Pagi Gosip, Siang Gosip, Sore Warta Bahkan Sambil Nidurin Anak Masih Tetep Nonton Gosip!


Gambar ilustrasi dilansir dari martina-surabaya.blogspot.com
Astagfirullah...

Inilah bekerjsama dosa yang benar-benar dijadikan kebiasaan, apalagi para ibuk-ibuk.

Meskipun hanya nonton di TV, ibarat inilah dosa besar yang bekerjsama sedang kita tanggung!

Infotaintment sudah merupakan ”hidangan” sehari-hari hampir di semua TV swasta di Indonesia. Hanya beberapa TV saja yang tidak menayangkan program infotaintment.

Konon kabarnya memiliki rating yang sangat tinggi, sehingga bisa mengundang banyak sponsor sebagai sumber pemasukan yang luar biasa bagi stasiun TV.

Mereka hanya mementingkan laba material semata, tanpa peduli akhir negatifnya bagi masyarakat secara luas.

Pada umumnya isi infotaintment selama ini yang sangat menarik dan diminati terutama kaum hawa, baik-baik ibu-maupun dewasa putri, terdiri dari gosip, fitnah dan ghibah atau mengunjing.

Materi yang sangat sering dibicarakan anatara lain persoalan perselingkuhan, perceraian, dan aib-aib di dalam rumah tangga, yang seharusnya tidak boleh dibicarakan.

Padahal, Gosip Fitnah dan Ghibah ialah 3 hal yang sangat terlarang dalam Islam, bahkan dosanya sangatlah besar.

Bukan hanya pelakunya, namun juga orang yang menawarkan kesaksian.

Sebenarnya, MUI telah mengeluarkan pemikiran haram untuk program semacam ini. Namun tetap saja banyak peminat, sampai program semacam ini tetap dibuat.

Gosip

Gosip atau issue ialah suatu isu yang tidak atau belum terang kebenarannya. Gosip sanggup menimpa semua orang, tapi gosip yang memiliki nilai jual, tenatu saja bila menyangkut orang-orang terkenal, yang dikenal di masyarakat luas ibarat kaum selebitis, anggota DPR, para pengusaha besar, para petinggi dan pejabat negara, dlsb.

Gosip ini termasuk dosa besar, alasannya ialah banyak mengandung prasangka terhadap sasarannya.

Rasulullah SAW bersabda: "Hindarilah prasangka, alasannya ialah prasangka itu isu yang paling bohong ".(HR Muslim)

Juga Rasulullah SAW bersabda:Jangan saling mencari keburukan orang lain, jangan saling mengorek belakang layar sesama dan saling bersaing, jangan saling marah, dan jangan saling tak acuh. Tapi jadilah kalian semua bersaudara sebagai hamba-hamba Allah “ (HR Muslim)

Ghibah (Bergunjing)

Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah engkau apa yang dimaksud dengan ghibah?”. “Allah dan Rasul-Nya lah yang tahu”, jawab Abu Hurairah. Rasulullah menjelaskan: “Ghibah ialah membicarakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan”. “Bagaimana kalau yang dibicarakan itu benar adanya?”. “Apabila yang engkau bicarakan itu benar, berarti engkau menggunjing”, tegas Rasulullah. “Dan kalau tidak benar, berarti engkau melaksanakan suatu kebohongan (fitnah) perihal dia (HR Muslim).

Dan mengunjing ini sanggup menggugurkan iman, sebgiamana hadist berikut: “Usman bin Afan ra mengemukakan, Rasulullah saw bersabda: “Menggunjing (ghibah) sanggup menggugurkan iman, sebagaimana seorang penggembala memotong pepohonan”. (HR Tahbroni)

Allah SWT berfirman,  “Wahai orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka (sehingga kau tidak menyangka sangkaan yang tidak boleh ) alasannya ialah sesungguhnya sebagian dari prasangka itu ialah dosa dan janganlah sebagian kau menggunjing setengahnya yang lain. Apakah seseorang dari kau suka memakan daging saudaranya yang telah mati ? (Jika demikian kondisi mengumpat) maka sudah tentu kau jijik kepadanya (Jadi patuhilah larangan–larangan tersebut) dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al Hujarat:12).

Fitnah

Fitnah ialah suatu isu yang tidak benar terhadap seseorang tapi dinyatakan benar.

Sebuah ungkapan menyatakan bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Memang benar, fitnah itu sanggup membunuh abjad atau nama baik seseorang.

Fitnah merupakan salah satu dosa besar, dan sanggup menyebabkan masuk Neraka bagi para pelakuknya.

Sebuah hadist berbunyi: ”Hudzaifah ra menyatakan, Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk nirwana orang yang suka menyebar fitnah” (HR Buchari Muslim)

Kewajiban Menutup Aib

Bila kita mengetahui malu saudara atau teman kita, mestinya ditutup, bukan malah disebar-luaskan, bahkan menjadikannya tontonan.

Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang menutupi malu orang lain di dunia, maka pada Hari Kiamat Allah akan menutupi aibnya” (HR Muslim).

Hadist yang serupa diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Rasulullah SAW menyatakan: “Barangsiapa mengetahui keburukan saudaranya kemudian beliau menutupinya, pada Hari Kiamat Allah akan menutupi dosanya”.

Rasulullah saw bersabda: “Umatku akan menerima ampunan kecuali orang yang terang-terangan berbuat dosa. Di antaranya orang yang berbuat dosa di malam hari, kemudian menceritakan perbuatannya keesokan harinya, padahal Allah telah menutupinya. Ia katakana: “Hai Fulan, saya tadi malam berbuat begini an begitu”. Sesungguhnya malam itu Allah telah menutupi perbuatan dosanya, namun beliau sendiri malah membukanya pada keesokan hari (HR Buchari dan Muslim)

Perbuatan gosip, ghibah dan fitnah bukan hanya dilakukan melalui infotaintment di televisi, tapi juga di media-media lain, bahkan bisa eksklusif dari lisan ke mulut. Oleh alasannya ialah itu berhati-hatilah.