Ruqyah Berdikari Untuk Keluarga, Begini Cara Meruqyah Untuk Melindungi Dari Gangguan Jin


Sumber gambar nu.ior.id

Ruqyah seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit atau gangguan jin. 

Untuk itu perlu didalam keluarga sanggup meruqyah anggota keluarga lainnya.

Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit.

Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah dihentikan diremehkan keberadaannya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. 

Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”

Bagaimana dengan melindungi keluarga dari gangguan jin yang tidak tampak oleh mata ?

Tata cara meruqyah ialah sebagai berikut:

:


  1. Jangan Takut Untuk Menemani Orang yang Sedang Sakaratul Maut, Karena 3 Hal Ini Paling Penting
  2. Sering di Ganggu Sosok Wanita atau Laki-laki Saat Tidur? Kenali Tanda Anda Mulai Disukai dan Diikuti Jin


1. Keyakinan bahwa kesembuhan tiba hanya dari Allah.

2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang sanggup dipahami.

3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah dikala membaca dan berdoa.

4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota badan yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, intinya sanggup dipakai untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.

5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.

6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Supaya penderita berguru dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.

7. Meniup pada badan orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, berdasarkan Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran.

Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya wacana tiupan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182).

Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka saya membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore.

Setiap kali saya menyelesaikannya, saya kumpulkan air liurku dan saya ludahkan. Dia seperti lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].

8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup ialah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة

“Makanlah minyak zaitun , dan olesi badan dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah”.

9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. [HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180].

Semoga Allah akan melembutkan  hati bawah umur kita berkat perjuangan dan ikhtiar yang dilakukan. InsyaAllah.