3 Fakta Al Quds Kenapa Begitu Penting Bagi Umat Muslim


Al quds via forum.rumahilmu.or.id

Seberapa pentingkah Al Quds bagi kaum Muslim? Apa fakta yang terdapat dari Al Quds ini? Untuk lebih lengkap baca artikel ini.

Sebagai seorang muslim kita terus menerus mendengar bahwa kota “Al Quds” penting bagi kita. Namun apa sebabnya ? Untuk mengetahui jawabannya simak penjelasannya dalam artikel ini. Yerusalem atau dalam bahasa Arab dikenal dengan Al Quds adalah kota penuh sejarah bagi umat Islam, sejumlah nabi dan rasul di turunkan di kota ini.

Kota Al Quds mempunyai beberapa nama lain, diantaranya Jerusalem, Ur Salim, Elia, Baitul Maqdis, dan Baitul Muqoddas. Di kota inilah terdapat masjid al aqsha daerah mu'jizat Rasulullah terjadi. Yakni daerah terjadinya Isra Mi'raj. Masjid Al Aqsha juga menjadi kiblat umat Islam generasi awal.

Dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim dan dalam bahasa Arab disebut Al Quds, Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia. Dibawah ini yaitu Fakta Al Quds yang Harus Anda Ketahui, Karena Al Quds Penting Bagi Kaum Muslim.


Fakta via aqsainstitute.org

Fakta Yerusalem/Al Quds 

Yerusalem atau  dalam bahasa Arab dikenal dengan Al Quds  adalah kota  penuh sejarah bagi umat Islam. Sejumlah nabi dan rasul di turunkan di sana.  Al Quds yaitu kota suci ketiga sehabis Makkah dan Madinah.

 Di kota ini terdapat Masjid Al Aqsha, daerah mu'jizat Rasulullah terjadi. Yakni daerah terjadinya Isra Mi'raj. Masjid Al Aqsha yaitu satu dari tiga masjid yang mempunyai keutamaan untuk melaksanakan safar menuju ke arahnya dan berpahala besar untuk shalat di dalamnya.

"Tidak boleh melaksanakan perjalanan jauh (safar untuk mengejar pahala ibadah) kecuali menuju tiga masjid: Al-Masjid al-Haram, Masjid Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dan Masjid Al-Aqsha." (Muttafaq 'Alaih)

Beberapa fakta berikut layak diketahui bersama:

1. Kiblat Pertama Umat Islam

Masjid Al-Aqsa ini juga merupakan kiblat pertama umat  untuk menunaikan shalat, bahkan sampai 16-17 bulan sehabis hijrahnya rasulullah ke Madinah di tahun 624M. Dikutip dari Ensiklopedia Sirah Nabi Muhammad SAW, bahwa disebut aqsha (terjauh) lantaran jauhnya jarak antara Masjidil Aqsha dengan Masjidil Haram. Bagi umat Islam, Masjidil Aqsha yaitu masjid yang dimulaikan untuk diziarahi. Allah SWT menyebut Masjidil Aqsha sebagai daerah yang sekelilingnya diberkahi.

"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian gejala (kebesaran) Kami... (QS. al-Isra: 1)

2. Diperjuangkan oleh Umat Islam

Umat Islam menguasai Al-Quds pada tahun 637 M, di masa pemerintahan  Khalifah Umar ibnu al-Khaththab. Sebelum menguasai Al Quds umat Islam telah menawarkan kekuatan iman, ketangguhan militer dan kegemilangan strateginya dalam perang fenomenan Perang Yarmuk melawan ratusan ribu tentara Romawi.

Kemenangan perang Yarmuk membawa pasukan Islam ke depan gerbang Al Quds. Setelah pengepungan selama 6 bulan, Patriach Sophoronius pemimpin gereja Nasrani menyerahkan  sendiri kunci kota Al Quds kepada khalifah Umar dengan jaminan proteksi sebagaimana termuat dalam 'uhdah Umairiyah'.

Sejak ditaklukkan oleh umat Islam, masjid Al Aqsha menjadi perhatian para khalifah.  al-Walid bin Abdil Malik Khalifah dari Bani Umayah  melaksanakan pemugaran masjid Al Aqsha pada tahun 72 Hijriah.

Pada tahun 1099 Masehi, Pasukan Salib menyerbu kota al-Quds, mengepung, mendudukinya, serta membantai laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Panglima Salib Raymonf memasuki pelataran Masjidil Aqsha di antara mayat-mayat yang acak-acakan dan darah yang mengalir. Al Quds jatuh di bawah pendudukan Tentara Salib selama hampir 90 tahun.

Atas izin Allah,  Shalahuddin al-Ayyubi membawa kemenangan besar dengan pembebasan Masjid Al-Aqsha  pada tanggal 27 Rajab 583 H./ 2 Oktober 1187 M. Bulan Rajab yaitu bulan kemenangan dalam pembebasan Masjid Al-Aqsha. Kemenangan pertama pada insiden isra', kemudian Umar menaklukkannya sehabis enam belas tahun, dan Shalahuddin membebaskannya dari tentara salib pada bulan yang sama.

