Jangan Menertawakan Orang Kentut, Rasulullah Hingga Menyebut Ibarat Ini

Rasulullah melarang menertawakan orang yang kentut (sumber via ciricara.com)

Kentut sudah hal yang masuk akal bagi setiap orang, alasannya ialah semua niscaya mengalaminya.

Namun beda lagi kalau yang menertawakan orang kentut, hingga Rasulullah pun menyebutnya menyerupai ini...

Dari sobat Abdullah bin Zam’ah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan khutbah. Beliau menceritakan perihal kisah unta Nabi Sholeh yang disembelih kaumnya yang membangkang. Beliau menafsirkan firman Allah di surat as-Syams.

Kemudian dia menasihati semoga bersikap lembut dengan wanita, dan dihentikan memukulnya. Kemudian dia menasihati perilaku sobat yang tertawa saat mendengar ada yang kentut.

“Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya.” (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

:

Ternyata menertawakan orang yang kentut merupakan tindakan jahiliyah. Dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, Al-Mubarokfuri mengatakan, bahwa saat zaman Jahiliyah, jikalau dalam suatu majelis ada yang kentut, maka mereka beramai-ramai menertawakannya. Namun lalu Rasulullah melarangnya.

Seperti yang dilansir oleh inspirasidata.com, Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan : Umumnya orang akan menertawakan dan terheran dengan sesuatu yang tidak pernah terjadi pada dirinya. Sementara sesuatu yang juga dialami dirinya, tidak selayaknya dia menertawakannya. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela orang yang menertawakan kentut. Karena kentut juga mereka alami. Dan semacam ini (menertawakan kentut) termasuk adab banyak masyarakat. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/120).

Kemudian Imam Ibnu Utsaimin juga menyebutkan satu kaidah : Ini merupakan instruksi bahwa tidak sepantasnya bagi insan untuk mencela orang lain dengan sesuatu yang kita juga biasa mengalaminya. Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/120)