Puisi Neno Warisman Di Munajat 212 Jadi Polemik, #Nenoancamallahswt Jadi Trending Topik


Foto Neno Warisman ketika membacakan puisi pada Munajat 212. (tribunnews.com)

Puisi Neno Warisman di Munajat 212 menjadi polemik dan perbincangan di jagat maya.

Salah satu belahan dari puisinya yang disoal netizen yaitu kalimat "tidak akan adalagi yang menyembah Allah".

Lantas menyerupai apa sih isi puisi tersebut? Berikut transkrip lengkapnya....

Puisi yang dibacakan Neno Warisman yang dibaca pada Munajat 212, Kamis 21 Februari 2019 di Monas Jakarta menciptakan heboh di Twitter dan Google Trending Sabtu pagi ini, 23 Februari 2019.

Bahkan di Twitter bermunculan tagar-tagar atau hashtag #NenoAncamAllahSWT dan #2019GantiTuhan terkait puisi Neno Warisman berjudul ' Puisi Munajat 212 ' tersebut.


Trending twitter, Sabtu pagi ini, 23 Februari 2019.

Dalam program Munajat 212 di Monas, Kamis (21/2), Neno didapuk untuk menjadi pembaca doa dan puisi. Total 1o menit 20 detik, Neno berbicara di depan massa Munajat 212.

Lantas menyerupai apa sih isi pusi tersebut?

Dilansir dari tribunnews.com, berikut petikan transkrip doa Neno Warisman pada Munajat 212.


Foto Neno Warisman ketika membacakan puisi pada Munajat 212. (pojoksatu.com)

Puisi Munajad 212

"Allahu Akbar"

Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan

Karena biro belakang layar kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, insyaallah, niscaya datang
Allahku Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan nalar sehat yang jernih

Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah lingkaran tekad baja
Kita yaitu penolong-penolong agama Allah

Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini yaitu hati nurani

Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212

Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla
Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat

Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat

Jadikan barisanmu berpengaruh dan saling rekat
Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu

Ya Allah
Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka
Berseru-seru mereka
Menderu-deru mereka

Di setiap jengkal udara sampai terlahir takbir kemenangan
Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan
Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan

Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur
Basah air mata dalam senang kemenangan sebentar lagi tiba
Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i

Jauhkan kami dari bala peristiwa alam yang tak sanggup kami atasi
Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami
Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan

Di nadi-nadi kami
Di jantung-jantung kami
Di pundak-pundak kami
Di jari-jari kami

Yang telah menentukan untuk hanya selalu berdua
Kita dan Allah Azza Wa Jalla
Selalu berdua

Kita dan Rasulullah kekasih semesta
Selalu berdua
Kita dan saudara mukmin saling menjaga
Selalu berdua

Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya
Duhai Allah Rabb
Jangan kamu jadikan hati kami bagai si penakut pengecut
Sebab kami terlahir di tanah para pendekar pemberani

Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya
Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar
Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar

Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar
Yang berani berpihak pada yang benar

Duhai Allah
Jangan kamu jadikan hati kami dari tertutup
Dari cahaya jelas kebenaran yang menyala di malam-malam munajat

Saat Engkau turun ke jagat dunia
Telah Engkau bersaksikan
Kami tegak berdiri, ya Allah

Kami meminta menangis sampai berair sekujur diri kepada-Mu
Seluruh impian kami dambakan
Akan Kau tolong atau Engkau binasakan
Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan
Itu hak-Mu

Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak mempunyai kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jikalau Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu, Ya Allah

Izinkan kami mempunyai generasi yang dipimpin oleh pemimpin terbaik, dengan pasukan terbaik untuk negeri adil dan makmur terbaik. Takdirkanlah bagi kami generasi yang sanggup kami andalah untuk mengejar nubuwah kedua, wujud dan nyata, dan munculnya sejuta Alfatih di Bumi Indonesia.

Allah Rabb, puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku, mujahid-mujahidah, yang tiba berbondong-bondong dari segala arah. Maka inilah puisi munajat, mengetuk-ngetuk pintu langitmu, bersimpuh di pelataran keprihatinan atas ketidakadilan, atas kesewenang-wenangan, atas kebohongan demi kebohongan, atas ketakutan dan bahaya yang ditebar-tebarkan, atas kepongahan dalam kezoliman yang dipamerkan-pamerkan dalam pertunjukkan kekuasaan yang mengkerdilkan Tuhan, yang menantang kuasa Tuhan, yang tidak percaya Tuhan pembalas yang sempurna. Ya Rabb, Engkaulah yang mempunyai kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini.

Allah, ini puisi munajat yang mengetuk-ngetuk pintu langitmu, turunkanlah malaikat berbaris, burung-burung Ababil, dan semut-semut pemadam api Ibrahim. Munajat penuh harap kamu turunkan pemberian yang dijanjikan bagi yang terdera, bagi pemimpin yang terfitnah, bagi ulama yang dipenjara, bagi pejuang yang terus dihadang-hadang, bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan.

[Berselawat]

Untuk hari depan yang lebih baik, untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyatmu, bersama rasul-Mu dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap. amin allahuma amin ya robbal alamin.

Berikut video lengkapnya yang kami kutip dari akun youtube Alif Lamim:

Related Posts