7 Fakta Miris Temuan Pkbi Lampung! 12 Siswi Smp Hamil, Sampai Pelajar Suka Jajan Psk


Gambar ilustrasi (tribunnesw.com)

Astaghfirullah Al Adzim...

Sungguh miris, 12 siswi Sekolah Menengah Pertama di satu sekolah diketahui hamil, hingga temuan pelajar suka jajan PSK.

Berikut beberapa fakta mencengangkan temuan PKBI Lampung pada generasi muda kita!

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung gres saja mengungkapkan temuan yang mencengangkan.

Temuan tersebut terkait kebobrokan generasi muda bangsa kita.

Mulai dari siswi hamil hingga kalangan pelajar suka jajan PSK, bitikut 7 fakta mencengangkan temuan PKBI tersebut.

1. Dua belas siswi Sekolah Menengah Pertama di satu sekolah hamil

Direktur PKBI Lampung, Dwi Hafsah Handayani menyatakan terdapat 12 siswi Sekolah Menengah Pertama di satu sekolah di Lampung yang diketahui hamil.

Siswi Sekolah Menengah Pertama yang diketahui hamil tersebut masih duduk di dingklik sekolah kelas VII, VIII, dan IX.

"Sekolah bilang bersih. Tapi, cek di guru BK ternyata ada muridnya yang hamil," katanya dikutip dari TribunLampung.co.id.

2. Kondom terjual laku sekitar kampus dan kos-kosan

Hafsah menyampaikan, dirinya pernah melaksanakan survei ke apotek di sekitar kampus dan tempat kos-kosan.

Dari survei tersebut diketahui, ada sekitar 100 kondom terjual dalam satu bulan sehingga hal tersebut telah memprihatinkan.

3. Kehamilan dini di kalangan pelajar merata di Lampung.

Fakta mencengangkan lainnya diungkapkan oleh Koordinator Pencegahan HIV PKBI Lampung, Rachmat Cahya Aji.

Rachmat mengungkapkan problem kehamilan dini di kalangan pelajar rupanya telah terjadi secara merata di Lampung.

"Ada sekolah yang dalam lima tahun terakhir tidak ada masalah kehamilan yang tidak diinginkan. Kasus 10 siswi Sekolah Menengan Atas hamil itu terjadi pada 2016, itu terjadi di satu SMA," terperinci Rachmat, menyerupai dikutip dari grid.id.

4. Penyebab utamanya ialah pengetahuan

Menurut Rachmat, penyebab utamanya ialah pengetahuan pelajar perihal kesehatan masih minim, ditambah lagi pendidikan reproduksi masih dianggap tabu di Indonesia.

"Sehingga banyak remaja tidak mengetahui akhir dari sikap s*ks yang berisiko, yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan,” Rachmat Cahya Aji menambahkan.

5. Sebanyak 20 persen dari seluruh pelanggan PSK  dari kalangan pelajar SMA

Pihak PKBI Lampung bahu-membahu telah membuka kesempatan konseling kepada para pelajar yang ingin bertanya soal masalah s*ksual.

Rachmat Cahya Aji mengungkapkan sesi konseling tersebut turut menguak fakta yang tak kalah mengejutkan perihal sikap s*ks di kalangan pelajar di Lampung.

Sebanyak 20 persen dari seluruh pelanggan PSK di Lampung ternyata berasal dari kalangan pelajar SMA.

"Bahkan kini itu, banyak pelajar Sekolah Menengan Atas yang ke lokalisasi. Bahkan, 20 persen pelanggan pekerja s*ks itu ialah pelajar SMA. Kaprikornus dari 10 pelanggan seorang PSK, itu 2 orang di antaranya ialah pelajar. Mereka itu awalnya ingin coba-coba, tahu dari teman, hingga ada yang langganan meski jarang-jarang. Bahkan ada pelajar yang pacaran sama pekerja s*ks," kata Rachmat.

6. Pelajar terkena penyakit menular

Tarif PSK di Lampung sendiri cukup bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.

Mengingat pelajar umumnya mempunyai dana yang terbatas sehingga tak jarang mereka menentukan PSK yang telah berumur semoga menerima tarif yang lebih murah.

Akibatnya, sebagian dari mereka ada yang terkena penyakit s*ksual menular, menyerupai seolah-olah sifilis dan kencing nanah.

7. Ketua Komnas Perlindungan Anak Lampung mengaku prihatin dan kaget

Atas temuan PKBI Lampung tersebut, Toni Fiser selaku Ketua Komnas Perlindungan Anak Lampung mengaku prihatin dan kaget.

Ia mengakui data yang terkumpul di Komnas Perlindungan Anak Lampung terkait masalah kekerasan anak, termasuk kehamilan di usia belia, terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Sedih, berarti ada kurang pengawasan dari orangtuanya alasannya pokomasalah anak kan dari rumah. Periode September 2018 sudah ada 5 masalah serupa yang masuk, padahal tahun kemudian hanya dua kasus. Ini butuh tugas semua pihak terutama orangtua. Tapi kita jadikan ini untuk rehabilitasi bukan sebagai kasus," ungkap Toni Fisher.


Menurut Toni, kehamilan dini yang dialami 12 siswi Sekolah Menengah Pertama tersebut secara tidak pribadi merupakan korban dari perbuatan orang arif balig cukup akal di sekitarnya.

Kondisi yang tidak nyaman di rumah sanggup menjadi penyebab belum dewasa tersebut mencari kenyamanan di luar, entah dari pasangan maupun pacarnya.

Kondisi tersebut berujung pada bencana yang melampaui batas, misalnya masalah kehamilan di usia dini yang telah diungkap PKBI Lampung sebelumnya.

"Terlebih keberadaan gadget dan mudahnya mengakses banyak sekali info menyerupai ketika ini. Saya juga banyak sekali info menyerupai ketika ini. Saya juga gres menerima konseling dua remaja Sekolah Menengan Atas berpacaran, sama-sama dari keluarga brokenhome. Cari kenyamanan di luar dan kemudian hamil," tambahnya.

:

Pada kesempatan itu, Toni Fisher turut mengungkap fakta yang tak kalah mengejutkan.

Kasus kehamilan di luar nikah rupanya menempati peringkat kedua sehabis masalah bullying sebagai masalah kekerasan yang sering menimpa belum dewasa khususnya di kalangan pelajar.

Oleh karenanya, Toni mengingatkan para orangtua untuk lebih memperhatikan perkembangan anak.

Sebaiknya orangtua tidak hanya mencukupi kebutuhan finansial anak semata, tetapi juga kebutuhan psikologisnya, salah satunya dengan menyisihkan waktu bersama anak

"Punya waktu bareng anak di jam 6 sore hingga 9 malam. Melakukan 3B: belajar, bicara, bermain. Itu perlu untuk melihat perkembangan anak," kata Toni Fisher.

Astaghfirullah...

Semoga masalah ini sanggup menjadi pembelajaran kita bersama, terutama orang renta dalam mengasuh anak-anaknya.