Masyaallah, Ilmuan Ini Ungkap Diam-Diam Besar Ubun-Ubun (Berdusta Lagi Durhaka) Dalam Al-Qur'an


Ubun-ubun (foto: Media2give)

Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya, kenapa dalam Al-Quran ubun-ubun dikatakan  berdusta lagi durhaka?

Padahal kita tahu yang sering berdusta dan durhaka yakni verbal dan perbuatan manusia.

Maha suci Allah dengan segala kebesaranNya, ternyata ini diam-diam besar ubun-ubun yang telah diungkap oleh ilmuan modern!

Tidak ada satupun organ badan insan luput dari perincian Allah swt. Bukti konkret akan kebesran Sang Pencipta.

Begitu juga dengan ubun-ubun, dalam Al-Qur'an terang diterangkan;

Ketahuilah, sungguh kalau ia tidak berhenti (berbuat demikian) pasti Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang berdusta lagi durhaka.” (Al-‘Alaq: 15-16).

Sangat terang pada surat Al-‘Alaq: 15-16, Allah swt  mengistilahkannya dengan kata nashiyah dan  menyifati kata nashiyah dengan kata kadzibah khathi’ah (berdusta lagi durhaka).

Namun, bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta sedangkan ia tidak berbicara?

Dan bagaimana mungkin ia disebut durhaka sedangkan ia tidak berbuat salah?

Sebuah penelitian yang dilakukan para Ilmuan ini pasti menciptakan Anda tercengang.

Prof. Muhammad Yusuf Sakr memaparkan bahwa kiprah bab otak yang ada di ubun-ubun insan yakni mengarahkan sikap seseorang.

Kalau orang mau berbohong, maka keputusan diambil di frontal lobe yang bertepatan dengan dahi dan ubun-ubunnya. Begitu juga, kalau ia mau berbuat salah, maka keputusan juga terjadi di ubun-ubun.” ungkap Prof. Muhammad Yusuf.

Kemudian ia memaparkan problem ini berdasarkan beberapa pakar ahli. Di antaranya yakni Prof. Keith L More yang menegaskan bahwa ubun-ubun merupakan penanggungjawab atas pertimbangan-pertimbangan tertinggi dan pengarah sikap manusia.

Sementara organ badan hanyalah prajurit yang melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil di ubun-ubun.

Dengan mempelajari susunan organ bab atas dahi, maka ditemukan bahwa ia terdiri dari salah satu tulang tengkorak yang disebut frontal bone.

Tugas tulang ini yakni melindungi salah satu cuping otak yang disebut frontal lobe. Di dalamnya terdapat sejumlah pusat neorotis yang berbeda dari segi kawasan dan fungsinya.

Lapisan depan merupakan bab terbesar dari frontal lobe, dan tugasnya terkait dengan pembentukan kepribadian individu.

Ia dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berpikir, dan memori. Ia memainkan kiprah yang terstruktur bagi kedalaman sensasi individu, dan ia mempunyai imbas dalam memilih inisiasi dan kognisi.

Lapisan ini berada sempurna di belakang dahi. Maksudnya, ia bersembunyi di dalam ubun-ubun.

Dengan demikian, lapisan depan itulah yang mengarahkan sebagian tindakan insan yang menunjukkan kepribadiannya ibarat kejujuran dan kebohongan, kebenaran dan kesalahan, dan seterusnya.

Bagian inilah yang membedakan di antara sifat-sifat tersebut, dan juga memotivasi seseorang untuk bernisiatif melaksanakan kebaikan atau kejahatan.

Bahkan,  undang-undang di sebagian negara bab Amerika menetapkan hukuman gembong penjahat yang merepotkan kepolisian dengan mengangkat bab depan dari otak (ubun-ubun) alasannya yakni merupakan pusat kendali dan instruksi, semoga penjahat tersebut menjadi ibarat anak kecil penurut yang mendapatkan perintah dari siapa saja, ibarat dilansir dari islampos.com.


Ketika Prof. Keith L Moore membicarakan penelitian seputar mukjizat ilmiah dalam ubun-ubun pada semintar internasional di Kairo.

Ia tidak hanya berbicara wacana fungsi frontal lobe dalam otak (ubun-ubun) manusia.

Bahkan, pembicaraan merembet kepada fungsi ubun-ubun pada otak binatang dengan banyak sekali jenis.

Ia menunjukkan beberapa gambar frontal lobe sejumlah binatang seraya menyatakan, “Penelitian komparatif terhadap anatomi insan dan binatang menunjukkan kesamaan fungsi ubun-ubun.

Ternyata, ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengarauh pada manusia, sekaligus pada binatang yang mempunyai otak.

Seketika itu, pernyataan Prof. Keith mengingatkan saya wacana firman Allah, “Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Hud: 56)

Beberapa hadits Nabi SAW yang bericara wacana ubun-ubun, ibarat doa Nabi SAW, “Ya Allah, bersama-sama saya yakni hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu…”

Juga ibarat doa Nabi SAW, “Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya…

Juga ibarat sabda Nabi SAW, “Kuda itu diikatkan kebaikan pada ubun-ubunnya sampai hari Kiamat.

:

Sisi-Sisi Mukjizat Ilmiah

Prof. Keith L Moore mengajukan argumen atas mukjizat ilmiah ini dengan mengatakan,

Informasi-informasi yang kita ketahui wacana fungsi otak itu sebelum pernah disebutkan sepanjang sejarah, dan kita tidak menemukannya sama sekali dalam buku-buku kedokteran.

Seandainya kita mengumpulkan semua buku pengobatan di masa Nabi SAW dan beberapa era sesudahnya, maka kita tidak menemukan keterangan apapun wacana fungsi frontal lobe atau ubun-ubun.

Pembicaraan tentangnya tidak ada kecuali dalam kitab ini (al-Qur’an al-Karim). Hal itu menunjukkan bahwa ini yakni ilmu Allah yang pengetahuan-Nya mencakup segala sesuatu, dan menunjukan bahwa Muhammad yakni Utusan Allah.

MasyaAllah...

Pengetahuan wacana fungsi frontal lobe dimulai pada tahun 1842, yaitu dikala salah seorang pekerja di Amerika tertusuk ubun-ubunnya stik, kemudian hal tersebut memengaruhi perilakunya, tetapi tidak membahayakan fungsi badan yang lain.

Dari sini para dokter mulai mengetahui fungsi frontal lobe dan hubungannya dengan sikap seseorang. wallahu a’lam.