Hati-Hati, Logika Setan Membengkokkan Niat Insan Saat Berinfaq


Gangguan syetan ketika berinfaaq (sumber via islamidia.com)

Jangan hingga tertipu dengan budi setan..

Allah sudah memberitahukan segala sesuatu yang baik untuk manusia. Namun syetan dengan kelicikannya akan terus berusaha menghasut ke arah kejelekan.

Untuk itu kita harus tahu dan mengantisipasi kelicikan syetan menyerupai ini...

Syetan merupakan musuh yang kasatmata bagi manusia, dan permusuhan tersebut tidak akan pernah berhenti hingga hari Kiamat. Dengan segala cara syetan menarik hati anak cucu Adam biar mau mengikuti bisikannya. Syetan menyuruh insan biar tidak menaati apa yang diperintahkan Allah subhanahu wata’aladan melaksanakan apa yang Dia dilarang. Dia selalu menyuruh kemungkaran dan keburukan serta menghalangi insan dari jalan kebaikan.

Di antara misalnya ialah dalam hal infak di jalan Allah. Allah subhanahu wata’ala telah memerintahkan kita untuk menginfakkan segala sesuatu yang baik dan berharga supaya menawarkan mafaat bagi pihak lain. Tetapi dengan kelicikannya, syetan menarik hati kita biar menginfakkan sesuatu yang buruk, yang tidak berharga yang kita sendiri sudah enggan terhadapnya.

Syetan menakut-nakuti insan bahwa kalau mereka menginfakkan sesuatu yang masih berkhasiat dan berharga, maka akan menyebabkan mereka gulung tikar dan berkurang kekayaannya. Dan kalau yang diberikan ialah sesuatu yang sudah tidak berguna, maka kekayaannya akan tetap utuh, sehingga terhindar dari kemelaratan. Inilah sebuah budi syetan yang kelihatannya masuk akal.

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kau dengan kemiskinan dan menyuruh kau berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surat Al-Baqarah: 268)

Allah menawarkan nasihat kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang sanggup mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang berakal. (Surat Al-Baqarah: 269)


Apa saja yang kau nafkahkan atau apa saja yang kau nazarkan, maka sebenarnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolong pun baginya. (QS. Al-Baqarah: 270).

Tipu daya, rayuan setan tak bisa dihindari, akan tetapi insan hanya bisa menebalkan benteng keimanan untuk melawan senjata janjkematian syetan

Menurut Imam Ibnul Qayyim, jihad melawan setan, ada dua tingkatan. Pertama, menolak syubhat dan keraguan yang dilemparkan setan kepada hamba. Kedua, menolak syahwat dan kehendak-kehendak rusak yang dilemparkan setan kepada hamba. 

Jihad yang pertama akan diakhiri dengan keyakinan, sedangkan jihad yang kedua akan diakhiri dengan kesabaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا يُوقِنُونَ

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan ialah mereka meyakini ayat-ayat Kami”.[As Sajdah : 24].

Allah memberitakan, bahwa kepemimpinan agama hanyalah diraih dengan kesabaran (dan keyakinaan). Yakni kesabaran menolak syahwat dan kehendak-kehendak yang rusak, dan keyakinan menolak keraguan dan syubhat. (Zadul Ma’ad).

Oleh lantaran itu, senjata untuk melawan senjata setan ialah ilmu dan kesabaran. Ilmu yang bersumber dari kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Kemudian mengamalkan ilmu tersebut, sehingga jiwa menjadi higienis dan suci, dan menumbuhkan kesabaran.

Adapun menghadapi setan, secara rinci, di antaranya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Beriman Dan Bertauhid Kepada Allah Dengan Sebenar-benarnya.

Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah Pencipta alam. Oleh lantaran itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah, maka tidak ada seorangpun yang bisa mencelakakannya. Sehingga senjata pertama dan terutama bagi seorang mukmin untuk menghadapi setan, ialah dengan beriman secara benar kepada Allah, beribadah dengan tulus kepadaNya, bertawakkal hanya kepadaNya, dan berinfak shalih berdasarkan aturanNya, lewat Sunnah RasulNya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitakan, setan tidak mempunyai kekuasaan terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan mentauhidkanNya. Allah berfirman :

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ

“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”.[An Nahl : 99, 100].

Ibnul Qayyim menjelaskan, ketika Iblis mengetahui bahwa dia tidak mempunyai jalan (untuk menguasai) orang-orang yang ikhlas, maka dia mengecualikan mereka dari sumpahnya yang bersyarat untuk menyesatkan dan membinasakan (manusia). Disebutkan dalam Al Qur`an, Iblis mengatakan.

