Selain Miftahul Jannah, Formasi Atlet Ini Juga Pernah Gagal Tanding Alasannya Hijab


Image from kumparan.com

Berpegang teguh pada doktrin agama.

Deretan atlet ini nasibnya sama dengan Miftahul Jannah, tak dapat ikut tanding alasannya yaitu tak mau lepas hijab.

Salut buat mereka semua...!

Mifahul Jannah, atlet judo Indonesia harus rela pulang dengan tangan hampa karena didiskualifikasi ketika hendak bertanding di ajang Asian Para Games 2018. Penyebabnya tak lain karena hijab yang dikenakannya bertentangan dengan hukum International Judo Federation (IJF).

Karena hukum internasional itu, langkah Miftahul terhenti di babak 16 besar nomor blind (tunanetra) judo 52 kg terhenti. Seharusnya, ia bertanding melawan Oyun Gantulga (Mongolia) di JIExpo Grand Ballroom, pada Senin (10/8).

Kecewa atas insiden tersebut, ibarat yang dikutip dari kumparan.com, Miftahul menentukan tak melanjutkan karirnya di dunia judo. Namun Miftahul tak sendirian, sebelumnya ada beberapa atlet juga yang didiskualifikasi karena hijabnya, siapa saja?

1. Kontingen Bola Basket Qatar di Asian Games 



Tim basket putri Qatar didiskualifikasi di perhelatan Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Diskualifikasi ini terjadi karena para anggota tim mendesak untuk tetap mengenakan hijab di pertandingan.

Usut punya usut ternyata hijab mereka bertentangan dengan hukum Federasi Basket Internasional (FIBA). Aturan tersebut melarang perempuan menggunakan hijab ketika bertanding. Seluruh anggota tim menolak melepas hijab mereka dan tak jadi bertanding.

Mereka balasannya menentukan untuk menjalankan keyakinannya untuk tetap menggunakan hijab dan tak melanjutkan pertandingan.

:


2. Atlet Angkat Besi di American Open 



Kulsoom Abdulah Atlet angkat besi dari Amerika serikat juga punya pengalaman yang tak mengenakan. Kulsoom juga pernah dihentikan berkompetisi alasannya yaitu hijab.

Saat memasuki tahap kualifikasi untuk turnamen Amerika Terbuka, Kulsoom diperingatkan bahwa ia tak dapat bertanding dengan pakaian tertutup dan hijab yang dikenakannya. Sebab, dikhawatirkan pakaiannya akan menciptakan juri tak adil dalam memberi penilaian.

Tak terima akan hal tersebut, Kulsoom berusaha mencari cara semoga ia dapat bertanding. Salah satunya ia, meminta proteksi Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang kemudian berkomunikasi dengan Komite Olimpiade AS untuk mengangkat gosip ini pada Federasi Angkat Besi Internasional (IWF).

Perjuangan Kulsoom membuahkan hasil. IWF kemudian mengubah hukum tersebut dan menciptakan para atlet angkat besi berhijab dapat berompetisi di banyak sekali ajang pertandingan.

3. Atlet Sepak Bola Asal Iran



2010 kemudian tim sepak bola putri Iran didiskualifikasi dari turnamen Olimpiade Remaja karena mengenakan hijab. Tim putri Iran ketika itu terpaksa tak dapat bertanding dan digantikan posisinya oleh tim Thailand.

Saat itu FIFA berpegang teguh pada hukum larangan hijab dalam turnamen sepak bola putri. Alasan FIFA melarang hijab dalam pertandingan tersebut karena untuk mengantisipasi banyak sekali gosip sensitif yang kerap melibatkan agama.

Namun kemudian FIFA balasannya mencabut larangan penggunaan hijab pada Maret, 2012. Saat ini perempuan diperbolehkan mengenakan hijab dalam pertandingan sepak bola putri dalam turnamen internasional.