10 Fakta Kelahiran Bung Karno Yang Jarang Diketahui Orang
bung karno via intisari.grid.id
Seluruh masyarakat Indonesia niscaya tahu bapak proklamator Indonesia, Bung Karno. Namun, jarang yang tahu wacana fakta kelahiran bung karno. Ternyata bung karno lahir bersamaan dengan letusan gunung kelud lho! Ada fakta apa lagi ya? Simak Yuk!
Bulan Juni punya arti penting bagi bangsa Indonesia. Selain hari Lahirnya Pancasila, juga kelahiran Proklamator sekaligus Bapak Bangsa Indonesia, Sukarno.
Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai.
Beliau dikenal sebagai Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia. Profil dan Biografi Soekarno memang menarik banyak perhatian orang. Hal tersebut dikarenakan laki-laki ini yaitu presiden pertama RI yang menawarkan banyak dampak bagi bangsa Indonesia.
Fakta tentnag kelahiran bung karno. Beliau dikenal sebagai Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia. Bersama dengan Mohammad Hatta, Soekarno yang dikenal sebagai founding father atau Bapak Bangsa Indonesia. Ia merupakan salah satu sosok yang banyak dikagumi di Indonesia hingga sekarang.
Banyak yang belum mengetahui fakta- fakta tentnag kelahiran bung karna. Nah, kini kami menyajikan 10 fakta dari kelahiran sang bapak proklamator Indonesia atau Bung Karno.
: Makna Pancasila Sebagai Sumber Nilai dalam Kehidupan
10 Fakta Kelahiran Bung Karno
- Sukarno sendiri mengaku lahir pada 6 Juni 1901. Hal ini terungkap dalam biografi Bung Karno yang ditulis Cindy Adams, Soekarno Penyambung Lidah Rakyat (cetakan pertama 1965). Di situ ia bilang, “Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal enam, bulan enam.” Dia juga bilang, “karena saya dilahirkan di tahun 1901.”
- Bung Karno menyebut dirinya lahir menjelang fajar. Kira-kira pukul 05.30 pagi. Karena itulah Sukarno sering menerima panggilan “Putra Sang Fajar”. “Bersamaan dengan kelahiranku menyingsinglah fajar dari suatu hari yang gres dan menyingsing pulalah fajar dari satu masa yang baru,” kata Sukarno.
- Namun, versi lain menyebut tahun berbeda. Buku induk mahasiswa Technische Hogeschool/TH (sekarang Institut Teknologi Bandung) menyebut Sukarno lahir tanggal 6 Juni 1902. Di situ Sukarno ditulis dengan “Raden Soekarno”, lahir di Surabaya, 6 Juni 1902. Namun, Bambang Eryudhawan, seorang arsitek dan juga pemerhati sejarah yang menemukan buku induk tersebut, mengakui tahun yang dicatat oleh buku induk itu bisa saja salah. “Tahun itu salah. Itu lumrah alasannya yaitu biasanya dulu anak yang mau masuk sekolah usianya dibentuk muda atau bahkan sengaja dituakan oleh orang tuanya. Kemungkinan besar data itu memakai data semasa Sukarno sekolah di HBS Surabaya,” kata Bambang menyerupai dikutip Historia.
- Sementara Harian Kompas yang terbit pada 5 Oktober 1970 menyebutkan, ada kemungkinan Bung Karno lahir sebelum 23 Mei 1901. Versi ini diungkap paman Bung Karno, Soemodihardjo. Menurut penuturan dia, kelahiran Bung Karno ditandai dengan letusan Gunung Kelud pada 23 Mei 1901.
- Sempat juga muncul polemik wacana daerah lahir Bung Karno. Versi Orde Baru yang banyak beredar menyebut Bung Karno dilahirkan di Blitar, Jawa Timur. Tetapi dalam biografi yang ditulis oleh Cindy Adams, Soekarno Penyambung Lidah Rakyat (cetakan pertama 1965), Bung Karno mengatakan dirinya dilahirkan di Surabaya. Lambert Giebels dalam bukunya, Soekarno, Biografi Politik 1901 – 1950, menyebut Bung Karno dilahirkan di Jalan Pasar Besar, Surabaya. Juga Kapitsa M.S. & DR Maletin N.P, yang menulis buku “Soekarno: Biografi Soekarno”, menyebut Bung Karno dilahirkan di Jawa, Surabaya, pada tanggal 6 Juni 1901. Kemudian, buku induk mahasiswa Technische Hogeschool/TH menyebut Bung Karno dilahirkan di Surabaya.
- Ketika lahir, Bung Karno diberi nama Kusno. Nama ini disandang Sukarno hingga belasan tahun. Namun, Kusno sering sakit-sakitan. Hingga, pada usia 11 tahun, Kusno diserang sakit berat: thypus. Ayahanda Sukarno, Raden Sukemi Sosrodiharjo, merasa nama Kusno tidak cocok. Akhirnya, Bung Karno ganti nama. Dia diberi nama “Karna”, nama tokoh jagoan dalam kisah Mahabharata. Dalam bahasa Jawa, aksara “A” menjadi “O”. Sedangkan awalan “Su” berarti baik atau paling baik. Jadilah Sukarno.
- Perihal nama, Bung Karno ingin ditulis dan disebut “Sukarno”, bukan “Soekarno”. “Soekarno mengikuti ejaan Belanda. Memang, di zaman Belanda, “U” ditulis “OE”. Namun, sehabis Indonesia merdeka, Bung Karno selaku Presiden memerintahkan biar semua “OE” dikembalikan “U”. Nama Soekarno menjadi Sukarno. “ Tetapi tidak gampang mengubah tanda tangan sehabis berumur 50 tahun, jadi dalam hal tanda tangan saya masih menulis Soe,” kata Bung Karno di biografinya.
- Bung Karno mengaku lahir bersamaan dengan letusan gunung Kelud. “Gunung Kelud, yang tidak jauh letaknya dari daerah kami, meletus. Orang yang percaya kepada tahayul meramalkan, Ini yaitu penyambutan terhadap bayi Sukarno,” tutur Bung Karno. Nah, banyak sekali sumber menyebut gunung kelud meletus di tengah malam antara 22-23 Juni 1 Apakah ini berarti Bung Karno lahir pada tanggal itu?
- Bung Karno menceritakan dalam biografinya, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, dirinya dilahirkan tanpa pertolongan dokter atau tenaga kesehatan resmi. Bahkan tanpa proteksi dukun beranak. “Bapak tidak bisa memanggil dukun untuk menolong anak yang akan lahir. Keadaan kami terlalu ketiadaan. Satu‐satunya orang yang menghadapi ibu ialah seorang mitra dari keluarga kami, seorang kakek yang sudah terlalu amat tua. Dialah, dan tak ada orang lain selain dari orang bau tanah itu, yang menyambutku menginjak dunia ini,”kenang Bung Karno.
- Bung Karno lahir di tengah konteks dunia yang mulai berganti-rupa, yakni dari zaman gelap-gulita penjajahan menuju pasang naik revolusi kemerdekaan dan kemanusiaan. Juga dimulainya masa lompatan maju pengetahuan. Sering disebut “Abad Atom” atau “Abad Ruang Angkasa”. Kemunculan Bung Karno di gelanggang politik usaha kemerdekaan tidak lepas dari konteks zaman yang melahirkannya.
Nah, itulah fakta kelahiran Bung Karno. Semoga dengan adanya 10 fakta kelahiran Bung Karno tersebut sanggup menjadi semangat dalam mengharumkan nama indonesia. Semoga bermanfaat!