Bantah Relawan Fpi Gerak Cepat Penyelamatan Korban Gempa Palu, Ini Yang Dikatakan Kominfo!


Informasi gerak cepat relawan FPI penyelamatan korban gempa palu, benarkah hoax? (foto: covesia.com)

Benarkah cuma hoax?

Beredar viral foto relawan FPI gerak cepat untuk melaksanakan penyelamatan pada korban gempa Kota Palu.

Ini yang dikatakan Kominfo!

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan, informasi terkait relawan Front Pembela Islam (FPI) yang membantu proses penyelamatan korban gempa Palu ialah hoaks alias informasi palsu.

"Hoaks gerak cepat relawan FPI penyelamatan korban gempa Palu 7,7," tulis Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo Republik Indonesia Ferdinandus Setu, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/10/2018).

Ferdinandus menyebut, faktanya dalam gambar yang tersebar di media sosial, relawan FPI itu tengah membantu korban longsor di Desa Tegal Panjang, Sukabumi.

Bagaimana kata FPI?

Saat dikonfirmasi, juru bicara FPI Slamet Maarif mengatakan, ia tidak bisa mengonfirmasi apakah foto itu benar di Palu atau tidak.

"Ga terperinci tuh foto, kita lagi cari data," ujar Slamet ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (2/10/2018). ibarat dilansir dari liputan6.com.

Namun, Slamet menyampaikan ketika ini sudah ada 50 orang relawan FPI di Palu yang dipimpin Ustaz Sugiarto.

"Yang sudah berangkat dari Jakarta, Pasuruan, dan Makassar, sudah di Makassar siap masuk ada 100 (orang)," lanjutnya.

Pengunggah foto bukan akun resmi FPI

Slamet juga menyatakan bahwa akun Twitter @Informasi_FPI dan @Intel_FPI bukanlah akun resmi FPI.

"Bukan, itu keliatannya simpatisan kita," ujarnya.

FPI sendiri sampai ketika ini belum mempunyai akun media umum resmi sesudah diblokir pada simpulan Desember lalu. Lembaga Informasi Front dengan akun Twitter @LembagaF ialah satu-satunya akun resmi sayap juang FPI.

Sebelumnya banyak beredar informasi palsu alias hoax pasca terjadinya peristiwa gempa bumi dan tsunami di wilayah Donggala, Palu dan Mamuju, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Mencermati kondisi tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) semenjak Sabtu (29/9) telah melaksanakan pemantauan atas konten negatif tersebut yang beredar melalui situs maupun media umum dan platform chatting.

"Kemkominfo mengimbau biar seluruh masyarakat tidak gampang mempercayai dan menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya atau tidak terperinci sumbernya," tulis Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu dalam keterangan resmi, Selasa (2/10).

Berikut beberapa informasi yang telah dinyatakan sebagai hoax.

1. Hoax: Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa Retak


(Doc: Kominfo)

Fakta: Bendungan Bili-bili masih dalam keadaan kondusif dan terkendali sesudah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa.

2. Hoax: Foto korban peristiwa alam di Palu yang sudah terbungkus kain putih


(Doc: Kominfo)
Fakta: Foto yang dipakai tersebut ialah foto insiden gempa tsunami aceh 26 Desember 2004 yang disebarluaskan kembali sebagai dokumentasi korban gempa tsunami Palu.

3. Hoax: Wali Kota Palu Meninggal


(Doc: Kominfo)

Fakta: Wali Kota Palu Hidayat tidak meninggal dan sekarang turut melaksanakan tanggap darurat gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah.

4. Hoax: Gempa bumi susulan dengan kekuatan lebih besar


(Doc: Kominfo)

Fakta: Tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang bisa memprediksi gempa secara pasti, konfirmasi dari Sutopo Purwo Nugroho (Kepala Humas BNPB)

5. Hoaks jenazah yang minta gempa


(Doc: Kominfo)

Faktanya,  jenazah yang mengapung di Sungai Siak Pekanbaru ialah ibu dari Sumatera Barat yang ingin menemui anaknya di Pekanbaru.

:

6. Hoaks 2 Oktober akan kembali terjadi gempa Lagi


(Doc: Kominfo)

Faktanya, kata Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, tidak ada satu pun negara di dunia dan Iptek yang bisa memprediksi gempa secara pasti.

7. Hoaks penerbangan gratis dari Makasar menuju Palu gratis bagi keluarga korban


(Doc: Kominfo)

Faktanya, pesawat Hercules Tentara Nasional Indonesia AU menuju ke Palu diutamakan membawa santunan logistik, paramedis, obat-obatan, makanan siap saji, dan alat berat.

Pemberangkatan dari Palu diprioritaskan untuk mengangkut pengungsi diutamakan lansia, perempuan dan anak-anak, serta pasien ke Makasar.

Untuk itu, Kemenkominfo kembali mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai begitu saja informasi yang beredar di ranah maya.

Demikian, semoga informasi ini bermanfaat.