Fakta - Fakta Dibalik Pemicu Utama Terjadinya Longsor Di Puncak Bogor


Gambar dari tribunnews.com

5 tahun tak ada penanganan khusus terkait tebing. Kabar terbaru tebing di puncak alami retakan. Hal ini menciptakan villa ataupun pedagang di sekitarnya diambang was-was.

Berikut fakta - faktanya...

Talud atau dinding penahan tanah di lokasi perbaikan longsor, di tempat Riung Gunung, Puncak, Bogor, Jawa Barat, mengalami keretakan, Rabu (29/11/2018).

Keretakan itu menimbulkan separuh dari tubuh jalan di lokasi tidak sanggup dipakai lantaran terdapat rengkahan selebar 30 sentimeter di sela antara talud dengan tubuh jalan.

Dirjen Bina Marga kementrian pekerjaan umum lakukan investigasi

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suko Setiono mengatakan, pihaknya akan melaksanakan pemeriksaan atas insiden retaknya dinding penahan tanah ( talud) di tempat Riung Gunung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. 

"Kita lakukan investigasi, cek ke lapangan untuk mengetahui penyebab retaknya," ujar Hari, Kamis (29/11/2018). 

Hari menyebut, pengerjaan talud di tempat Riung Gunung telah dilakukan semenjak Juli 2018 lalu, pascabencana longsor yang terjadi di wilayah Puncak. 

Dengan adanya insiden itu, sambung Hari, dirinya belum sanggup memastikan kapan pengerjaan talud sanggup rampung.

"Bila tidak ada kerusakan, harusnya pengerjaan final dalam waktu dekat. Tapi dengan kondisi sekarang, kami belum sanggup memastikan kapan akan selesai," kata Hari. 

Arus kemudian lintas perjalanan dengan sistem buka tutup

Satlantas Polres Bogor Kabupaten mengimbau pengendara kendaraan khusus bus dan truk tidak memakai jalur Puncak lantaran adanya jalan retak pada pundak jalan.

Kasat Lantas Polres Bogor Kabupaten, AKP Hasby Ristama, mengatakan, retakan jalan di jalur Puncak ini terletak di lokasi perbaikan longsor seputar Riung Gunung, Desa Tugu Selatan, Kabupaten Bogor.

"Lokasinya di tempat perbaikan longsor yang pernah terjadi di bulan Februari lalu," kata Hasby menyerupai dilansir Antaranews.com, Kamis (29/11/2018).

Menurut Hasby, keretakan jalan tersebut diketahui Rabu (28/11/2018) sekira pukul 17.00 WIB, disebabkan lantaran faktor alam, akhir hujan lebat yang melanda mitra Puncak.

Kondisi ini menjadikan sebagian tubuh jalan di lokasi tidak sanggup difungsikan sebagaimana biasanya.

"Kami memberlakukan buka tutup satu jalur semenjak kemarin malam," katanya.

Menurut Hasby, panjang keretakan jalan Raya Puncak tersebut sekitar 20 meter.

Lokasi tersebut memang sedang ada pekerjaan sehabis longsor bulan Februari lalu.

Banyaknya kemudian lintas kendaraan menjadi beban bagi jalan tersebut sampai terjadi pergeseran tanah.

:
Untuk mengantisipasi bencana, Polres Bogor Kabupaten Bogor telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan sejumlah pihak terkait untuk melarang kendaraan truk dan bus melintas di jalur Puncak.

Bus dan truk yang hendak ke Cianjur lanjutnya sanggup memakai jalur alternatif yang telah tersedia yakni Jonggol-Cariu dan Sukabumi.

"Kami telah mengabarkan ihwal ini kepada masyarakat luas melalui sosial media, dan siaran pers," katanya.

5 tahun tebing longsor cuma ditutupi terpal, villa dan warga diambang was-was

Terpal menutupi tebing longsor yang berada di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Seorang penjaga vila, Devi Sri yang tinggal sempurna di atas lokasi longsor menyampaikan jikalau longsor tersebut sudah terjadi sekitar lima tahun lalu.

"Longsor pada waktu itu terjadi ketika sore hari ketika hujan turun dengan deras," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (29/11/2018).

Ia menambahkan, dari longsor itu, tebing yang berada di bawah villa yang dijaganya itu, ditutupi dengan terpal.

"Terpal itu juga dari pemilik villa ini. Sudah usang atau enam kali ganti terpal dari longsor pada lima tahun kemudian itu," jelasnya.

Dewi pun mengaku khawatir akan ada longsor susulan.

Sebab, vila yang dijaganya bertepatan persis di atas tebing.

Seorang pedagang bubur ayam yang berjualan di seberang tebing longsor, Ai (45) menyampaikan dirinya selalu memantau tanah di tebing itu ketika hujan turun.

Ai pun mengaku takut bila ada longsor, alasannya yaitu dua kerikil di tebing itu sangat besar.

"Kalau hujan niscaya saya pantau terus itu tebing. Saya takut jikalau longsor itu terkena pengendara yang melintas dan dagangan saya," tutur Ai.

Pantauan TribunnewsBogor.com di lokasi, terlihat terpal yang menutupi longsoran sudah sobek besar.

Terlihat pula, banyak bebatuan di tebing tersebut, yang di antaranya ada dua kerikil besar.