeng bumi di Pulau Sulawesi hingga terjadi gempa dan tsunami:

1. Disebabkan Bergeraknya Sesar Palu-Koro

Sesar Palu-Koro yakni patahan kerak bumi yang terbentang dari Teluk Palu hingga ke Lembah Koro.

Ini yakni sesar aktif yang melewati Kota Palu, Toraja, Poso, dan Teluk Bone.

Gempa bermagnitudo 7,4 di Donggala disebabkan oleh pergerakan Sesar Palu-Koro. Pergerakannya yakni sesar mendatar (slike-slip).

Artinya, antara lempeng bumi satu dan lempeng bumi lain bergerak sejajar.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal tanggapan kegiatan Sesar Palu-Koro," demikian pernyataan Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam keterangannya, Jumat (28/9/2018).

2. Terpicu Gempa Sebelumnya

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan gempa di Kabupaten Donggala yang bermagnitudo 7,4 pada pukul 17.02 WIB bukanlah gempa susulan dari gempa sebelumnya, yakni yang terjadi pukul 14.00 WIB dengan Magnitudo 6.

Keduanya punya sentra gempa yang berbeda. Namun, gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo itu dapat jadi dipicu oleh gempa 6 Magnitudo sebelumnya.

"Tapi gempa bermagnitudo 6 itu dapat memicu terjadinya gempa 7,4 Magnitudo lantaran sentra gempanya berdekatan, tapi masih perlu kami kaji lagi," kata Dwikorita dalam jumpa pers di kantor BMKG Yogyakarta, Jumat (28/9/2018).

3. Mengakibatkan Tsunami di Palu

Pascagempa bermagnitudo 7,4 di Donggala, tsunami terjadi dan menerjang Kota Palu, ibu kota Sulawesi Tengah. Ketinggian air sekitar 3 meter.

"Tinggi tsunami sekitar 3 meter," kata Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Twiter-nya, Jumat (28/9/2018), menyerupai kikutip dari detik.com.

Tsunami diperkirakan terjadi mulai pukul 17.22 WIB dan berakhir pukul 17.36 WIB. Rumah-rumah di Palu hancur diterjang tsunami itu. Dampak tsunami belum dapat didata.

4. Mengakibatkan Tsunami di Donggala

Tsunami tanggapan gempa tak hanya terjadi di Palu. Tsunami juga menerjang Donggala, Sulawesi Tengah.

"Tsunami telah menerjang Pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala," masih kata Sutopo Purwo Nugroho.

: Perlu Diketahui! Inilah Tanda Alam yang Memberitahu Bahwa Akan Terjadi Gempa Bumi

5. Terasa hingga Pulau Kalimantan 

Berdasarkan klarifikasi BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di banyak sekali kawasan berikut ini;

  • Palu dan Mapaga pada III SIG (Skala Intensitas Gempa) BMKG.
  • Donggala III SIG BMKG.
  • Gorontalo dan Poso II SIG BMKG.
  • Majene dan Soroako II SIG BMKG.
  • Kendari, Kolaka, Konawe Utara, Bone, dan Sengkang II SIG BMKG.
  • Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara II SIG BMKG.
  • Makassar, Gowa, dan Toraja I SIG BMKG. 

Skala Intensitas Gempa (SIG) BMKG merentang dari I hingga V. Skala I paling lemah dan V paling berat mengakibatkan kerusakan.


Dibalik semua petaka niscaya ada hikmah.

Perlu kita sadari, Allah swt. membuat peristiwa, atau insiden sesuatu yang sia-sia. Manusia dianjurkan untuk merenung dan mengambil pelajaran dari banyak sekali macam insiden yang terjadi.

Kita doakan saudara-saudara kita yang tertimpa petaka selalu diberi santunan dan ketabahan. Dan bagi kita sendiri, jangan pernah lupa untuk introspeksi diri!