Jika Ingin Murka Demi Agama, Marahlah Ibarat Marahnya Rasulullah Saw!


Gambar dilansir dari hidayatullah.com

Jangan praktis terprofokasi, jangan praktis memaki...

Karena tanda Akhir zaman, Ummat muslim akan ditimpa fitnah.

Fitnah yang akan menciptakan kita tercerai berai, tali ukhuah akan hancur dan bahkan pertikaian yang berujung pertumpahan darah antar sesama.

Naudzubillah...

Renungkanlah wahai kaum muslimin.

Jika murka dikala melihat syariat baginda Nabi SAW dihina dan dinista, maka marahlah sebagaimana baginda Nabi SAW mencontohkannya.

Marahnya baginda Nabi SAW itu hanyalah untuk Allah SWT Semata, bukan lantaran adanya kepentingan langsung dan harta dunia ataupun lantaran intrik politik dari manusia.

Marahnya baginda Nabi SAW itu tetaplah dalam kesantunan, berkelas dan elegan.

Marahnya baginda Nabi SAW itu tetap menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran, tidak menyimpan dendam, tetap berprasangka baik kepada siapa saja.

Marahnya baginda Nabi SAW itu tidak suka mencerca dan menghina, tidak mencaci dan tidak mendengki.

Jikapun kini kita marah! Maka ikutilah apa yang diajarkan baginda Nabi SAW.

Marah yang islami, bukan menbar benci.

Marah yang mendidik, bukan menciptakan konflik.

Marah yang sopan, bukan kebablasan.

Marah yang apa adanya, bukan menebar dusta.

Marah yang tepat, bukan menghujat.

Marah yang tegas, bukan beringas.

Marah yang tertata, bukan membabi buta.

Marah yang menjaga mulutnya, bukan mencela dan menghina.


Menahan amarah memang bukan perkara gampang, lebih sulit dilakukan daripada cuma sekedar diucapkan.

Tapi setidaknya, berusahalah. Jangan hingga kemarahan yang kita lakukan melenceng dari aliran Agama.

Demikian, supaya kita tetap menjaga kesantunan dan jangan pernah menciptakan kemudhorotan!

Dalam riwayat Abu Hurairah misalnya, Nabi mengatakan, “Orang yang besar lengan berkuasa tidaklah yang besar lengan berkuasa dalam bergulat, namun mereka yang dapat mengendalikan dirinya dikala marah.” (HR. Malik).

Dalam riwayat Abu Said al-Khudri, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik orang ialah yang tidak praktis murka dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang ialah yang cepat murka dan lambat meridlai.” (HR. Ahmad).

Sumber

:
Related Posts