Jangan Disepelekan, Ini Belakang Layar Besar Mengapa Kita Harus Membaca Doa Ibadurrahman
Gambar ilsutrasi berdoan, dilansir dari muslimah.or.id
Kenapa seorang laki-laki harus membaca doa "Ibadurrahman"?
Ternyata, doa tersebut bukan hanya untuk mendapat istri dan anak yang menyejukkan mata saja.
Namun, inilah diam-diam besar di balik doa tersebut!
Doa "Ibadurrahman":
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".
Allah menyebutkan doa Ibadurrahman, sebagai salah satu rujukan doa yang dianjurkan untuk dibaca bagi kaum muslimin.
Allah berfirman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. al-Furqan: 74).
Berikut diam-diam besar dibalik doa "Ibadurrahman" tersebut:
Imam Bagi Keluarga
Di bab awal doa, kita meminta kepada Allah semoga dianugerahkan keturunan yang soleh.Ibnu Katsir berkata, “Mereka (hamba yang beriman) berdo’a kepada Allah semoga mendapat keturunan yang taat kepada Allah dan menyembah Allah semata tidak berbuat syirik kepada-Nya.”
Masya Allah … Tafsiran yang sangat bagus. Yang orang beriman harap yakni mendapat keturunan yang rajin ibadah dan bertauhid kepada Allah, bukan keturunan yang berbuat syirik.
Lihat pula perkataan ulama lainnya.
Ibnu ‘Abbas berkata,
يعنون من يعمل بالطاعة، فتقرُّ به أعينهم في الدنيا والآخرة.
“Yaitu mereka (ibadurrahman) meminta semoga mendapat keturunan yang gemar bersedekah ketaatan sehingga sejuklah mata mereka di dunia dan akhirat.”
‘Ikrimah berkata,
: لم يريدوا بذلك صباحة ولا جمالا ولكن أرادوا أن يكونوا مطيعين.
“Yaitu mereka (orang yang beriman) tidaklah menginginkan keturunan yang memiriki paras cantik, akan tetapi yang mereka inginkan yakni keturunan yang taat.”
Al Hasan Al Bashri ditanya mengenai ayat di atas. Beliau pun berkata,
أن يُري الله العبد المسلم من زوجته، ومن أخيه، ومن حميمه طاعة الله. لا والله ما شيء أقر لعين المسلم من أن يرى ولدا، أو ولد ولد، أو أخا، أو حميما مطيعا لله عز وجل.
“Yang ingin dilihat Allah pada hamba muslim dari istri, saudara, dan sahabat karibnya yakni mereka semua taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang muslim melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat pada anak, cucu, saudara dan sahabat karibnya.”
Ibnu Juraij berkata mengenai ayat tersebut, “Hamba beriman meminta pada Allah semoga keturunannya sanggup beribadah dan memperbagus ibadahnya kepada Allah, tidak berbuat maksiat dan tindak kejahatan.”
‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, “Orang beriman meminta kepada Allah semoga istri-istrinya dan keturunannya mendapat hidayah Islam.”
Imam bagi orang yang bertaqwa
Sedangkan ayat,وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Ibnu ‘Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotada, As Sudi, Ar Robi’ bin Anas menafsirkan ayat tersebut, “Ya Allah, jadikanlah kami sebagai imam yang sanggup menunjuki dalam kebaikan.”
Sebagaimana ada insan yang dijadikan oleh Allah sebagai imam bagi orang yang bertaqwa, ada juga insan yang dijadikan oleh Allah sebagai imam dalam kesesatan.
Allah berfirman,
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنصَرُونَ
“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari selesai zaman mereka tidak akan ditolong.” (QS. al-Qashas: 41).
Dilansir dari konsultasisyariah.com, alasannya yakni itulah, orang soleh di masa silam sangat mereka berdoa kepada Allah untuk dijadikan pemimpin bagi orang yang bertaqwa.
Ibnu Umar berdoa kepada Allah,
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَئِمَّةِ الـمُتَّقِينَ
“Ya Allah, jadikanlah saya pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Ibnu Abdil Bar menjelaskan doa Ibnu Umar,
وفي هذا الأسوة الحسنة أن تكون همة المؤمن تدعوه إلى أن يكون إماماً في الخير، وإذا كان إماماً في الخير كان له أجره وأجر من عمل بما علمه، وائتم به فيما علمه
Dalam doa ini terdapat rujukan yang baik, bahwa hendaknya harapan seorang muslim mendorong ia untuk menjadi pemimpin dalam kebaikan. Karena dikala ia menjadi pemimpin dalam kebaikan, maka ia mendapat pahala dari kebaikan yang ia lakukan dan pahala setiap orang yang mengamalkan kebaikan yang ia ajarkan, mengikuti yang ia ajarkan. (al-Istidzkar, 2/542).
Masya Allah...
Inilah alasan besar kenapa seorang muslim jangan hingga segan untuk mengamalkan doa Ibadurrahman.
Ingatlah, kalau seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara.
Sebagaina disebutkan dalam hadist:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga masalah (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).
Demikian, Wallahu A'lam.