Salut! Meski Beda Agama, Majikan Ini Berangkatkan Umroh Pengasuhnya
Nenek yati yang diberangkatkan umroh oleh majikannya walaupun beda agama (sumber via medansatu.com)
Seharusnya kita sebagai umat muslim malu....
Ketika hari ini masih ada orang muslim yang enggan untuk berinfak dan membantu orang lain.
Padahal, orang yang non muslim saja hingga mencontohkannya!
Viral! Seorang nenek diberangkatkan umrah ke tanah suci Makkah oleh majikannya yang beda agama. Kisahnya sangat menyentuh, bahkan banyak orang yang tak percaya, bahkan nyinyir.
Adalah Wine Fallensky, cowok 24 tahun yang diasuh nenek dengan panggilan Sus Yati, yang memberangkatkan umrah. Wine Fallensky memakai gajinya untuk memberangkatkan Yati ke tanah suci.
:
- Pagi Gosip, Siang Gosip, Sore Gosip Bahkan Sambil Nidurin Anak Masih Tetep Nonton Gosip!
- Meminta Nafkah Anak Kepada Mantan Suami Bagaimana Hukumnya? Inilah Hak Pengasuh Anak Dalam Islam
Kisah mengharukan ini diunggah Wine Fallensky di akun Facebooknya. Dalam sekejap, postingan itupun viral. Seperti dilihat medansatu.com, Kamis (15/11/2018), postingan itu telah dibagikan 7.166 kali dengan 3.300 komentar netizen yang mengaku terharu dan meneteskan air mata. Berikut postingan lengkapnya:
Hari ini, 11 November 2018, babysitter/pengasuh saya selama 24 tahun ini, berangkat #UMROH selama 20 hari.
Selama 24 tahun ini, tidak pernah sekalipun saya dengar keluhan keluar dari mulutnya.
Beliau yaitu seorang pekerja keras, sudah renta dan beberapa kali ingin pensiun tapi, masih harus mengirimkan uang untuk anak cucu alasannya keluarga nya cukup besar. Beliau juga orang yang sangat religius dan sudah usang sekali bermimpi untuk pergi ke Tanah Suci. Namun uang tabungan nya selalu terpakai untuk kebutuhan keluarga. Di usianya yang sudah senja, tubuhnya sudah tidak sekuat dulu lagi ketika menemani saya bermain dan berlari-lari. Beliau mulai obesitas, metabolisme tubuhnya melambat. Asam urat dan kolesterol sudah mulai mengganggu aktivitasnya.
Saya jadi yakin akan memakai penghasilan pertama saya untuk memberangkatkan dia ke Tanah Suci. Adik saya juga setuju. Saya kemudian minta restu dari orang renta saya.
Saat pertama kali saya kabari, dia hanya tertawa saja. “Sus, coba cari travel buat umroh ya. Secepatnya Sus berangkat.” Dipikirnya saya bercanda.
Setiap hari saya tanyakan hingga seminggu kemudian, dia bertanya kepada ajun rumah tangga yang lain mengapa saya berkata demikian. Kemudian dia menemui saya dan bertanya,”Beneran ta saya mau di umrohkan?”
Saya jawab,”Ya, cari dulu saja travel yang baik, semoga ngga kena tipu. Kalau sanggup yang punya kenalan. Cari yang bagus, yang nggak jauh tempatnya semoga nggak capek nanti di sana.”
Beberapa hari kemudian, dia membawa sebuah brosur dari keponakan nya. Ada paket promo umroh di travel kawasan keponakan dia bekerja. “Sus, mau ambil yang mana?” “Saya terserah. Berangkat aja sudah alhamdulilah.”
Saya pribadi ambilkan paket yang PALING LENGKAP! Supaya di sana, dia tidak terlalu capek, banyak fasilitas, lokasi hotel nya juga tidak jauh.
Saya paling ingat ketika dia memeluk saya dengan mata berkaca-kaca.
Saya tidak akan pernah lupa. “Saya doakan, kau sekeluarga banyak rezeki berlimpah-limpah. Nanti di sana kau saya doakan.”
Sempat ada hambatan alasannya sertifikat lahir dimakan rayap, sehingga mengurus passport harus kesana kemari. Beliau tidak pernah berpikir bahwa suatu ketika akan membutuhkan dokumen-dokumen tersebut. Kaprikornus ya, biarin aja dimakan rayap
Berkali-kali dia bercerita pada saya bahwa tetangga-tetangga dan kenalan banyak yang tidak percaya. Banyak yang banyak cincong kalau dia akan pergi umroh.
Berangkat, hari ini! Silahkan banyak cincong sepuasnya!!! Ini salah satu alasan kenapa saya ambilkan paket yang paling mahal. Biar yang banyak cincong itu makin sakit. Orang mau ibadah aja dinyinyirin! Kurang kerjaan!
So, guys. Jangan pernah meremehkan sebuah profesi. Jika dilakukan dengan tulus, ikhlas, setia, niscaya akan membawa kebahagiaan dan berkat. Teman-teman juga sanggup kok bawa kebahagiaan dan menjadi berkat untuk orang-orang sekitar. Mulailah dari hal kecil. Waktu, perhatian, dan kasih sayang yang tulus yaitu harta yang tak ternilai, tak sanggup dibeli dengan uang.
Ingat…
Orang yang setia itu langka.
Semoga terinspirasi dan mendorong teman-teman untuk terus berbuat baik dengan tulus tanpa memandang status sosial dan SARA.
Pake duit sendiri ya, bukan duit Ortu!
#KisahSusYati