Panglima Organisasi Papua Merdeka (Opm): Bila Tni Nyatakan Perang, Kami Siap Tempur


Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) (Kaskus.co.id)

Musuh dalam selimut, hingga kapan di biarkan?

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan siap perang melawan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Bahkan mereka menyatakan mustahil lari bila harus berhadapan dengan TNI...

Panglima Operasi Komando Daerah Pertahanan III Kalikopi, Nemangkawi, Papua, Hendrik Wanmang menegaskan pihaknya siap bertempur dengan keterbatasan senjata yang ada. Meski demikian, ia menyatakan OPM tak akan lari dari pertempuran itu.

"Kalau Tentara Nasional Indonesia menyatakan perang, oke-oke saja kami terima. Kami siap. Tidak mungkin kami lari. Namanya tempur, kami siap bertempur," ujar Hendrik, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (2/4).

Dia mengakui peralatan senjata milik Tentara Nasional Indonesia jauh lebih lengkap dibandingkan persenjataan TPNPB OPM. Pihaknya juga melaksanakan komunikasi dengan Komando Daerah Pertahanan (Kodap) lain yang berada di hutan.

"Tidak ada koordinasi. Pemahaman tetap satu, alasannya yakni jarak jangkau cukup jauh," katanya.

Hendrik menyampaikan selain siap perang secara fisik dengan TNI, OPM juga melaksanakan perang urat syaraf.

Para diplomat yang tergabung dalam United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) melaksanakan lobi di tingkat internasional. Mereka di antaranya Benny Wenda, Octovianus Mote, Rex Rumakiek dan Paula Makabory.

"Perang urat syaraf sudah dilakukan dengan kami punya diplomat," ujarnya.

Namun untuk berdialog, ia menyampaikan OPM tak akan melakukannya dengan pemerintah kecuali Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ikut membahas dilema kedua pihak. Sebab menurutnya, PBB juga terlibat dalam menganeksasi Papua ke NKRI.

"Tetapi apa yang menjadi milik Bangsa Papua dan rakyat pribumi Papua, maka kembalikan pada rakyat pribumi Papua," tegasnya.

Hendrik juga menyampaikan pihaknya bersama masyarakat setempat masih berjuang biar PT. Freeport Indonesia ditutup. Dia menilai perusahaan asal Amerika Serikat itu merupakan pokomasalah di Papua.

"Kembalikan itu hak kedaulatan atas Bangsa Papua yang selama ini ditipu dari tahun ke tahun," ujar Hendrik.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan tidak takut dengan bahaya perang dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Ultimatum OPM itu diunggah di media umum pada 27 Februari lalu.

Ryamizard menegaskan kekuatan alutsista dan pasukan Tentara Nasional Indonesia lebih besar lengan berkuasa dibandingkan tentara OPM.

"Mereka (OPM) ajak perang? Ya, perang saja. Orang ajak perang, masak makan soto sih," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (28/3).

Sementara Kodam XVII/Cenderawasih juga menyatakan hal yang sama bahwa mereka siap perang melawan OPM. Meski demikian, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebut Tentara Nasional Indonesia tidak menghendaki bila perang tersebut terjadi.

Untuk diketahui, Senin (3/12/2018), 31 Pekerja Proyek Jembatan di Trans Papua diduga dibantai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.

Kelompok bersenjata Papua diduga mengamuk dan membantai para dikala mengetahui ada pekerja yang mengabadikan gambar upacara HUT OPM 1 Desember tak jauh dari lokasi kejadian.

: