7 Petuah Syekh Jalaludin Rumi, Sang Legendaris Ilmu Yang Populer Ahli Akan Syairnya

Image from dictio.com

Seakan terhipnotis akan cantik karangan syairnya.

Bagi kalangan pecinta syair, pecinta sastra dan kalangan sejarawan islam. Nama sang legendaris ini mungkin tak absurd lagi. Tak jarangpun membaca syairnya saja menciptakan orang sampai menangis.

Siapakah beliau?

Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi yaitu seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi.

Seperti yang dikutip dari rumisufi.blogspot.com, ayahnya masih keturunan Abu Bakar, berjulukan Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekia yang saleh, mistikus yang berpandangan ke depan, seorang guru yang populer di Balkh.

Saat Rumi berusia 3 tahun lantaran adanya bentrok di kerajaan maka keluarganya meninggalkan Balkh menuju Khorasan. Dari sana Rumi dibawa pindah ke Nishapur, kawasan kelahiran penyair dan alhi matematika Omar Khayyam.

Keistimewaan Syekh Abdul Qodir Jaelani, Hingga Membuat Raja Iblis Takut dan Tunduk

Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan. Kumpulan puisi Rumi yang populer berjulukan al-Matsnawi al-Maknawi konon yaitu sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya.

Isinya juga mengkritik langkah dan instruksi filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio. Diakui, bahwa puisi Rumi mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi memberikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik.

Dalam puisinya Rumi juga memberikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai. Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain yaitu seringnya ia memulai puisinya dengan memakai kisah-kisah.

Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini dipakai sebagai alat pernyataan pikiran dan ide. Banyak dijumpai banyak sekali dongeng dalam satu puisi Rumi yang sepertinya berlainan namun nyatanya mempunyai kesejajaran makna simbolik.

Beberapa tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma'rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut populer sebagai eksklusif yang diliputi oleh cinta Ilahi.

Tak ada makhluk hidup didunia ini yang kekal, dan semuanya niscaya akan kembali kepada-Nya. Pada tanggal 5 Jumadil Akhir 672 H atau 17 Desember 1273 dalam usia 68 tahun Rumi dipanggil ke Rahmatullah.

Tatkala jenazahnya hendak diberangkatkan, penduduk setempat berdesak-desakan ingin mengantarkan kepulangannya. Malam wafatnya dia dikenal sebagai Sebul Arus (Malam Penyatuan). Sampai kini para pengikut Thariqat Maulawiyah masih memperingati tanggal itu sebagai hari wafatnya beliau.

Mukjizat Nabi Isa, Hidupkan Orang Mati, Sembuhkan Segala Penyakit, Hingga Turunkan Makanan dari Langit

7 Nasihat Maulana Jalaludin Rumi Agar Hidup Menjadi Lebih Baik

Jalaluddin Rumi yaitu seorang Sufi asal Turki yang mempunyai banyak karya perihal kehidupan dan cinta. Karyanya perihal syair-syair dan puisi yang menyentuh menyebabkan Ia sebagai Sufi yang sangat terkenal. Dalam karya-karyanya Jalaluddin selalu memperlihatkan nasehat perihal kehidupan kepada siapa saja yang ingin mencicipi hidup lebih baik.

1. Dalam Hal Kedermawanan dan Menolong Orang, Jadilah Seperti Sungai



Dalam hal kedermawanaan dan membantu orang lain jadilah menyerupai sungai yang terus mengalir tiada henti tanpa mengharap kembali. Bukankah satu kebaikan yang kita tanamkan akan menjadi sebuah pohon kebaikan.

Dari sebuah pohon kebaikan tersebut akan muncul buah kebaikan yang tak terhitung jumlahnya. Artinya bahwa satu kebaikan yang kita lakukan, Tuhan akan balas dengan kebaikan yang berlipat ganda apalagi bila kebaikan yang terus menerus dilakukan.

