4 Perkataan Buruk Yang Dilontarkan Politikus, Dan Jadi Viral


Ucapan politikus yang tak patut dicontoh (sumber via tribunnews.com)

Jadi Public Figure itu Tidak Mudah

Karena pengetahuan rakyat itu beragam, salah ucap pun sanggup jadi viral...


Tidak semua orang sanggup memahami substansinya, mirip 4 pola pemilihan kata para politikus yang viral ini, alasannya yaitu salah tempat...jadi terkesan sangat buruk

Entah apa dipikiran politikus ketika berkampanye, perdebatan maupun ketika memeberikan ceramah di khalayak umum.

Tak jarang politikus pun melontarkan perkataan buruk yang tak terduga.

Berikut wajibbaca..com rangkum dari banyak sekali media :

1. Jokowi "politik sontoloyo"



Hal itu diungkapkan Jokowi ketika Peresmian Pembukaan Pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018). Jokowi menyampaikan awalnya Indonesia sudah tidak ada masalah. Dia bahkan mengibaratkan Indonesia menerima nilai A.

Seperti yang dilansir oleh detik.com, alasannya yaitu kesal terhadap cara politik kotor itulah risikonya Jokowi mengaku kelepasan mengeluarkan istilah 'politik sontoloyo'. Dia sendiri menegaskan tidak pernah sebelumnya mengeluarkan istilah itu.

"Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan 'politikus sontoloyo' ya itu. Jengkel saya. Saya nggak pernah pakai kata-kata mirip itu. Karena sudah jengkel ya keluar. Saya biasanya ngerem, tapi sudah jengkel ya bagaimana," katanya.

2. Prabowo "Tampang boyolali"



Calon Presiden Prabowo Subianto dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang laki-laki berjulukan Dakun yang mengaku berasal dari Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat (2/11/2018) malam.

Kuasa aturan Dakun, yaitu Muannas Alaidid mengatakan, kliennya melaporkan Prabowo alasannya yaitu ucapan "tampang Boyolali" dalam pidato Prabowo di Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu.

Potongan kalimat dalam pidato Prabowo yang dipermasalahkan Dakun, yaitu "...dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di program tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."

Menurut Muannas, hal ini tak layak diucapkan meskipun kalimat tersebut dilontarkan di depan para pendukung Prabowo.

:

3. Ma'ruf amin "bodoh dan tuli"



Wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyampaikan hanya orang 'buta' dan 'budek' yang tidak sanggup melihat prestasi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Ucapan itu pun menuai kontroversi dengan segala penafsiran politiknya.

Ucapan itu awalnya disampaikan Ma'ruf ketika menunjukkan sambutan dalam program deklarasi Barisan Nusantara pada Sabtu, 10 November kemarin. Ma'ruf menyebut prestasi yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK itu mirip membangun infrastruktur pelabuhan, bandara, pendidikan, dan kesehatan.

"Pak Jokowi sudah berhasil membangun banyak sekali kemudahan dan infrastruktur, mirip pelabuhan, lapangan terbang, sehingga arus orang dan arus barang berjalan dengan baik, terkoneksi tempat lain sanggup menghilangkan disparitas antara satu dengan yang lain kemudahan pendidikan kesehatan dan lainnya sudah," kata Ma'ruf yang dilansir detik.com

"Orang sehat sanggup mampu melihat terang prestasi yang ditorehkan oleh Pak Jokowi, kecuali orang budek saja tidak mau mendengar informasi dan kecuali orang buta saja tidak sanggup melihat realitas kenyataan," sambungnya.

4. Fahri hamzah "Rada - rada bloon"



Pernyataan kontroversial Fahri terlontar ketika dilibatkan dalam diskusi dengan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti soal tujuh proyek DPR.

Saat itu, Fahri menjawab kritik dari Ray dan menjawab latar belakang soal tujuh proyek tersebut. Lantas ia menyampaikan dalam sistem demokrasi masih terdapat celah orang yang tidak cerdas untuk menduduki bangku parlemen.

Berikut yaitu sepenggal pernyataan Fahri yang beredar videonya di YouTube:

"Orang dalam demokrasi itu tidak dipilih alasannya yaitu disukai oleh pimpinan negara atau ditunjuk oleh presiden, tapi dipilih oleh rakyatnya sendiri. Bukan alasannya yaitu beliau cerdas, tapi rakyat suka dia, makanya kadang kala banyak orang juga tiba ke dewan perwakilan rakyat ini tidak cerdas, kadang kala mungkin kita bilang rada-rada bloon begitu," ucap Fahri kala itu.

Pernyataan Fahri itu pribadi dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan oleh anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir. MKD pun pribadi memanggil Fahri dan menunjukkan hukuman ringan.

Itu tadi semua perkataan politikus yang tak patut dicontoh oleh masyarakat terlebih orang tua.

Dengan impian untuk lebih berhati hati dalam  menentukan diksi maupun pengucapan kata dalam penyampaian di khalayak umum.
Related Posts