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Demi kekuasaanMu, saya akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlas di antara mereka”. [Shad : 82, 83]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلاَّ مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ

“Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu (Iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat” [Al Hijr : 42]

Maka tulus ialah jalan kebebasan, Islam ialah kendaraan keselamatan, dan iman ialah epilog keamanan.

:

2. Berpegang Teguh Kepada Al Kitab Dan As Sunnah Sesuai Dengan Pemahaman Salafush Shalih.

Seperti yang dilansir oleh inspirasidata.com, ketika Allah menurunkan insan di muka bumi, sebenarnya Dia menyertakan petunjuk untuk mereka. Sehingga insan hidup di dunia ini tidak dibiarkan begitu saja tanpa bimbingan, atau tanpa perintah dan tanpa larangan. Bahkan Allah menurunkan kitab suci dan mengutus para rasul yang membawa peringatan, klarifikasi dan bukti-bukti. Barangsiapa berpaling dari peringatan Allah, maka dia akan menjadi mangsa setan dan dijerumuskan ke dalam kecelakaan abadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (Al Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya” [Az Zukhruf : 36].

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa jalan Allah, jalan kebenaran, hanya satu. Menyimpang darinya, berarti mengikuti jalan-jalan setan.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ فَقَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَسْوَدِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ ( وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ )

“Dari Jabir, dia berkata,”Kami duduk di bersahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia membuat sebuah garis di depan beliau, kemudian dia mengatakan: ‘Ini jalan Allah Azza wa Jalla. (Kemudian) dia Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat dua buah garis di kanannya, dan dua garis di kirinya. Beliau bersabda: ‘Ini jalan-jalan setan’. Kemudian dia meletakkan tangannya pada garis yang hitam (tengah, Pen), kemudian membaca ayat ini.”  (Dan bahwa (yang kami perintahkan ini ialah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia ; dan janganlah kau mengikuti jalan-jalan kau mengikuti jalan-jalan (yang lain),karena jalan-jalan itu tabrak domba kau dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu biar kami bertakwa” [Al An’aam : 153]

Menjadi jelaslah, bahwa jalan keselamatan biar terhindar dari tipu muslihat setan hanyalah dengan mengikuti jalan Allah, mengikuti Al Kitab dan As Sunnah sebagaimana pemahaman Salafush Shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa menentang Rasul sehabis terang kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (yaitu jalan para sahabat), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk daerah kembali”. [An Nisa` : 115].

3. Berlindung Kepada Allah Dari Gangguan Setan.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Makna ‘aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilaknat’, yaitu saya meminta sumbangan kepada Allah dari setan yang dilaknat dari gangguannya atas agamaku, atau pada duniaku, atau menghalangiku dari melaksanakan apa yang saya diperintahkan dengannya, atau mendorongku melaksanakan apa yang saya tidak boleh dengannya. Karena tidak ada yang mencegah setan dari insan kecuali Allah.

Oleh lantaran itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk mengambil hati dan bersikap lembut kepada setan manusia, dengan melaksanakan kebaikan kepadanya, biar tabi’atnya (yang baik) menolaknya dari gangguan (yang dia lakukan).

Allah memerintahkan biar (manusia) berlindung kepadaNya dari setan, jin, lantaran dia tidak mendapatkan suap. Perbuatan baik tidak akan mempengaruhinya, lantaran dia (setan) mempunyai tabi’at yang jahat. Dan tidak akan mencegahnya darimu, kecuali Yang telah menciptakannya.

Inilah sebaik-baik jalan untuk menyelamatkan diri dari setan dan tentaranya, dengan memohon sumbangan kepada Allah Azza wa Jalla, lantaran Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa.

Memohon sumbangan ini dilakukan secara umum pada setiap waktu, setiap diganggu setan, dan juga dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dituntunkan Allah dan RasulNya. Allah berfirman :

وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ

“Dan katakanlah : “Ya, Rabb-ku. Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan saya berlindung (pula) kepada Engkau, ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku”. [Al Mukminun : 97-98]

Allah juga berfirman,

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ باِللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan kalau kau ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Al A’raf : 200].

Adapun waktu-waktu tertentu yang dituntunkan untuk beristi’adzah, antara lain ialah : ketika diganggu setan, adanya bisikan jahat, gangguan di dalam shalat, ketika marah, mimpi buruk; ketika akan membaca Al Qur1an, hendak masuk masjid, ketika masuk ke daerah buang hajat, ketika mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai, ketika akan berjima’, pada waktu pagi dan petang, isti’adzah untuk belum dewasa dan keluarga, ketika singgah di suatu tempat, ketika akan tidur. Perincian dalil-dalil ini semua terdapat di dalam hadits-hadits yang shahih.

