Membuka Fakta Mengapa Burung Garuda Yang Dijadikan Lambang Negara
Garuda pancasila via beritagar.id
Kenapa burung garuda? Bukan harimau, bukan gajah, bukan kancil atau yang lain? Berikut fakta-fakta sejarah kenapa Burung Garuda dijadikan lambang negara Indonesia.
Selain alasannya terlihat gagah, ini alasan kenapa burung garuda menjadi lambang negara Indonesia! Burung Garuda dinobatkan sebagai lambang dari Negara Republik Indonesia. Sejak resmi merdeka, burung yang satu ini selalu menghiasi keanekaragaman Negara Indonesia.
Ternyata banyak fakta mengenai burung garuda, fakta itu juga akan kami bahas bersama dalam artikel ini. Berikut fakta-fakta menarik perihal burung Garuda Pancasila, yuk di simak guys.
Burung Garuda yakni burung gagah berani yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Burung Garuda dipilih sebagai lambang negara Indonesia untuk mengetahui alasan kenapa burung garuda sebagai lambang negara? Dibawah ini merupakan klarifikasi mengenai burung garuda, asal usul burung garuda pancasila dan maknanya.
Asal Usul Burung Garuda Pancasila
Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949, disusul legalisasi kedaulatan Indonesia oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949, dirasakan perlunya Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) mempunyai lambang negara.Tanggal 10 Januari 1950 dibuat Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi tawaran rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melakukan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melakukan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin.
Burung garuda via muslim-pilihan.blogspot.com
Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan dewan perwakilan rakyat yakni rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak alasannya menyertakan sinar-sinar matahari yang menampakkan efek Jepang. Setelah rancangan terpilih, obrolan intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu.
Mereka bertiga setuju mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula yakni pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Tanggal 8 Februari 1950, rancangan lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan lambang negara tersebut menerima masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan kembali, alasannya adanya keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan pundak insan yang memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan menurut aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, sentra Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II risikonya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950.
Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul" dan tidak berjambul menyerupai bentuk kini ini. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila.
Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; sesudah sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita, atas masukan Presiden Soekarno.
Dipercaya bahwa alasan Soekarno menambahkan jambul alasannya kepala Garuda gundul dianggap terlalu menyerupai dengan Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menuntaskan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara.
Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung besar dari materi perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah sampai kini.
Apa makna burung garuda dan melambangkan apa burung garuda? Kita sudah mengetahui asal undangan Burung Garuda Pancasila, ternyata Burung Garuda juga mempunyai lambang, yaitu:
Lambang negara via inovasee.com
Makna Lambang Burung Garuda Pancasila:
Burung garuda yang juga punya sifat sangat setia pada kewajiban sesuai dengan budaya bangsa yang dihayati secara turun temurun. Burung garuda pun pantang mundur dan menyerah. Legenda semacam ini juga diabadikan sangat indah oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi dan di banyak sekali prasasti semenjak era ke-15.1. Burung Garuda melambangkan kekuatan.
Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan.Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Masing-masing simbol di dalam perisai melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
- Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1].
- Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2].
- Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3].
- Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan [sila ke-4].
- Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5].
2.Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia.
Merah berarti berani dan putih berarti suci. Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.
3.Makna Jumlah Bulu pada Burung Garuda
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
- Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
- Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
- Jumlah bulu dibawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
- Jumlah bulu pada leher berjumlah 45
4. Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia.
Semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu”.
Lalu mengapa burung garuda menghadap ke sebelah kanan? Kepala ‘Burung Garuda’ digambar menghadap ke kanan alasannya melambangkan kebaikan dan kebenaran. Lambang ‘Burung Garuda’ disesuaikan dari kendaraan Batara Wisnu dalam pewayangan yaitu Garudeya.
Nah, itulah klarifikasi seputar informasi kenapa burung garuda dijadikan lambang Indonesia, burung ini sangat cocok untuk menggambarkan negara ini yang juga sudah berjuang keras demi dan bertaruh nyawa demi kemerdekaan negara Indonesia. Semoga informasi ini sanggup menambah wawasan serta bermanfaat.
Related Posts