Nauzubillah! Sungguh Ngeri Aturan Allah Bagi Orang Yang Menceritakan Kebiasaan Diranjang


Gambar ilsutrasi diolah dari youtube.com

Dalam Islam, di antara diam-diam yang harus dijaga para suami dan istri yaitu menceritakan urusan ranjang suami-istri kepada orang lain.

Allah SWT sangat mencela orang-orang yang melaksanakan perbuatan semacam itu.

Bahkan dalam hadist dikatakan, mereka mirip halnya setan laki-laki dan setan perempuan yang bekerjasama intim.

Berikut dalil-dalilnya!

Kebiasaan ini sudah sangat sering terjadi dikalangan masyarakat awam.

Kadangkala, atas nama relasi pertemanan dan kedekatan, seseorang dengan tenangnya menceritakan kehidupan rumah tangganya pada oranglain, termasuk urusan di atas kawasan tidur.

Dengan dalih menawarkan "tips" banyak laki-laki mengobrolkan duduk masalah ranjang mereka dengan istri.

Tak hanya kalangan pria, kalangan perempuan juga tak kalah hebatnya. Jika sudah bertemu dan ngerumpi, mereka juga saling bercerita urusan ranjangnya pada teman-teman yang lain.

Nauzubillah! Allah SWT sungguh mencela perbuatan mirip ini.

Islam mengharamkan bagi suami maupun istri menceritakan adegan ranjangnya dengan pasangannya kepada orang lain. Siapa pun dia, termasuk keluarga terdekatnya, mirip dikutip dari rumaysho.com.

Di antara dalilnya:

Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن من أشر الناس عند الله منزلة يوم القيامة الرجل يفضي إلى امرأته وتفضى إليه ثم ينشر سرها

Sesungguhnya termasuk insan paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari tamat zaman yaitu laki-laki yang menggauli istrinya kemudian ia sebarkan diam-diam ranjangnya.” (HR. Ibn Abi Syaibah 17559, Ahmad 11673, dan Muslim 1437)

Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن من أعظم الأمانة عند الله يوم القيامة الرجل يفضي إلى امرأته وتفضي إليه ثم ينشر سرها

Sesungguhnya (pelanggaran) amanah terbesar di sisi Allah pada hari tamat zaman yaitu seorang lelaki yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian ia membuatkan diam-diam ranjangnya.” (HR. Muslim 1437)

Hadis dari Asma’ binti Yazid radhiallahu’anha, bahwa ada beberapa orang laki-laki dan perempuan yang sedang duduk (terpisah dengan kelompok masing-masing). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لعل رجلا يقول ما يفعل بأهله ولعل امرأة تخبر بما فعلت مع زوجها؟

Barangkali ada di antara lelaki itu yang menceritakan adegan ranjangnya dengan istrinya, mungkin juga di antara perempuan itu ada yang menceritakan diam-diam hubungannya dengan suaminya?”

Mereka yang duduk-duduk di situ eksklusif diam. Lalu saya sampaikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sungguh para perempuan dan para lelaki itu melaksanakan apa yang Anda khawatirkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda”,

فلا تفعلوا فإنما ذلك مثل الشيطان لقي شيطانة في طريق فغشيها والناس ينظرون

‘Janganlah kalian lakukan. Karena perbuatan semacam ini mirip setan lelaki yang bertemu setan perempuan di jalan, kemudian ia eksklusif melaksanakan relasi intim, sementara setan lain melihatnya.‘” (HR. Ibn Abi Syaibah 17560 dan Ahmad 27624).

Perumpamaan Nabi yang keras ini seharusnya menjadi peringatan pada kita semua dalam urusan diam-diam ranjang kita.

:
Berbeda dengan agama lain, Islam sangat menjaga janji nikah kaum Muslim.

Ikatan janji nikah kaum Muslim diibaratkan sebuah perjanjian yang kuat. Sehingga antara keduanya mempunyai perjanjian berpengaruh (al–mlitsaq al-ghalizha) yang tak boleh dikhianati secara seenaknya.

Karenanya, Allah berfirman;

Dan mereka ( istri istrimu ) telah mengambil darimu perjanjian yang kuat.“ [an Nisa:21]

Wahai para suami dan para istri, bergotong-royong relasi antara engkau dan istrimu yaitu relasi yang berpengaruh dan suci.

Maka, hargailah kesucian itu dengan cara menjaga rahasianya! Wallahu A'lam.