Perbuatan Laknat Lgbt, Diamati Pada Babi Ternyata Mirip. Naudzubillah


Perilaku LBGT sama dengan sikap babi

Naudzubillah...

“Bahwasanya Allah telah mengharamkan atas kau bangkai, darah, daging babi,” (Q.S. Al-Baqarah 2:173)

Sebuah pengamatan dilakukan pada 3 ekor babi, lihat apa yang terjadi sungguh menjijikkan...

Babi ialah binatang yang bagi agama Islam dan Kristen diharamkan untuk memakannya, alasannya ialah hal itu tertuang dalam Injil serta di kitab suci Al-Qur’an, yang artinya :

“Bahwasanya Allah telah mengharamkan atas kau bangkai, darah, daging babi,” (Q.S. Al-Baqarah 2:173)


Kemudian dalam injil

Alkitab cetakan gres tahun 1996-2005
Imamat 11:7-8 Demikian juga babi hutan, alasannya ialah memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kau makan dan bangkainya janganlah kau sentuh; haram semuanya itu bagimu.

Ulangan 14:8 juga babi hutan, alasannya ialah memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kau makan dan janganlah kau terkena bangkainya.

Alkitab cetakan usang 1991
Imamat11:7-8 Demikian juga  babi, alasannya ialah memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.

Alkitab cetakan usang tahun 1941
Imamat 11:7-8 Dan lagi babi, alasannya ialah soenggoehpon koekoenja terbelah doewa, ija itoe bersiratan koekoenja, tetapi tiada ija memamah bijak, maka haramlah ija kapadamoe. Djangan  kamoe makan daripada dagingnja dan djangan poela kamoe mendjamah bangkainja, maka haramlah ija kapadamoe.


Tapi bukan insan kalau tidak bertanya dan kritis, kenapa babi diharamkan!

Bukankah semua ciptaan Allah itu baik dan ada manfaatnya? Lagipula daging babi bagi sebagian oran rasanya sangat lezat, bahkan ada yang menyampaikan daging babi ialah daging paling lezat.

Biasanya jawabannya ialah seputar kesehatan.

Babi ialah binatang kotor yang contoh hidupnya juga kotor, dan hampir semua orang sudah tahu perihal hal itu.

Jawaban perihal ancaman kesehatan yang ditimbulkan saat makan daging babi tentu masih sanggup menciptakan ragu bagi sebagian orang, terlebih dizaman modern dimana proses sterilisasi sanggup dilakukan dengan mesin canggih.

Hingga ada sebuah obrolan yang mempertanyakan hal tersebut.

:

Seorang laki-laki non muslim asal Prancis yang juga penikmat babi bertanya kepada seorang ulama:

“Umat Islam menyampaikan bahwa babi haram, alasannya ialah ia memakan kotoran dan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu kini ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, proses sterilisasi yang mencukupi. 

Bagaimana mungkin babi-babi itu terserang cacing pita atau basil dan mikroba lainnya? Ditambah lagi dimasak dengan suhu tinggi sehingga bila masih terdapat cacing pada daging babi dipastikan sanggup mati”.

Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan orang Prancis ini, seorang ulama dari Arab menjawabnya dengan meminta semoga si penanya menyediakan:

3 ekor ayam terdiri dari 2 jantan dan 1 betina..
3 ekor babi terdiri dari 2 jantan dan 1 betina

Lalu kemudian, 3 ekor ayam itu dimasukkan dalam 1 ruang kandang. Coba tebak apa yang terjadi?

Ayam jantan dan ayam jantan lainnya saling berkelahi dengan jantan memperebutkan si betina untuk dikimpoii, ayam jantan yang keluar sebagai pemenang berhak mengawini si betina.

Hal semacam itu sering juga kita lihat di kampung-kampung yang penduduknya memelihara ayam. Sering didapati ayam jantan berusaha saling tubruk kekuatan untuk memperebutkan betina untuk dikimpoii.

Lalu sang ustadz juga meminta semoga 3 ekor babi yang sudah disediakan semoga dimasukkan dalam 1 ruang kandang. Dan apakah yang terjadi?

Kedua pejantan babi itu malah saling bantu dalam menyetubuhi 1 babi betina, kedua jantan itu saling bantu satu sama lain. Bahkan terkadang, jantan sesama jantan bersetubuh melalui anusnya.

Dan yang lebih mengherankan lagi, ternyata anak babi yang sudah berumur cukup cukup umur itu menyetubuhi betina yang ternyata ialah ibu kandungnya sendiri.

Dari sini, ustadz itu menjelaskan bahwa meski babi dianggap steril, tetap saja kelakuannya itu yang akan membawa efek jelek pada si pemakan.

Sang ustadz mengatakan:

“Karena itulah kalian pemakan daging babi sangat gampang terjangkiti penyakit seks bebas, anak dibawa orang lain tak dikenal, istri dipeluk cium orang lain tapi tidak marah, menduakan asal suka sama suka sudah merupakan hal biasa, tak jarang diantara kalian melegalkan ijab kabul sesama jenis, ini sudah seperti tingkah kaum nabi Luth yang di azab!”.

Babi ialah binatang yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi binatang lain. Ia makan semua masakan di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya.

Ia memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan. Ia ialah binatang mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama, jikalau dibiarkan.

Sehingga bagi umat Islam, insan sebagai makhluk paling tepat tentu sangat merasa terhina jikalau harus memakan daging binatang yang kotor jasad dan perilakunya.

Seperti yang dilansir oleh kaskus.com, dari segi ilmiah pun diperoleh kenyataan bahwa babi tetap saja tidak steril alasannya ialah penyakit babi terdapat pada DNA-nya sampai sebersih apapun perawatan dan kandangnya maka tetap saja penyakit babi tetap ada dan tak sanggup dihilangkan....‼

Satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa DNA babi sangat menyerupai sekali dengan DNA manusia. 

Bahkan seorang penjahat kanibal di Jerman yang tertangkap kemudian ditanya: “Seperti apa rasanya daging manusia? Dia menjawab: Seperti daging babi”.

Hal lain yang perlu diketahui juga bahwa cacing-cacing bahkan telurnya saja tidak akan mati meski daging babi dimasak dengan suhu 100 derajat celcius. Cacing hanya akan mati jikalau dimasak dengan suhu yang jauh lebih tinggi, namun suhu yang terlalu tinggi akan merusak daging dan malah daging tersebutlah yang berbahaya bagi insan meski cacing-cacingnya mati.

Sedangkan babi diciptakan tak lebih hanya sebagai pembelajaran bagi manusia.