Satu Langkah Meninggalkan Kemaksiatan, Seribu Langkah Santunan Allah Menghampiri Kita


Gambar ilustrasi dilansir dari @ayoberubah.com

Renungkan...

Keburukan, kesempitan, ketidakbahagiaan sanggup jadi yaitu akhir dosa-dosa yang pernah kita perbuat.

Oleh lantaran itu tinggalkanlah maksiat, lantaran menyerupai inilah kesepakatan Allah Swt pada hambanya yang mau bertaubat dan memohon ampun padaNya!

Keburukan, kesempitan, ketidakbahagiaan yang terjadi pada diri kita yaitu diundang oleh diri kita sendiri.

Saat berbuat maksiat, perilaku terbaik yaitu segera mengerem diri, segera berhenti, istighfar kemudian berpaling meninggalkannya.

Satu langkah kita meninggalkan kemaksiatan, maka seribu langkah pertolongan Allah SWT menghampiri kita.

Satu langkah kita berjalan di jalan taubat, seribu langkah ampunan Alloh SWT tiba kepada kita.

Jika hidupmu susah, mohonlah pertolongan kepada Allah SWT dengan mendekat kepada-Nya.

Bukankah Dia lebih bersahabat kepada hamba-Nya daripada urat leher ? Namun justru manusialah yang cenderung menjauh dari-Nya.

Lakukan segala amalan yang diridhoi-Nya, pasti Dia akan memperlihatkan pertolongan-Nya kita tanpa di duga.

Perhatikanlah hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Ibnu Husain berikut :

Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-Ku diatas Arsy. Aku akan mematahkan impian orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Aku akan pakaikan kepadanya pakaian kehinaan dimata manusia. Aku singkirkan ia dari dekat-Ku, kemudian Aku putuskan hubungan-Ku dengannya.

Mengapa mereka mengharap selain Aku dikala dirinya sedang berada dalam kesulitan ? padahal sebenarnya kesulitan itu berada ditangan-Ku, dan Aku yang sanggup menyingkirkannya. Mengapa ia berharap kepada selain Aku dengan mengetuk pintu – pintu lain meski pintu –pintu itu tertutup ? padahal hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapapun yang berdoa memohon pertolongan dari-Ku.

Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya, kemudian Aku kecewakan ? Siapakah yang pernah mengharapkan (ampunan) Ku lantaran dosa – dosanya yang besar, kemudian Aku putuskan harapannya ? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-Ku, kemudian tidak Aku bukakan ?

Aku telah mengadakan kekerabatan yang eksklusif antara Aku dan impian seluruh makhluk-Ku. Akan tetapi, mengapa mereka malah bersandar kepada selain Aku ? Aku telah menyediakan impian semua hamba-Ku, tetapi mengapa mereka tidak puas terhadap perlindungan-Ku ?

Dan Aku pun telah memenuhi langit-Ku dengan para malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepada-Ku, kemudian Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba – hamba-Ku, akan tetapi mengapa mereka   tidak percaya kepada firman – firman-Ku.

Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapapun yang ditimpa tragedi yang Aku turunkan, tiada yang sanggup menyingkirkannya selain Aku ? Akan tetapi, mengapa Aku melihat dia, dengan segala harapannya itu, selalu berpaling dari-Ku ? Mengapakah ia hingga tertipu oleh selain Aku?

Aku telah memperlihatkan kepadanya dengan segala kemurahan-Ku apa – apa yang tidak hingga harus ia meminta. Ketika semua itu Aku cabut kembali darinya, kemudian mengapa ia tidak memintanya lagi kepada-Ku untuk segera mengembalikannya, tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku.

Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, kemudian dikala diminta tidak Aku berikan ? Apakah Aku ini bakhik sehingga dianggap bakhil oleh hamba-Ku ? Tidakkah dunia dan alam abadi itu semua milik-Ku ? tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada ditangan-Ku ? tidakkah gemar memberi dan kemurahan itu sifat-Ku ? Tidakkah  hanya Aku kawasan bermuaranya semua impian ? Dengan demikian, Siapakah yang sanggup memutuskannya dari-Ku?.

Apa pula yang diperlukan oleh orang – orang yang berharap ? Andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, “Mintalah kepada-Ku !” Akupn kemudian memperlihatkan kepada masing – masing orang, pikiran apa yang terpikir pada semuanya ?

Dan, semua yang Aku berikan itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku, meskipun sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu tepat akan berkurang, sedangkan Aku mengawasinya ?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang berputus asa dari rahmat-Ku. Alangkah kecewanya orang yang berbuat maksiat kepada-Ku dan tidak memperhatikan Aku dan tetap melaksanakan perbuatan – perbuatan haram seraya tidak aib kepada-Ku.


Alangkah indah untaian firman Allah dalam hadits Qudsi diatas.

Dengan segala kemurahan-Nya, Allah memperlihatkan jaminan pertolongan bagi siapa saja yang memohon pertolongan kepada-Nya.

 Allah tidak pernah mengecewakan hamba-Nya. Dia senantiasa memenuhi impian hamba-Nya dan membukakan pintu untuk hamba-Nya.

Oleh lantaran itu, yakinlah bahwa Allah SWT senantiasa hadir dalam kehidupan kita, jikalau kita mendekat kepada-Nya dengan berjalan, Dia akan menyambut kita dengan berlari.

Memohonlah pertolongan kepada-Nya setiap kali ada permasalahan.

Sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba-Nya. Dia tidak akan pernah bosan memperlihatkan pertolongan kepada hamba-Nya.

Seseorang yang berhasil terbebas dari duduk masalah dan meraih kesuksesan tidak sanggup lepas dari dua hal, yaitu Sunnatullah dan Inayatullah.

Sunnatullah yaitu ketentuan Allah yang berupa aturan alam yang terjadinya alasannya yaitu akhir sehingga membuka peluang bagi ikhtiar manusia.

Sedangkan Inayatullah (pertolongan Allah). Segala yang tidak mungkin bagi nalar insan sanggup terjadi apabila pertolongan Allah datang, alasannya yaitu Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Oleh alasannya yaitu itu, selain insan berusaha memenuhi sunnatullah, juga mestinya berupaya meraih inayatullah tadi.

Menjalani kehidupan yang kompleks ini dengan permasalahan yang ada di dalamnya tidak cukup dengan hanya mengandalkan kekuatan fisik, harta dan ilmu, insan mutlak membutuhkan pertolongan Allah SWT.

Demikian, biar memperlihatkan manfaat bagi kita semua! Wallahu A'lam.