Fakta Mengejutkan, 9 Juta Anak Ri Alami Stunting! Begini Tanda-Tanda Dan Penanganannya


Foto bayi yang mengalami strunting (kompas.com)

Fakta mengejutkan, sekitar 37% atau hampir 9 juta balita Indonesia ketika ini mengalami stunting, yaitu pertumbuhan yang terhambat termasuk otak sang anak.

Terlebih orangtua pada umumnya tidak menyadari kalau sudah terjadi pada buah hatinya.

Berikut langkah-langkan mendeteksi tanda-tanda Stunting serta penangan yang harus dilakukan orang tua!

Country Director World Bank Indonesia Rodrigo Chavez mengatakan, sekitar 37% atau hampir 9 juta balita Indonesia ketika ini mengalami stunting, yaitu pertumbuhan yang terhambat termasuk otak sang anak.

Hal ini menjadi perhatian serius lantaran angka ini ialah kepingan dari masa depan bangsa yang jumlahnya cukup besar.

"Sekitar 9 juta balita Indonesia ketika ini mengalami stunting, yaitu pertumbuhan yang terhambat termasuk otak sang anak. Strategi nasional mempercepat pencegahan stunting ialah upaya serius pemerintah Indonesia untuk atasi problem ini," katanya dalam peluncuran buku Aiming High Indonesia's ambition to reduce stunting di Financial Club, Jakarta, Rabu (19/9/2018).

Fakta lainya juga terungkap jikalau salah satu kesulitan mengatasi stunting ialah gangguan kesehatan yang tidak terlalu tampak gejalanya.

Tidak ada demam atau rasa sakit sehingga orangtua pada umumnya tidak menyadari kalau sudah terjadi.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan pemerintah menargetkan angka stunting bisa berkurang setidaknya menjadi 25% dari total balita yang ada di Indonesia.

"Kita mau turunkan 2019 itu 1/4, ya kalau bisa lebih rendah lebih bagus. Tetapi kini kita lihat dengan yang sudah kita lakukan selama ini, bisa nggak kita hingga turun jadi 1/4," ungkapnya, ibarat dilansir dari detik.com.

Selain peranan pemerintah, orang tualah yang menjadi kunci pertama menghindari Stuting pada anak.

Banyak yang tidak menyadari bahwa anak pendek ialah permasalahan gizi yang cukup jelek bagi kesehatan anak. Dikutip dari hellosehat.com, tubuh anak pendek bisa jadi tanda gangguan pertumbuhan stunting.

Stunting ialah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.

Banyak yang tak tahu kalau anak pendek ialah tanda dari adanya problem pertumbuhan si kecil. Apalagi, jikalau stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2 tahun.

Hal ini harus segera ditangani dengan segera dan tepat. Pasalnya stunting ialah insiden yang tak bisa dikembalikan ibarat semula jikalau sudah terjadi.

Penyebab Stunting

Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan semenjak ia masih di dalam kandungan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 20% insiden stunting sudah terjadi ketika bayi masih berada di dalam kandungan.

Kondisi ini diakibatka oleh asupan ibu selama kehamilan kurang berkualitas, sehingga nutrisi yang diterima janin sedikit. Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut sesudah kelahiran.

Selain itu, stunting juga bisa terjadi akhir asupan gizi ketika anak masih di bawah usia 2 tahun tidak tercukupi.

Entah itu tidak diberikan ASI pribadi ataupun MPASI (makanan pendamping ASI) yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas.

Bagaimana cara mengetaui kalau anak alami Stuting?

Hal ini bekerjsama bisa Anda ketahui jikalau Anda memantau pertumbuhan serta perkembangan si kecil semenjak ia lahir.

Beberapa tanda-tanda dan tanda lain yang terjadi kalau anak mengalami gangguan pertumbuhan:

  • Berat tubuh tidak naik, bahkan cenderung menurun
  • Perkembangan tubuh terhambat, ibarat telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan)
  • Anak gampang terkena penyakit infeksi
  • Sementara, untuk tahu apakah tinggi anak normal atau tidak, Anda harus secara rutin memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terdekat. Misalnya saja, membawa si kecil ke Posyandu atau Puskesmas terdekat setiap bulan.


Apa dampaknya jikalau anak pendek semenjak kecil?

Anak pendek bekerjsama mengalami gangguan pertumbuhan. Jika tidak ditangani dengan baik maka akan memengaruhi pertumbuhannya hingga ia remaja nanti, tidak cuma imbas fisik saja.

Berikut ialah risiko yang dialami oleh anak pendek atau stunting di kemudian hari.

  • Kesulitan belajar
  • Kemampuan kognitifnya lemah
  • Mudah lelah dan tak lincah dibandingkan dengan bawah umur lain seusianya
  • Risiko untuk terjangkit penyakit nanah lebih tinggi
  • Risiko mengalami banyak sekali penyakit kronis (diabetes, penyakit jantung, kanker, dan lain-lain) di usia dewasa

Ketika remaja nanti, bahkan dilaporkan bahwa anak pendek akan mempunyai tingkat produktifitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja. Ya, stunting ialah problem gizi yang berdampak hingga anak berusia lanjut usia apabila tidak ditangani segera.

:

Apakah stunting masih bisa diatasi dan diperbaiki?

Sayangnya, stunting ialah kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa dikembalikan ibarat semula.

Maksudnya, ketika seorang anak sudah stunting atau pendek semenjak ia masih balita, maka pertumbuhannya akan terus lambat hingga ia dewasa.

Saat pubertas, ia tidak sanggup mencapai pertumbuhan maksimal akhir sudah terkena stunting di waktu kecil. Meskipun, Anda telah memberikannya kuliner yang kaya akan gizi, namun tetap saja pertumbuhannya tidak sanggup maksimal.

Namun, tetap penting bagi Anda menawarkan banyak sekali kuliner yang bergizi tinggi supaya mencegah kondisi si kecil semakin jelek dan gangguan pertumbuhan yang ia alami semakin parah.

Oleh lantaran itu, bekerjsama hal ini sanggup dicegah dengan cara menawarkan nutrisi yang maksimal ketika awal-awal kehidupannya, yaitu 1.000 hari pertama kehidupan.

Jika Anda mengetahui bahwa si kecil mengalami kondisi ini, maka sebaiknya segera konsultasikan pada dokter anak Anda, supaya cepat teratasi.

Demikian, semoga bermanfaat!