Meninggal Dan Masih Memakai Iud/ Akdr Apakah Harus Dicopot? Bagaimana Hukumnya?


Gambar ilustrasi dari youtube.com

Assalamualaikum, Pak Ustadz...

Tetangga aku kemarin meninggal dunia, Namun dia masih memakai alat kontrasepsi dalam rahim/IUD.

Bagaimana hukumnya? Apakah bekerjsama harus di copot sebelum dimakamkan?

Wa 'alaikum salam.

Dalam kondisi tersebut, alat kontasepsi TIDAK perlu dicabut

Dengan alasan:

1) pada mayit termasuk dalam larangan tidak bolehnya merusak jasad mayit ibarat mencincang mayit.

Diriwayatkan oleh Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَمَّرَ أَمِيرًا عَلَى جَيْشٍ أَوْ سَرِيَّةٍ أَوْصَاهُ فِي خَاصَّتِهِ بِتَقْوَى اللهِ وَمَنْ مَعْهُ مِنَ الْمُسْلِمِينَ خَيْرًا، ثُمَّ قَالَ: اغْزُوا بِاسْمِ اللهِ، في سَبِيلِ اللهِ، قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللهِ، اغْزُوا وَلَا تَغُلُّوا وَلَا تَغْدِرُوا وَلَا تَمْثُلُوا وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا وَإِذَا لَقِيتَ عَدُوَّكَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ فَادْعُهُمْ إِلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ -أَوْ خِلَالٍ- فَأَيَّتُهُنَّ مَا أََجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ، فَإِنْ أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ

Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila menetapkan seorang komandan sebuah pasukan perang yang besar atau kecil, dia berpesan kepadanya secara khusus untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang bersamanya, kemudian dia mengatakan: ‘Berperanglah dengan menyebut nama Allah, di jalan Allah. Perangilah orang yang kafir terhadap Allah. Berperanglah, jangan kalian melaksanakan ghulul (mencuri rampasan perang), jangan berkhianat, jangan mencincang mayat, dan jangan pula membunuh anak-anak. Bila kau berjumpa dengan musuhmu dari kalangan musyrikin, maka ajaklah kepada tiga perkara. Mana yang mereka terima, maka terimalah dari mereka dan jangan perangi mereka. Ajaklah mereka kepada Islam, kalau mereka terima maka terimalah dan jangan perangi mereka…’”

Terdapat pula larangan mematahkan tulang mayit walaupun mayit tersebut yaitu musuh dalam peperangan.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata,

عن جابر ـ رضي الله عنه ـ أنه قال: خرجْنا مع رسول الله ـ صلّى الله عليه وسلم ـ في جنازة فجلس النبيّ على شَفير القبر وجلسْنا معه، فأخرج الحَفّار عظمًا ـ ساقًا أو عضوًا ـ فذهب ليكسِره، فقال النبي ـ صلى الله عليه وسلم, “لا تكسرْها، فإنّ كسرَك إيّاه ميّتًا ككسرِك إياه حَيًّا، ولكن دُسَّه في جانب القبر” هذا الحديث رواه مالك وابن ماجه وأبو داود بإسناد صحيح

Aku keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengantar jenazah, dia duduk di pinggir kuburan dan kami pun juga demikian. Lalu seorang penggali kubur mengeluarkan tulang (betis atau anggota) dan mematahkannya (menghancurkannya). Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kau patahkan tulang itu. Kamu patahkan meski sudah meninggal sama saja dengan kau patahkan sewaktu masih hidup. Benamkanlah di samping kuburan.”

2. Ini tidak sesuai dengan tawaran bersegera menyelenggarakan jenazah.

Ini akan menjadi usang sebab ada proses tersebut. Anjuran biar segera menyelenggarakan mayit terdapat dalam hadits di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺃَﺳْﺮِﻋُﻮْﺍ ﺑِﺎﻟْﺠَﻨَﺎﺯَﺓِ ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻚُ ﺻَﺎﻟِﺤَﺔً ﻓَﺨَﻴْﺮٌ ﻟَﻪُ ﻓَﺨَﻴْﺮٌ ﺗُﻘَﺪِّﻣُﻮْﻧَﻬَﺎ، ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻚُ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﺸَﺮٌّ ﺗَﻀَﻌُﻮْﻧَﻪُ ﻋَﻦْ ﺭِﻗَﺎﺑِﻜُﻢْ

Bersegeralah dalam mengurus jenazah, sebab jikalau ia baik maka engkau telah melaksanakan suatu kebaikan dan jikalau tidak, maka engkau telah membuang suatu kejelekan dari lehermu.”

:


Demikian juga klarifikasi ulama, apa yang tertinggal pada badan mayit, tidak perlu diangkat dan segera dikuburkan.

Ibnu Qudamah Al-Maghdisi berkata:

وإن جبر عظمه بعظم فجبر، ثم مات لم ينزع؛ إن كان طاهراً

Apabila tulang (di dalam) dilapisi/ditutupi dengan materi tulang lainnya kemudian ia meninggal maka tidak perlu dicabut jikalau benda tersebut suci.”

Kesimpulan:

Tidak perlu mengangkat IUD/AKDR (Alat kontraspesi dalam rahim) pada mayit perempuan sebelum dikuburkan

Dijawab oleh Pengasuh tanya-jawab muslim.or.id Ustadz dr. Raehanul Bahraen.