Mamasa Terus Diguncang Gempa Selama Satu Minggu, Ini Klarifikasi Bmkg!


Gempa Mamasa (foto: tribunnews.com)

Wilayah Mamasa tak henti-henti di guncang gempa...

Dalam sepekan terakhir, wilayah Mamasa, Sulawesi Barat diguncang gempa tektonik yang beruntun, dan hingga hari ini Jumat 9 November 2018, kegiatan gempa masih terjadi. 

Mengenai fenomena tersebut, BMKG menduga hal inilah penyebabnya!

Berdasarkan data monitoring BMKG, total kegiatan gempa Mamasa selama 6 hari semenjak 3 November 2018 tercatat 217 gempa.

Sebanyak 39 gempa di antaranya merupakan gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat.

Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG melihat bahwa ada kecenderungan peningkatan kegiatan kegempaan di wilayah tersebut. Hal itu sesudah ia memerhatikan tren frekuensi gempa Mamasa.

"Jika jumlah gempa pada 3 hari pertama hanya sebanyak 31 gempa, maka pada 3 hari berikutnya kegiatan gempa melonjak drastis menjadi 116 gempa. Artinya, dalam waktu sepekan telah terjadi peningkatan kegiatan gempa sangat signifikan," kata Daryono dalam keterangan resminya, Jumat (9/11/2018).

Aktivitas gempa paling banyak terjadi pada Kamis 8 November 2018 mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari.


Distribusi gempa bumi Mamasa dan sekitarnya dari tanggal 3 Navember 2018 hingga 9 November 2018 hingga pukul 7.00 WITA.

Ditinjau dari kekuatannya, kegiatan gempa yang terjadi bahwasanya didominasi oleh gempa dengan magnitudo kurang dari 4,0. Dari seluruh gempa yang terjadi hanya 3 gempa saja mempunyai magnitudo 5,0.

Jika mencermati sebaran pusat gempanya, tampak ada kesesuaian dengan keberadaan struktur Sesar Saddang. Klaster sebaran  gempa masih terkonsentrasi pada zona jalur sesar.

"Ini merupakan fakta bahwa kegiatan gempa Mamasa berkaitan bersahabat dengan reaktivasi Sesar Saddang," imbuhnya.

Dalam Peta Geologi Sulawesi, jalur Sesar Saddang tampak melintas dari pesisir Pantai Mamuju, Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi Sulawesi Selatan belahan Tengah, kemudian ke Sulawesi Selatan belahan Selatan, selanjutnya bersambung dengan Sesar Walanae.

Di Mamasa, perlitasan jalur Sesar Saddang ini berarah barat bahari - tenggara. Pada segmen inilah gempa beruntun terjadi.

Berdasarkan mekanismenya, Sesar Sadang pada segmen ini merupakan sesar mendatar mengiri (sinistral strike-slip)

"Hasil analisis prosedur sumber beberapa gempa signifikan yang terjadi di Mamasa, memperlihatkan adanya kesamaan prosedur yaitu sesar mendatar (strike-slip) dengan pergerakan mengiri. Sehingga beralasan bila peningkatan kegiatan gempa di Mamasa ketika ini berkaitan dengan kegiatan Sesar Saddang," terang Daryono, ibarat dilansir dari kompas.com.

Ada beberapa alasannya ialah yang diduga melatarbelakangi kegiatan gempa beruntun ini.


Peta dstribusi gempa bumi Mamasa dan sekitarnya, semenjak tanggal 3 November hingga 9 November 2018 pukul 7.00 WITA

A. Sesar aktif yang sudah usang tidak memicu gempa Struktur Sesar Saddang dikenal sebagai sesar aktif, tetapi sudah usang tidak memicu gempa signifikan.

Sehingga masuk akal bila sesar ini berada dalam fase akumulasi stress dan saatnya melepaskan energi yang dimanifestasikan sebagai kegiatan gempa yang beruntun kejadiannya.

B. Dipicu gempa Palu dan Donggala

Ada dugaan bahwa meningkatnya kegiatan kegempaan Mamasa dipicu oleh gempa berpengaruh M 7,4 yang gres saja terjadi di Palu dan Donggala.

"Sangat mungkin bilamana transfer stress statis yang konkret dan besar, mereaktivasi Sesar Saddang yang letaknya di sebelah selatan Sesar Palu Koro. Hasil analisis Static Coulomb Stress Changes gempa Palu-Donggala sanggup menjelaskan fenomena picuan gempa ini," katanya.

Ada beberapa alasan yang sanggup dikemukakan.

Pertama, imbas direktivitas gempa Palu dan Donggala ke arah selatan sesuai arah propagasi rekahan (rupture) Sesar Palu-Koro.

Kedua, pergeseran sesar sangat cepat (super shear) diyakini sanggup menjadikan imbas pemicuan di zona sesar lain di luar Sesar Palu-Koro.

Ketiga, sistem sesar dengan prosedur mendatar (strike slip fault) akan menghasilkan stress statis di ujung-ujung sesarnya, kebetulan Sesar Saddang lokasinya sempurna di selatan Sesar Palu Koro.

Meskipun belum ada laporan terjadinya kerusakan bangunan rumah sebagai tanggapan dampak gempa, tetapi dengan seringnya terjadi gempa dirasakan telah menjadikan masyarakat Mamasa menjadi resah.

Lapangan dan ruang terbuka di Mamasa, Sulawesi Barat, dipenuhi pengungsi pascagempa, Selasa (6/11/2018)

Hal ini masuk akal lantaran wilayah Mamasa selama ini termasuk daerah kegiatan kegempaan rendah (low seismicity) dan catatan gempa merusak di daerah ini sangat jarang.

"Untuk membuat ketenangan masyarakat di Mamasa, BMKG sudah memberangkatkan tim survei untuk memperlihatkan klarifikasi dan sosialisasi mitigasi gempa di Mamasa. Ini penting semoga masyarakat setempat menjadi lebih waspada dan memahami cara-cara selamat dalam menghadapi gempa," tukas Daryono.

Daryono juga berpesan kepada masyarakat Mamasa dan sekitarnya dihimbau semoga tetap hening dan waspada, tidak gampang terpengaruh oleh info yang tidak sanggup dipertanggungjawabkan kebenarannya.