Alasan Dokter Gigi Tak Mau Cabut Gigi Ketika Masih Sakit, Ternyata Efeknya Mematikan


cabut gigi via hellosehat.com

Pernah sakit gigi?

Mudah-mudahan tidak ya, bagi yang pernah, niscaya merasa kesal ketika tiba ke dokter gigi mau mencabut gigi lantaran dokter tak mau melakukannya..

Nah, baca artikel ini, kenapa dokter gigi tak mau mencabut gigi yang masih benjol ataupun sakit..

Meski gigi permanen sebaiknya dipertahankan seumur hidup, tapi ada beberapa alasan yang mengakibatkan pencabutan gigi perlu dilakukan.  Alasan tersebut sanggup saja lantaran gigi mengalami infeksi, kerusakan, hingga terlalu banyak gigi di dalam mulut.

Sebuah gigi patut dicabut ketika sudah sangat rusak. Jika tidak dicabut, gigi yang rusak ini sanggup mengganggu gigi lain dan kesehatan rongga verbal Anda. Rasa sakit yang terus-menerus sanggup menjadi membuktikan utama gigi Anda perlu dicabut. Rasa sakit ini sanggup disebabkan oleh beberapa hal, menyerupai adanya lubang gigi yang infeksi, infeksi gusi, hingga terjadi patah gigi.

Yuk simak selengkapnya perihal cabut gigi berikut ini!

Apa cabut gigi sakit ? Sakit banget dong. Setelah gigi dicabut, Anda akan mencicipi nyeri dan benjol di sekitar area pencabutan selama tiga hari hingga dua minggu. Sama menyerupai semua tindakan medis lain, pencabutan gigi juga berisiko menimbulkan komplikasi.
  • Infeksi atau proses penyembuhan yang lambat. Umumnya disebabkan kebiasaan merokok di masa penyembuhan.
  • Lubang bekas gigi yang telat dicabut sanggup terasa nyeri, mengeluarkan rasa atau bau, terutama ketika Anda tidak mengikuti petunjuk perawatan sesudah pencabutan dari dokter.
  • Risiko gangguan saraf yang sanggup mengakibatkan nyeri atau bahkan mati rasa pada bibir, lidah, dagu, gigi, dan gusi. Komplikasi ini umumnya bersifat sementara tapi sanggup menjadi permanen juga.

Sebagian besar dokter gigi percaya bahwa pencabutan gigi lebih kondusif dilakukan di usia muda ketika akar gigi belum terbentuk sempurna. Pada usia ini, proses penyembuhan juga sanggup terjadi lebih cepat.

Dari komplikasi diatas serta pembengkakan sesudah cabut gigi diatas apa cabut gigi berbahaya ?

"Prinsipnya, cabut gigi itu kondusif dan tidak berbahaya, kok," kata drg Benny Poliman, MKes, dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. Sebagai ilustrasi, setiap hari, di seluruh dunia, ribuan kali dilakukan pencabutan gigi, dan buktinya aman-aman saja. Kalaupun ada yang kemudian menjadi fatal, sanggup jadi itu hanya kasus. Misalnya, ternyata pasien punya penyakit berat tertentu sebelumnya.

Kenapa cabut gigi dihentikan ketika sakit ?

cabut gigi ketika sakit via hellosehat.com

Penyakit apa saja yang dihentikan cabut gigi ? Simak penjelasan

Sebelum dikalukan cabut gigi pasien harus sudah dilakukan investigasi secara menyeluruh pada pasien dan kondisi umum pasien semuanya dalam kondisi baik (misal tekanan darah, waktu pembekuan darah).

Meski demikian, keputusan dokter gigi untuk mencabut gigi pasien yang sedang infeksi perlu dilandasi dengan pemahaman mendalam perihal diagnosa pasien, terutama mengenai perbedaan bisul gigi dengan selulitis.

Sebelum melaksanakan mekanisme cabut gigi ketika sakit perlu dilakukan pengecekan. Bila yang terjadi ialah bisul yang terbatas di tempat radikular (ujung akar) maka pencabutan sanggup dilakukan tanpa perlu premedikasi terlebih dulu.