4. Membaca Al Qur`an.

Di antara nasihat Allah menurunkan kitab suci Al Qur`an ialah sebagai obat dan penawar bagi orang yang beriman. Allah berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَيَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلاَّخَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian”. [Al Isra` : 82]

Dalam hal ini, membaca Al Qur`an juga termasuk sebagai terapi mengusir atau menjaga dari gangguan setan. Karena sesungguhnya, dengan alasannya bacaan Al Qur`an ini, setan akan lari menjauh.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, janganlah kau menyebabkan rumah-rumah kau sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya”.[HR Muslim, no. 780]

Kepada Abu Hurairah, setan telah membukakan salah satu rahasianya. Hal ini dibenarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setan mengatakan.

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ ( اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ

“Jika engkau menempati daerah tidurmu, maka bacalah ayat bangku (Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum) hingga engkau menuntaskan ayat tersebut. Maka sebenarnya akan selalu ada padamu seorang penjaga dari Allah, dan setan tidak akan mendekatimu hingga engkau masuk waktu pagi”. [HR Bukhari]

5. Memperbanyak Dzikrullah.

Dzikrullah merupakan benteng yang sangat kokoh untuk melindungi diri dari gangguan setan. Sebagaimana hal ini diketahui dari pemberitaan Allah melalui para rasulNya. Antara lain melalui mulut Nabi Yahya Alaihissallam, sebagaimana hadits di bawah ini.

عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهَا…وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ

Dari Al Harits Al Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, biar dia mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil biar mereka mengamalkannya (di antaranya)… Aku perintahkan kau untuk dzikrullah (mengingat, menyebut Allah). Sesungguhnya perumpamaan itu menyerupai perumpamaan seorang pria yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan sanggup melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah”. [HR Ahmad]

Sehingga, kalau Anda ingin selamat dari tipu muslihat dan gangguan setan, hendaklah selalu membasahi pengecap dengan dzikrullah disertai konsentrasi dengan hati.

6. Menyelisihi Setan Dan Menjauhi Sarana-Sarananya Untuk Menyesatkan manusia.

Setan ialah musuh manusia. Kita wajib menjadikannya sebagai musuh. Karena watak musuh selalu berusaha dengan aneka macam cara untuk mencelakakan musuhnya dan menjauhkannya dari kebaikan-kebaikan. Allah berfirman :

يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَيَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغُرُورُ إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Hai manusia, sebenarnya kesepakatan Allah ialah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan sekali-kali janganlah setan yang pintar menipu memperdayakan kau ihwal Allah. Sesungguhnya setan itu ialah musuh yang kasatmata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), lantaran sebenarnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. [Fathir : 5, 6].

Termasuk dalam hal ini, yaitu menyelisihi perbuatan-perbuatan setan, menyerupai :

– Setan makan dan minum dengan tangan kiri, maka kita menyelisihinya dengan makan dan minum dengan tangan kanan.
– Setan tidak melaksanakan qailulah (istirahat di tengah hari), maka kita menyelisihinya dengan melaksanakan qailulah.
– Kita wajib meninggalkan tabdzir (pemborosan), lantaran orang-orang yang melaksanakan tabdzir ialah saudara-saudara setan.
– Kita wajib melaksanakan sesuatu dengan hening dan hati-hati, lantaran perilaku tergesa-gesa ialah dari setan.
– Hendaklah kita menolak dan menahan sekuatnya ketika menguap, lantaran hal itu dari setan.

Dalil-dalil yang kami sebutkan ini, terdapat di dalam hadits-hadits yang shahih. Demikian juga kita jauhi sarana-sarana yang dipakai setan untuk menyesatkan manusia, menyerupai musik, nyanyian, minuman keras, dan lain-lain.

7. Taubat Dan Istighfar.

Selama masih hidup, insan membutuhkan taubat dan istighfar dari dosa-dosanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selama insan berbuat demikian, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan selalu mengampuninya.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ لِرَبِّهِ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتِ الْأَرْوَاحُ فِيهِمْ فَقَالَ اللَّهُ فَبِعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَبْرَحُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي

“Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Iblis berkata kepada Robbnya,’Demi kemuliaan dan keagunganMu, saya senantiasa akan menyesatkan belum dewasa Adam selama ruh masih ada pada mereka’. Maka Allah berfirman,’Demi kemuliaan dan keagunganMu, Aku senantiasa akan mengampuni mereka selama mereka mohon ampun kepadaKu”. [HR Ahmad].

Inilah sedikit klarifikasi ihwal setan dan tipu dayanya. Semoga bermanfaat dan menjadi bekal untuk membentengi diri kita dari gangguan dan godaan setan yang terkutuk. 

Wallahu A'lam.