Naudzubillah Sebab Kebiasaan Bermaksiat Allah Datangkan Ajal Disaat Orang Ini Bermaksiat


Sumber gambar ashabul-muslimin.blogspot.com

Tidak ada yang mengetahui kapan datangnya mati, bisa saja satu detik yang akan tiba menjadi waktu kematianmu.

Jangan hingga disaat kebiasaanmu berbuat berzina, bermaksiat, disaat itu pula malaikat maut tiba menjemput nyawamu.


Setiap yang hidup niscaya akan mencicipi mati, hanya saja yang membedakan ialah bagaimana keadaan seseorang itu akan dicabut nyawanya.

Seperti apa kehidupan seseorang itu, begitu pula ia akan dimatikan.

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya” (HR Muslim no 2878)

Berkata Al-Munaawi,

أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ 

“Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu” (At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859)

Biar Nggak Salah Faham dan Tidak Banyak yang Terprovokasi, Seperti Inilah Bendera HTI

Para pembaca yang budiman, kita semua tahu bersama-sama kematian tiba tiba-tiba, tidak peduli dengan kondisi seorang hamba apakah dalam keadaan ketaatan kepada Allah atau dalam keadaan sedang bermaksiat, apakah dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat, semuanya terjadi tiba-tiba.

Sebagai misalnya simak video berikut:



Inspirasi @sahabatsurga "Demikianlah Allah memberi jawaban kepada orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik (thayyibin) oleh para malaikat dengan menyampaikan kepada mereka:"Salaamun 'alaikum, masuklah kau ke dalam nirwana itu disebabkan apa yang telah kau kerjakan." ... (QS An-Nahl :31-2) Melalui ayat yang mulia ini, Allah mengabarkan wacana keadaan mereka yang sholeh dikala diwafatkan. Para malaikat pun akan menyambut mereka dengan penghormatan dan kabar besar hati berupa surga. Maka, kata thayyibin dalam ayat ini, berdasarkan imam Qurthubi, setidaknya mengandung enam makna, yaitu: (1) Suci dari kemusyrikan, (2) hamba-hamba yang saleh, (3) sucinya perkataan dan perbuatan mereka dari maksiat, (4) mereka yakin akan hadirnya pahala dari Allah, (5) jiwa mereka kembali kepada Allah dalam keadaan suci. Dan, (6) mereka diwafatkan dalam keadaan baik lagi dimudahkan, tiada penderitaan dan kepedihan di dalamnya ... (Tafsir Al-Qurthubi, 10/67) "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku" ... (QS Al-Fajr, 89:27-30) . . Menjadi tua, lemah, dan mati ialah sesuatu yang pasti. Namun lantaran apa kita lemah dan karenanya mati, itulah yang menjadi pembeda antara seseorang dengan yang lainnya . @sahabatsurga, betapa indahnya simpulan kehidupan orang-orang saleh. Mereka menutup cerita perjalanan hidupnya dengan penuh ketenangan. Mereka mengakhiri pengembaraannya di dunia yang fana dengan kebahagiaan menyongsong kehidupan yang kekal. Mereka bisa menuntaskan titik simpulan usaha panjangnya dengan senyum kemenangan. Inilah simpulan kehidupan yang didambakan setiap orang . . Via veyogate.com #Supported #by @sahabatsurga Media Inspirasi Islami Turn On Notification ___ #inspirasi #nasihat #tausiyah #hijrah #ceramah #dakwah #hidayah #muslimah #hijab #kekinian #jomblo #tobat #baper #akunislami #motivasi #khimar #gamis #parenting #viral #pp #jilbab #ngaji #berita #update #jodoh #ilmu
A post shared by Sahabatsurga (@sahabatsurga) on

Sungguh beruntung seseorang yang meninggal dalam keadaan taat dan sedang beribadah kepada Allah SWT, Bayangkan saja jika seseorng itu meninggal ketika ia sedang beraksiat sedang jauh dengan Allah.

Matinya Saja Sudah Buruk dan Tercela Bagaimana Nanti Keadaanya di Akhirat, Sungguh Siksa Pedih Begitu Dekat Denganya


Demikianlah apa yang menjadi kebiasaan seseorang bisa menjadi lantaran itupula ia akan dimatikan, maka sebaiknya lakukanlah kegiatan-kegiatan yang di ridhoi Allah, jangan hingga ketika simpulan hidup tiba kita sedang melaksanakan perbuatan maksiat.