3. Akan Kembali Dibebaskan oleh Umat Islam

Menyadarkan umat Islam pada posisi Al Quds sebagai kemuliaan Islam akan menghasilkan kekuatan gres yang bisa membebaskan kembali Palestina. Apalagi jika menengok sejarah kekuatan umat Islam dalam menjalankan tanggung jawab agamanya dan keindahan ukhuwah islamiyah yang sudah berulang ditunjukkan dalam sejarah ketika malapetaka menimpa sebagian umat Islam. Kesadaran itulah yang harus segera kita wujudkan bersama.

Sejak awal,  pendudukan  Palestina oleh kaum Zionis Israel telah sangat nyata  menawarkan sejauhmana keterlibatan, tunjangan dan rancangan negara-negara Eropa dan AS di dalamnya.

- 2 November 1917 Menlu Inggris Arthur Balfour menegaskan tunjangan resmi pemerintah Inggris untuk pendirian negara bagi orang-orang Yahudi di tanah Palestina yang ada dalam wilayah khilafah Utsmani. Ini sebagaimana surat Balfour pada Rothschild pemimpin komunitas Yahudi. Surat berisi 67 kata itu kemudian fenomenal dikenal sebagai Deklarasi Balfour.  Lebih gamblang  bisa dilihat dalam buku karya Jonathan Schneer  The Balfour Declaration: The Origins of the Arab-Israeli Conflict.  Hingga hari ini posisi Inggris tidak berubah. Meski menerima banyak kecaman, Theresa May malah merayakan 100 tahun Deklarasi Balfour dengan mengundang makan malam PM Israel Netanyahu.

- 14 Mei 1948 negara Zionis Israel pun berdiri, dengan tunjangan penuh AS. sebelumnya PBB sudah membuka jalan dengan membagi Palestina menjadi dua wilayah (29/11/1947). Berdasarkan pembagian dari PBB, orang-orang Yahudi menguasai lebih dari separuh wilayah Palestina, meski jumlahnya mereka hanya setengah dari jumlah penduduk Palestina. Ratusan ribu penduduk Palestina terusir.

- 5- 10 Juni 1967, dikenal dengan perang 6 hari , Israel mencaplok wilayah Palestina yang tersisa. Wilayah itu meliputi Tepi Barat, Yerussalem penggalan timur, Jalur Gaza, juga Dataran Tinggi Golan di Suriah dan Semenanjung Sinai di Mesir.  Perang abal-abal Arab-Israel ini juga konkret didukung penuh oleh AS.

- Puluhan tahun berikutnya sampai ketika ini, Zionis Israel menduduki tanah, merampok harta, membantai dan merenggut kehormatan umat Islam. Sayangnya, semua tindakan brutal Israel  menerima sokongan atau setidaknya dibiarkan tanpa respon berarti oleh lembaga dunia dan negara-negara besar khususnya AS. Bahkan dunia melihat banyak bukti bahkwa Israel menikmati kekebalan luar biasa atas kejahatannya.

Nur Arafeh, analis Al Shabaka yang menjadi lembaga think-tank Palestina, berkata pada Al Jazeera, "Saya tidak melihat kemungkinan Israel menarik diri dari wilayah-wilayah pendudukan dan mengakhiri perjuangan pemukim-kolonialnya, selama ia menikmati budaya impunitas dan tidak pernah diperhitungkan oleh masyarakat internasional untuk bermacam-macam perkara pelanggaran aturan internasional dan hak asasi manusia"


Fakta islam via globalnews.co.id

Semua kegagalan untuk menghentikan kejahatan Israel dan mengusirnya dari wilayah pendudukan berporos pada lemahnya kekuatan dunia Islam. Tidak ada persatuan yang menghadirkan komando tunggal dalam menyikapi setiap tindakan Israel. Juga tidak bisa terkumpul sumberdaya dunia Islam  yang memadai baik berupa taktik unggul, senjata setara dan pasukan sebanding dengan kekuatan musuh. Umat Islam perlu satu kepemimpinan politik untuk mewujudkan semua itu.

Lebih jelek lagi,  pemimpin dari dunia Islam dan faksi-faksi di Palestina sendiri masih menggantungkan impian pada solusi semu yang ditawarkan PBB dan dunia Barat. Perlu segera disadari bahwa semua usulan solusi itu hanya delusi yang mematikan impian umat Islam untuk mengembalikan kedudukan Palestina  sebagaimana seharusnya.

Di sinilah urgensi kehadiran kembali khilafah Islamiyah. Hanya seorang khalifah yang bisa menyerukan jihad untuk membebaskan  seluruh Palestina dan memobilisir sumberdaya dunia islam berikut 1,6 milyar penduduknya dengan keunggulan tsaqafah, ilmu dan kepakarannya. Juga mendayagunakan limpahan kekayaan sumberdaya alamnya. Ingatlah, bagaimana khalifah di masa kemudian -sekalipun dalam kedudukan lemah- bisa tegas  menolak  niatan yahudi untuk membeli tanah Palestina.

Tanah itu bukan milikku, tetapi milik ummatku, (Khalifah Abdul Hamid II, 1897).

Nasihati Dr. Hertzl supaya jangan meneruskan rencananya.

Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), lantaran ia bukan milikku. Tanah itu yaitu hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka.

Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Daulah Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara saya masih hidup, saya lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Islamiyah.

Perpisahan yaitu sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan badan kami selagi kami masih hidup. (Khalifah Abdul Hamid II, 1902).

Demikian info mengenai fakta Al Quds yang harus Anda ketahui. Semoga info ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi Anda yang sudah membacanya.
Related Posts