Masih Percaya Bintang Jatuh Dapat Mengabulkan Do'a? Ini Penjelasannya Berdasarkan Islam


bintang jatuh via pesonadunia.com

Apa bekerjsama bintang jatuh itu?

Ada kabar yang mungkin pernah Anda mendengar, ketika ada bintang jatuh berdoalah alasannya ialah doanya akan dikabulkan. Entah dari mana pernyataan ini.

Padahal bekerjsama menyerupai ini arti bintang jatuh berdasarkan Islam.

Bintang jatuh ialah benda langit yang memasuki atmosfer bumi. Benda langit atau partikel angkasa apapun yang masuk, mulai dari sebesar butir pasir atau bola golf sanggup saja menjadi bintang jatuh. Namun seringkali material tersebut sudah terbakar habis sebelum sanggup menjangkau permukaan bumi.

Apa arti bintang jatuh dalam Islam? Munculnya fenomena alam bintang jatuh, meteor atau komet ialah suatu hal biasa. Tidak ada kaitannya dengan banyak sekali hal, sebagaimana keyakinan jahiliyah di atas.

Bintang jatuh Al Quran telah menyinggung ihwal fenomena alam tersebut. Bahkan, ternyata bintang, meteor dan komet itu mempunyai fungsi di sisi Allah.

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang bersahabat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. (QS. Al-Mulk: 5).

Ketika menafsirkan surat Al-Mulk ayat 5, spesialis tafsir masa tabi’in, Qatadah rahimahullah, mengatakan,

خَلَقَ هَذِهِ النُّجُومَ لِثَلَاثٍ : جَعَلَهَا زِينَةً لِلسَّمَاءِ ، وَرُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ، وَعَلَامَاتٍ يُهْتَدَى بِهَا ؛ فَمَنْ تَأَوَّلَ فِيهَا بِغَيْرِ ذَلِكَ : أَخْطَأَ ، وَأَضَاعَ نَصِيبَهُ ، وَتَكَلَّفَ مَا لَا عِلْمَ لَهُ بِهِ

“Allah membuat bintang untuk tiga hal: Allah jadikan sebagai penghias langit, sebagai pelempar setan, dan sebagai tanda alam untuk petunjuk arah. Maka siapa yang menggali ihwal bintang, selain tiga hal tersebut, dia keliru, menyia-nyiakan jatahnya, dan membebani diri dengan sesuatu yang sama sekali dia tidak mempunyai modal ilmu tentangnya.” (HR. Bukhari dalam shahihnya secara muallaq, 4/107).

Yang ia maksud dengan memahami selain tiga hal tersebut ialah memakai memahami bintang untuk astrologi (bukan astronomi), menyerupai zodiak atau ramalan bintang.

Sementara itu, As-Syaukani menafsirkan firman Allah (yang artinya), ‘Aku jadikan bintang itu sebagai pelempar setan’, ia mengatakan,

الرجم في اللغة هو الرمي بالحجارة

‘Rajam (pelempar) secara bahasa artinya, melempar dengan batu.’ (Fathul Qadir, 3/179).

Demikian pula dalam surat Al-Jinn, Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا * وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا

“Sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang berpengaruh dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu sanggup menduduki beberapa daerah di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi kini barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS. Al-Jin: 8 – 9).

Al-Imam Ibnu Katsir juga menafsirkan ayat di atas dengan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mengungkap secara lebih rinci ihwal fenomena alam tersebut,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَخْبَرَنِي رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْأَنْصَارِ أَنَّهُمْ بَيْنَمَا هُمْ جُلُوسٌ لَيْلَةً مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُمِيَ بِنَجْمٍ فَاسْتَنَارَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ إِذَا رُمِيَ بِمِثْلِ هَذَا قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ كُنَّا نَقُولُ وُلِدَ اللَّيْلَةَ رَجُلٌ عَظِيمٌ وَمَاتَ رَجُلٌ عَظِيمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهَا لَا يُرْمَى بِهَا لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنْ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى اسْمُهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا سَبَّحَ حَمَلَةُ الْعَرْشِ ثُمَّ سَبَّحَ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ التَّسْبِيحُ أَهْلَ هَذِهِ السَّمَاءِ الدُّنْيَا ثُمَّ قَالَ الَّذِينَ يَلُونَ حَمَلَةَ الْعَرْشِ لِحَمَلَةِ الْعَرْشِ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ فَيُخْبِرُونَهُمْ مَاذَا قَالَ قَالَ فَيَسْتَخْبِرُ بَعْضُ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ بَعْضًا حَتَّى يَبْلُغَ الْخَبَرُ هَذِهِ السَّمَاءَ الدُّنْيَا فَتَخْطَفُ الْجِنُّ السَّمْعَ فَيَقْذِفُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ وَيُرْمَوْنَ بِهِ فَمَا جَاءُوا بِهِ عَلَى وَجْهِهِ فَهُوَ حَقٌّ وَلَكِنَّهُمْ يَقْرِفُونَ فِيهِ وَيَزِيدُونَ

Dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata: Salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kaum Anshar menceritakan padaku. Ketika mereka duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam, ada bintang (mateor) jatuh memancarkan cahaya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada mereka: “Apa ucapan kalian pada masa jahiliyah ketika ada lemparan (mateor) menyerupai ini?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui, dulu kami katakan, ‘pada malam ini telah dilahirkan seorang yang terhormat dan telah mati seorang yang terhormat,’ kemudian Rasulullah menjelaskan: “Sesunguhnya bintang itu tidaklah dilemparkan alasannya ialah janjkematian seseorang dan tidak pula alasannya ialah kelahiran seseorang. Akan tetapi Tuhan kita Tabaaraka wa Ta’ala, apabila telah tetapkan sebuah perkara, bertasbihlah para malaikat yang membawa ‘Arasy. Kemudian diikuti oleh para malaikat penghuni langit yang di bawah mereka, hingga tasbih itu kepada para malaikat penghuni langit dunia. Kemudian para malaikat yang di bawah para malaikat pembawa ‘Arasy bertanya kepada para malaikat pembawa ‘Arasy, Apa yang dikatakan Tuhan kita? Lalu mereka memberitahu apa yang dikatakan Tuhan mereka. Maka malaikat penghuni langit dunia saling bertanya pula di antara sesama mereka, sehingga isu tersebut hingga ke langit dunia. Maka para jin berusaha mencuri dengar, kemudian mereka sampaikan kepada wali-walitnya (tukang sihir). Sehingga mereka dilempar dengan bintang-bintang tersebut. Berita itu mereka bawa dalam bentuk yang utuh, yaitu yang bekerjsama tetapi mereka campur dengan kebohongan dan mereka tambah-tambahkan.” [HR Muslim].


ilustrasi dailymoslem.com

Apakah bintang jatuh sanggup mengabulkan permintaan? Menurut tradisi yang diturunkan dari nenek moyang, apabila kita melihat bintang jatuh secara pribadi maka satu cita-cita kita akan terkabul. Maka daripada itu, apabila kita melihat bintang jatuh mohonlah satu permintaan.

Berdoalah! Tapi berdoanya tetap kepada Allah ya, salah jikalau kita berdoa dan minta santunan kepada bintang jatuh. Bukan malah sanggup barokah, malah jadi musrik nantinya. Bintang jatuh hanya sekedar mediator saja, semuanya tetap kembali pada Allah. Yang mengabulkan ya atau tidaknya doa kita ialah Allah.

Apa penyebab bintang jatuh? Sebenarnya yang orang-orang sebut sebagai bintang jatuh itu bukanlah bintang. Bintang jatuh bekerjsama ialah meteor. Di angkasa, banyak terdapat bebatuan yang bebas melayang-layang. Bebatuan ini disebut meteoroid.

Mengapa meteor disebut sebagai bintang jatuh? Beberapa meteoroid terkadang bergerak menuju bumi. Ketika berada cukup bersahabat dengan bumi, meteoroid akan tertarik oleh gravitasi bumi sehingga bergerak semakin cepat menuju permukaan bumi. Akan tetapi, perjalanan meteoroid menuju permukaan bumi tersebut tidaklah mulus. Meteoroid akan memasuki atmosfer bumi dan bergesekan dengannya. Gesekan ini sedemikian dahsyatnya sehingga menghasilkan panas. Akibatnya, kerikil meteoroid itu akan terbakar. Api pembakaran inilah yang kita lihat sebagai cahaya “bintang jatuh” di langit. Meteoroid yang terbakar di dalam atmosfer lazim disebut meteor.


ilustrasi lubang bintang jatuh via depography.blogspot.com

Selama meteor bergerak di dalam atmosfer, volumenya banyak berkurang alasannya ialah habis terbakar. Pada banyak kasus, seluruh badan meteor akan habis terbakar di atmosfer, namun ada juga beberapa masalah di mana sebagian badan meteor masih tersisa hingga menabrak permukaan bumi. Hal ini bergantung pada ukuran awal meteoroid ketika memasuki atmosfer bumi.

Batu yang tersisa dari meteor dan utuh hingga di permukaan bumi lazim disebut meteorit. Jika ukuran meteorit cukup besar, efek bintang jatuh ketika menabrak bumi cukup signifikan, sampai-sampai membentuk lubang di tanah menyerupai pada gambar di atas.

Selain Penentu Arah, Rasi Bintang Juga Penting Untuk Hal-hal Berikut

Nah, itulah klarifikasi ihwal bintang jatuh yang sanggup kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi Anda.
Related Posts