2. Dalam Kasih Sayang dan Berkah Jadilah Seperti Matahari



Sebuah syair dari karya jalaluddin rumi yang populer adalah:

Maknanya yaitu bahwa hidup ini hanya persinggahan jangan tinggalkan kebencian tetapi tanamkan cinta sebanyak-banyaknya untuk orang-orang disekitar kita. Berikan kehangatan kepada siapa saja tanpa diskriminasi. Bukankah setiap insan tidak suka akan kebencian.

3. Dalam Menutupi Aib Orang, Jadilah Seperti Malam


Malam yang gelap menciptakan insan tak bisa melihat apapun, ini menjadi perumpamaan bahwa sebagai insan harus menutupi malu saudaranya.

Seseorang yang diamanatkan untuk menyimpan sebuah diam-diam harus bisa menjadi menyerupai malam yang menutup rapat tanpa pernah membocorkannya.

4. Dalam Keadaan Marah dan Murka Jadilah Seperti Orang Mati


Ketahuilah, bekerjsama murka itu menyerupai bara api dalam hati insan yang bisa saja membinasakan diri sendiri. Hal ini sanggup terlihat dari merahnya kedua mata dan tegangnya urat darah di leher orang yang sedang dikuasai kemarahan.

Mengendalikan kemarahan bukanlah sebuah perkara yang gampang oleh alasannya itu cara yang paling ampuh yaitu diam. Karena keputusan apapun yang diambil dalam murka bisa saja yaitu keputusan yang salah.

Keistimewaan Ali bin Abi Thalib, Dijamin Masuk Surga dan Disebut Sebagai Gerbangnya Ilmu

5. Dalam Hal Kesederhanaan dan Kerendahhatian jadilah Seperti Bumi


Bumi selalu menempatkan dirinya dibawah meskipun terkadang ia lebih baik dari langit. Sebagai insan biasa yang penuh kekurangan maka tidak ada hal yang sanggup kita sombongan termasuk ilmu yang kita miliki.

Bukankah ada 3 tingkatan orang berakal yaitu: Pertama, orang berakal yang dengan ilmunya menyebabkan orang itu merasa pintar. Kedua, orang berakal yang dengan ilmunya menyebabkan seseorang itu disukai Allah dan dicintai orang (tawadu).

Terakhir orang berakal yang dengan ilmunya menyebabkan dirinya semakin tidak tahu apa-apa”. Artinya bahwa kerendahan hati seseorang sanggup dicapai salah satunya dengan ilmu. Jadilah insan yang penuh kerendahan hati kareana dewa tidak menyukai sifat sombong.

6. Dalam Hal Toleransi Jadilah Seperti Laut


Hidup dengan keberagam menuntut seseorang harus bisa saling menghargai satu sama lain. Jadilah menyerupai bahari yang mempunyai sifat lapang dan siap menampung setiap pandangan-pandangan berebeda.

Jangan jadikan perbedaan menjadi alat pemecah belah tetapi jadikan perbedaan ini sebagai sebuah alat pemersatu caranya yaitu dengan toleransi. Jadikanlah perbedaan yang ada sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan, tetapi menetapkan dalam diri mana yang menjadi pilihan kita dan menghormati setiap keputusan orang lain.

7. Tampilah Seperti diri sejatimu, atau Jadilah Seperti Tampilanmu


Hiduplah dengan penuh kejujuran dengan menampilkan jati diri dengan apa adanya. Pada dasarnya kejujuran merupakan kunci bagi seseorang bila ingin dipercaya. Setiap rejeki yang dihasilkan dari kejujuran pastilah akan menjadi energi positif yang menghadirkan kebahagian dan kedamaian dalam jiwa. Karena hidup jujur itu menyehatkan, pikiran dan emosi akan selalu berada dalam zona yang positif.

Demikian ulasan singkat mengenai Syekh Jalaludin Rumi, agar kita selalu mendapat barokah ilmu dari beliau. Wallahu a'lam.
Related Posts