Meski Tak Merokok, Kanker Paru Tetap Mengancam Kesehatan Anda! Ini Penyebabnya


Gambar ilustrasi dilansir dari tribunnews.com

Fakta mengejutkan...

Tidak semua kasus kanker paru-paru terjadi pada perokok ataupun mantan perokok.

Sejumlah kondisi telah diidentifikasi akan meningkatkan kesempatan bagi non-perokok untuk terkena kanker paru-paru.

Berikut beberapa penyebabnya yang wajib Anda ketahui!

Menurut WHO, kanker paru-paru merupakan jenis kanker yang paling mematikan di Indonesia.

Meski merokok merupakan penyebab yang tak sanggup diperdebatkan lagi dari kanker paru-paru.

Nyatanya tidak semua kasus kanker paru-paru terjadi pada perokok atau mantan perokok.

Ada beberapa faktor yang diidentifikasi akan meningkatkan kesempatan bagi non-perokok untuk terkena kanker paru-paru.

Lantas apa saja faktor-faktor yang sanggup menciptakan orang tidak merokok terkena penyakit mematikan tersebut? Berikut pemaparannya!

1. Gas radon

Penyebab utama kanker paru bagi non-perokok yaitu paparan gas radon, berdasarkan US Environmental Protection Agency (EPA).

Gas radon ialah gas yang terjadi secara alamiah yang terbentuk dikala uranium meluruh dan biasanya terjadi secara alami di luar ruangan dalam jumlah yang tidak membahayakan, tetapi hal itu adakala menjadi terkonsentrasi di rumah yang dibangun di atas tanah dengan endapan uranium alam.

Studi telah menemukan bahwa risiko kanker paru-paru lebih tinggi pada orang yang tinggal selama bertahun-tahun di sebuah rumah yang tercemar radon, ibarat dilansir dari hellosehat.com.

Meski begitu, mereka yang merokok dan terpapar radon mempunyai risiko yang lebih besar untuk terkena kanker paru dibandingkan dengan yang tidak merokok terpapar gas radon.

Gas radon sanggup berjalan melalui tanah dan memasuki rumah melalui celah-celah fondasi, pipa, kanal air, atau bukaan lainnya.

2. Perokok pasif

Perokok pasif atau penghirup asap yang dihasilkan dari perokok lain yang tinggal atau bekerja bersama Anda merupakan faktor risiko untuk munculnya kanker paru-paru.

Non-perokok yang tinggal dengan perokok mempunyai peningkatan 24% dalam risiko untuk terkena kanker paru-paru jikalau dibandingkan dengan non-perokok lainnya.

3. Asbes

Ini yaitu senyawa yang banyak dipakai di masa lalu, baik sebagai materi isolasi termal ataupun akustik.

Serat mikroskopik asbes terlepas dari materi isolasi dan terbang melalui udara sehingga mereka sanggup terhirup ke dalam paru-paru.

Serat asber sanggup bertahan seumur hidup di dalam jaringan paru-paru berikut paparan asbes.

Kedua jenis kanker, yaitu kanker paru dan tipe kanker yang dikenal sebagai mesothelioma, berkaitan dengan paparan asbes.

Non-perokok pekerja asbes mempunyai risiko kanker lima kali lipat lebih besar dibandingkan dengan non-perokok biasa.

4. Polusi udara

Sudah usang diketahui bahwa kedua polusi udara dalam ruangan maupun luar ruangan menjadikan kanker paru-paru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2013 mengklasifikasikan polusi udara luar ruangan sebagai biro penyebab kanker (karsinogen).

Polusi udara dari kendaraan, industri, dan pembangkit listrik sanggup meningkatkan kemungkinan perkembangan paru-paru pada para individu yang terpapar.

Para hebat percaya bahwa kontak yang terlalu usang dengan udara yang sangat tercemar sanggup membawa risiko perkembangan kanker paru-paru yang ibarat dengan perokok pasif.

5. Keturunan

Karena tidak semua perokok berakhir dengan kanker paru-paru, maka ada kemungkinan bahwa faktor-faktor lain, ibarat kerentanan genetik individu, mungkin memainkan tugas sebagai penyebab kanker paru-paru.

Sejumlah penelitian telah mengatakan bahwa kanker paru-paru lebih mungkin terjadi di kedua individu, baik perokok maupun non-perokok, yang mempunyai kerabat penderita kanker paru-paru dibandingkan dengan populasi umum.

6. Mutasi gen

Peneliti mencar ilmu lebih banyak wacana apa yang menjadikan sel-sel berkembang menjadi kanker, dan bagaimana sel-sel kanker paru berbeda antara non-perokok dan perokok.

Sebagai contoh, sebuah artikel yang diterbitkan di Clinical Cancer Research menjelaskan bahwa jenis mutasi gen tertentu ternyata lebih umum pada kanker paru non-perokok. Mutasi ini mengaktifkan gen yang biasanya membantu sel-sel tumbuh dan membelah. Mutasi menjadikan gen hidup terus menerus, sehingga sel-sel kanker paru-paru tumbuh lebih cepat.

Mengetahui perubahan gen sanggup menjadikan sel-sel tumbuh, hal itu membantu peneliti membuatkan terapi target, yaitu pengobatan yang secara khusus menargetkan mutasi ini.

:

Cara paling efektif mengurangi risiko kanker paru-paru bagi non-perokok.

Berbeda dengan perokok, non-perokok sanggup mengurangi risiko terkena kanker mematikan ini.

Caranya yaitu dengan menguji rumah Anda untuk gas radon, menghindari asap rokok, dan membatasi ekspos polusi di daerah kerja.

Selain itu, diet sehat dengan mengonsumsi banyak buah dan sayuran juga sanggup membantu mengurangi risiko kanker paru-paru.

Dan yang paling penting, rutin periksakan kesehatan Anda!

Pasalnya, penyebab angka ajal yang tinggi yaitu akhir sulitnya mendiagnosis kanker paru secara dini.

Sekitar 40% orang yang didiagnosis kanker paru, gres mendapatkan diagnosis sehabis penyakit telah berkembang. Artinya, dari 1/3 diagnosis, kanker telah mencapai stadium 3.

Demikian, biar gosip ini bermanfaat.