Sedangkan bila calon gigi sakit dicabut yang terjadi ialah selulitis yang sifatnya akut, nyeri yang parah dan menyeluruh, beukuran besar, dengan pembengkakan yang tidak berisi nanah, dan umumnya disertai demam, maka pasien sebaiknya mengkonsumsi antibiotik terlebih dulu untuk mengembalikan kondisi dan meredakan infeksi tersebut. Barulah sesudah itu gigi penyebab infeksi sanggup dicabut.

Pada kasus dimana pasien mengalami  infeksi yang menyebar secara cepat dan progresif, sulit bernafas dan menelan, infeksi melibatkan spatium-spatium di sekitar wajah, demam tinggi, dan verbal sulit dibuka (kurang dari 1 cm), maka pasien harus segera dirujuk ke dokter gigi seorang andal bedah verbal untuk mendapat perawatan yang tepat dan mencegah kondisi yang lebih parah dan mengancam jiwa.

Apa saja yang dihentikan dilakukan sesudah cabut gigi ?

  • Jangan berkumur dalam 24 jam sesudah cabut gigi, meludah dengan kencang, atau mencolek/menyentuh area bekas cabut gigi dengan pengecap atau obyek lainnya.
  • Hindari minuman keras dalam 24 jam sesudah cabut gigi. Alkohol mendorong perdarahan dan menunda penyembuhan.
  • Hindari masakan atau minuman panas atau pedas hingga sensasi kebas mereda. Anda tidak sanggup mencicipi sakit ketika sedang mati rasa dan sanggup mengkremasi verbal Anda. Jangan pula gunakan sedotan ketika minum (gerakan menyeruput yang menekan sisi dalam verbal sanggup memecahkan bekuan darah).
  • Jangan menggigit pipi — sengaja atau tidak.
  • Jangan mendengus atau buang ingus. Tekanan sanggup menggeser atau memecahkan bekuan darah. Jika Anda sedang pilek atau alergi, gunakan obat yang tepat untuk mengobatinya.
  • Hindari merokok dalam 24 jam sesudah cabut gigi, dan kalau sanggup teruskan dalam beberapa hari ke depan. Merokok sanggup meningkatkan tekanan darah yang merisikokan perdarahan, sehingga memperlambat proses pemulihan. Gerakan mengisap rokok juga sanggup mengempiskan gumpalan darah.
  • Hindari olahraga selama 3-4 hari sesudah cabut gigi. Jika Anda penggiat olahraga rutin, sadari bahwa asupan cairan dan kalori normal Anda akan berkurang pasca operasi. Olahraga sesudah operasi dan acara fisik berat lainnya sanggup meningkatkan perdarahan, pembengkakan, dan sensasi tidak nyaman. Kegiatan yang harus Anda lakukan sesudah cabut gigi hanya dibolehkan istirahat atau duduk di sofa. Tapi usahakan jangan berbaring telentang. Sangga kepala dengan bantal untuk menghindari perdarahan.

Apakah cabut gigi atas sanggup mengakibatkan kebutaan ?

cabut gigi bikin buta via

Benarkah apakah cabut gigi atas besar lengan berkuasa pada mata ? Dan cabut gigi efeknya apa ?

Menurut Profesor Bambang Irawan, pencabutan gigi yang dilakukan sembarangan memang sanggup membahayakan, namun tidak hingga mengakibatkan kebutaan. Bahaya cabut gigi yang mungkin terjadi ialah timbulnya infeksi yang menimbulkan bengkak.

Faktanya, saraf gigi dan saraf mata itu berbeda sehingga tidak ada hubungan antara cabut gigi atas dengan kerusakan mata. Perlu diketahui, baik saraf gigi maupun saraf mata berasal dari saraf otak yang disebut sebagai saraf trigeminal.

Namun intinya tidak terdapat hubungan pribadi antara saraf gigi dan saraf mata, sehingga tidak benar bahwa cabut gigi geraham atas sanggup mengakibatkan dilema pada mata menyerupai kebutaan. Bila saraf gigi kelima, maka saraf mata kedua.

Jika memang sanggup memengaruhi saraf, yang terkena ialah saraf yang berada disekitar verbal di mana komplikasinya ialah rasa nyeri pada potongan bibir, lidah, gigi dan rahang, terutama pada pencabutan gigi geraham bungsu. Komplikasi ini umumnya bersifat sementara tapi sanggup menjadi permanen juga.

