Produk Kosmetik Kecantikan Yang Dihentikan Ini Ternyata Berbahan Plasenta, Sampai Air Ketubah?


Sumber gambar kulitcantikalami.com

Lebih waspada dengan materi kosmetik yang anda gunakan ini sudah berstatus halan atau haram dari materi yang digunakan.

Bahan kosmetik yang paling ekstrem namun karenanya luar biasa memang dari bahan-bahan haram yang ada di badan babi.

Menjaga penampilan semoga selalu manis sudah menjadi kebutuhan bagi seorang wanita, meski tampil manis menjadi kebutuhan status kehalalan dan haramnya produk kecantikan tetapalah yang paling utama.

Tahukan anda jikalau sebagian kosmetika yang beredar di pasaran diproduksi dari bahan-bahan yang dihentikan agama.

Direktur Halal Centre Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir Nanung Danar Dono menjelaskan, placenta menjadi materi pertama yang harus diperhatikan.

Itu merupakan ari-ari yang pada Munas LPPPOM MUI di Jabar diputuskan tidak boleh digunakan untuk kosmetik.

:

  1. Pernah Derita Cacar Air Diusia Remaja, Awas Cacar Air Diusia Tua Lebih Berbahaya Bisa Berubah Kaprikornus Hepatitis
Plasenta Kualitas Baik Berasal dari Plasenta Babi atau Manusia


Sumber gambar yunik2.blogspot.com

Pasalnya, placenta kualitas kedua yang mendekati bagus berasal dari insan atau babi, yang tentunya najis.

Sedangkan, yang berbahan menyerupai sapi mempunyai kualitas kurang bagus yang membuatnya jarang digunakan kosmetik.

Bahan selanjutnya air ketuban yang ternyata cukup banyak dijadikan materi untuk produk-produk menyerupai pelembap.

Mencengangkan memang mengetahui fakta kalau air ketuban dijadikan materi pembuatan kosmetik.

Terlebih, air ketuban tentunya hanya dapat diperolah kalau tidak dari manusia, tentu saja dari binatang yang melahirkan.

Walau yang berasal dari sapi masih dibolehkan, yang berasal dari babi atau insan tidak boleh digunakan.

Kolagen menjadi materi selanjutnya yang perlu diperhatikan, dan ternyata banyak digunakan sebagai materi anti penuaan. Populer sebagai materi yang dianggap dapat menghilangkan keriput.

"Kolagen dipastikan hewani, tidak ada yang nabati atau berasal dari tumbuhan," ujar Nanung yang juga auditor halal LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY itu ketika mengisi Kajian Halal Class di Masjid yang dikutip dari republika.co.id.