Bahkan Seorang Ayahpun Akan Lari Dari Anak, Istri, Sampai Orangtuanya Kelak Di Hari Kiamat


Kelak insan menyerupai ini akan lari dari anak, istri sampai orangtuanya (gambar ilustrasi dari khazanah.com)

Sungguh betapa dahsyatnya jawaban kelak di hari kiamat.

Walaupun di dunia bersahabat akrab, tak khayal kelak di hari final zaman akan saling bermusuhan. Bahkan seorang ayah pun akan lari dari anak, istri, sampai orang tuanya kelak.

Kenapa dapat terjadi demikian ?

Kejadian hari final zaman sangat dahsyat dan sangat sulit dibayangkan oleh kecerdikan manusia. Misalnya Allah jadikan anak kecil tiba-tiba menjadi beruban rambutnya lantaran dahsyatnya hari kiamat.

Allah berfirman,


فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا

“Bagaimana mungkin kalian dapat bertaqwa sementara kalian tetap kafir kepada hari final zaman yang menyebabkan belum dewasa beruban.” (Al-Muzammil: 17)

Demikian juga seorang Ibu yang sangat menyanyangi bayinya. Ketika terjadi kiamat, sang ibu akan melalaikan (tidak peduli) dengan bayi yang sedang ia susui.

Allah berfirman:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu. Sesungguhnya kegoncangan hari final zaman itu yakni suatu insiden yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah), pada hari (ketika) kau melihat kegoncangan itu, semua perempuan yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, dan semua perempuan yang hamil gugur kandungan. Kamu melihat insan dalam keadaan mabuk, padahal bahwasanya mereka tidak mabuk. Akan tetapi adzab Allah itu sangat keras.” (QS.al-Hajj:1-2)

:


Seseorang akan lari dari anak, istri, sampai orang tuanya

Seperti yang dilansir oleh muslim.or.id, Salah satu yang mengatakan dahsyatnya hari final zaman yakni seseorang yang lari dari ayah dan ibunya, lari dari anak-istrinya dan lari dari saudaranya di hari kiamat.

Padahal secara kecerdikan dan watak manusia, mereka akan sangat bahagia berjumpa dengan keluarga mereka sesudah usang tidak berjumpa lantaran dipisahkan oleh kematian.

Ternyata alasannya mereka lari dan menghindar yakni karena mereka takut dituntut oleh anak-istri, ayah dan ibu dan keluarganya.

Dituntut kenapa dahulu di dunia ia tidak menunaikan kewajiban sebagai ayah dan suami, salah satunya harus mendidik agama bagi keluarganya. Ia juga harus fokus dengan urusan diri sendiri di hari kiamat.

Allah berfirman,


يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

“Pada hari saat insan lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu memiliki urusan yang cukup menyibukkannya”. (QS. ‘Abasa: 34-37)

Tafsir AL-Qurthubi menjelaskan,


أي تجيء الصاخة في هذا اليوم الذي يهرب فيه من أخيه ; أي من موالاة أخيه ومكالمته ; لأنه لا يتفرغ لذلك ، لاشتغاله بنفسه

“Yaitu saat datangnya hari final zaman ia akan lari dari saudaranya yaitu lari dari berdekatan dan berbicara dengan saudaranya (keluarga). Ia tidak fokus (terlalu peduli) dengan hal tersebut lantaran sibuk dengan urusan dirinya.” [Tafsir Al-Qurtubi]

Hal ini tidak mengherankan, lantaran pada hari final zaman dua orang sahabat yang sangat dekat di dunia, kelak di alam abadi dapat jadi bermusuhan karena persahabatan mereka tidak dibangun di atas takwa kepada Allah.

Misalnya saat tiba waktu shalat, tidak ada satu pun di antara mereka yang mengingatkan biar shalat, mereka terus bermain-main dan beraktivitas. Kelak, mereka akan saling menyalahkan dan saling bermusuhan di hari kiamat.

Allah berfirman,


الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman dekat pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (Az Zukhruf: 67)

Syaikh Abdurrahman As- Sa’diy menafsirkan,


لأن خلتهم ومحبتهم في الدنيا لغير اللّه، فانقلبت يوم القيامة عداوة

“Karena persahabatan dan kecintaan mereka di dunia bukan lantaran Allah, maka bermetamorfosis permusuhan di hari kiamat.”[TafsirAs-Sa’diy]