Mencabut gigi merupakan tindakan terakhir yang harus dilakukan lantaran gigi sudah tidak sanggup lagi dipertahankan. Bila terjadi kerusakan gigi yang belum begitu parah, biasanya dokter akan mempertahankan gigi agar jangan hingga dicabut.

Jika gigi yang bermasalah harus dicabut maka sebaiknya pastikan dulu gigi sedang tidak sakit. Pencabutan gigi tidak diperbolehkan ketika gigi sedang sakit lantaran sanggup memicu infeksi.

Penyebaran infeksi inilah yang harus diwaspadai, lantaran bila pencabutan dilakukan pada gigi rahang atas maka infeksi sanggup saja menyebar dan mengakibatkan pembengkakan hingga ke tempat mata. Sebaiknya tunggu hingga gigi sudah tidak terasa sakit lagi bila ingin mencabutnya.

Lalu kalau tidak besar lengan berkuasa pada syaraf mata, apa imbas samping cabut gigi tersebut ?

Pencabutan gigi yang sesuai mekanisme dan sesuai indikasinya tidak akan menimbulkan imbas negatif pada jaringan sekitarnya dan juga tubuh. Dampak jangka panjang dari pencabutan gigi yang tidak digantikan dengan gigi palsu ialah gigi sebelahnya akan cenderung miring ke arah gigi yang hilang, dan kalau yang dicabut ialah gigi bawah maka biasanya gigi atas akan turun lantaran gigi lawan sudah tidak ada dan sebaliknya. Idealnya gigi yang telah dicabut tersebut harus dibuatkan gigi tiruan.

Pada dasarnya imbas samping tindakan semua pencabutan gigi ialah sama, memang Anda akan sedikit mengalami rasa sakit pada ketika penyuntikan dan sesudah pencabutan ketika imbas obat biusnya hilang tapi Anda akan diberikan obat anti nyeri jadi rasa sakit sanggup diatasi. Pada ketika penyuntikkanpun sekarang sudah ada obat bius yang dioles sehingga pada ketika penyuntikkan tidak terlalu terasa.

Sebaiknya jangan terburu-buru untuk mencabut gigi, apalagi gigi tersebut masih kiuat dan sisa mahkota masih banyak. Cabut gigi jangan dijadikan alternatif perawatan, namun HANYA sebagai jalan terakhir satu-satunya. Karena sesudah cabut gigipun masih ada perawatan yang harus dilakukan, yaitu pembuatan gigi palsu. Oleh lantaran itu lebih baik diskusikan perawatan gigi lainnya yang lebih cocok untuk kebutuhan Anda dengan dokter gigi.

Kenapa cabut gigi sanggup meninggal ?

Salah-salah merawat gigi atau mengatasi problem gigi berlubang, hasil fatal sanggup terjadi. Seperti yang dialami oleh gadis asal Cilacap, Jawa Tengah ini. Gadis berjulukan Cucu Putri Asih ini menderita tumor yang berubah menjadi kanker sesudah mencabut gigi gerahamnya. Parahnya, hal ini justru menimbulkan gadis cantik ini kehilangan nyawanya. Ngeri bukan ?

Sebelumnya, cerita Cucu Putri Asih sempat menjadi viral di internet sesudah diunggah oleh akun Bintang Starking di situs jejaring sosial Facebook. Gadis berusia 17 tahun tersebut menderita ginggivitis yang kemudian berubah menjadi tumor kemudian kanker sesudah menjalani mekanisme pencabutan gigi geraham.

Cucu bersama-sama ialah sosok anak yang cantik dan ceria, dirinya terdaftar sebagai siswi Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Dayeuluhur, Kabupaten Cilacap. Semasa hidupnya, gadis yang tubuhnya tinggal tulang dan kulit sebelum meninggal tersebut ialah anggota Paskibra dan menjadi salah seorang siswi yang cerdas di sekolahnya.

Cucu tak berasal dari keluarga yang berada, sesudah menjalani perawatan
berbulan-bulan dengan biaya yang tak murah alhasil Cucu mengalah pada kondisinya. Ginggivitis sendiri merupakan keadaan dimana gusi menjadi benjol lantaran basil pada mulut. Risiko timbulnya penyakit ini disebabkan oleh faktor umur, kurangnya perawatan pada gigi, merokok, faktor genetik dan lainnya.

Demikianlah artikel perihal cabut gigi. Semoga bermanfaat. Konsultasikan kepada dokter dahulu sebelum cabut gigi.