Bepergian Jauh, Bisakah Sholat Jum'at Dijamak Dengan Sholat Ashar ?
Gambar dari nu.or.id
Sedang melaksanakan perjalanan jauh pada dikala hari jumat masih ditengah perjalanan.
Sedangkan sholat jum'at kan harusnya dilakukan berjamaah, bolehkah jikalau sholat jum'at nya digabung dengan sholat ashar...
Salah satu keringanan yang diberikan syari’at kepada musafir yakni rukhsah jamak, yaitu mengumpulkan dua shalat fardhu dalam satu waktu. Teori jamak dalam fiqih Islam dikenal ada dua macam, jamak taqdim dan ta’khir.
Jamak taqdim artinya mengumpulkan dua shalat fardhu dalam satu waktu, di mana pelaksanaannya dilakukan di waktu shalat pertama, menyerupai shalat Ashar dikerjakan di waktu Zuhur, shalat Isya’ dilakukan di waktu Maghrib.
Sedangkan jamak ta’khir adalah mengumpulkan dua shalat fardhu dalam satu waktu, di mana pelaksanaannya dilakukan di waktu shalat kedua, menyerupai shalat Zuhur dilakukan di waktu Ashar.
Kebolehan menjamak shalat dirumuskan menurut beberapa hadits Nabi, di antaranya:
عن أنس أنه عليه الصلاة والسلام كان يجمع بين الظهر والعصر في السفر
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim yang lain, ditegaskan pula hadits Nabi yang menegaskan:
عن معاذ قال خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم عام تبوك وكان يجمع بين الظهر والعصر والمغرب والعشاء
:
- Sidratul Muntaha, Dimana Tempat Suci yang Paling Mulia Itu Berada?
- Sunnah Rasulullah, 12 Rakaat Berhadiah Rumah di Surga
Hukum menjama' sholat jum'at dengan sholat ashar
Persoalan muncul ketika seseorang bepergian dikala hari Jumat, sementara ia berangkat safar sesudah terbit fajar, maka ia berkewajiban melaksanakan Jumat di tengah perjalanannya.Atau misalkan ia sudah berada di perjalanan sebelum hari Jumat, lalu dikala hari Jumat, ia masih berada di perjalanan dan melaksanakan Jumat di desa setempat. Pertanyaannya adalah, apakah shalat Jumat boleh dijamak dengan shalat Ashar?
Seperti yang dilansir oleh nu.or.id, para ulama menegaskan bahwa secara umum, Jumat mempunyai kedudukan yang sama dengan shalat Zuhur. Ada banyak hukum-hukum yang berlaku di dalam shalat Zuhur, juga berlaku untuk shalat Jumat, termasuk di antaranya kebolehan mengumpulkannya dengan shalat Ashar dengan teori jamak taqdim.
Dalam praktik pelaksanaan menjamak taqdim Jumat dan Ashar, dikala niat shalat Jumat, diniati pula mengumpulkannya dengan shalat Ashar dengan niat jamak taqdim. Berikut ini rujukan niatnya:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءُ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Dalam konteks ini, shalat ba’diyyah Jumat dilakukan sesudah shalat Ashar. Untuk rujukan niat shalat Ashar yang dijamak taqdim dengan Jumat yakni sebagai berikut:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا إِلَيْهِ الْجُمُعَةُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Sedangkan untuk jamak ta’khir, tidak diperbolehkan dilakukan dalam permasalahan ini. Teori jamak ta’khir tidak berlaku dalam masalah mengumpulkan shalat Jumat dan Ashar, lantaran Jumat wajib dikerjakan di waktu Zuhur.
Berkaitan dengan kebolehan menjama’ taqdim shalat Jumat dan Ashar, Syekh Khathib al-Syarbini mengatakan:
قوله (ويجوز للمسافر) سفر قصر (أن يجمع بين) صلاتي (الظهر والعصر في وقت أيهما شاء) تقديما وتأخيرا (و) أن يجمع (بين) صلاتي (المغرب والعشاء في وقت أيهما شاء) تقديما وتأخيرا . والجمعة كالظهر في جمع التقديم
Mengomentari referensi di atas, Syekh Sulaiman Al-Bujairimi mengatakan:
قوله (والجمعة كالظهر في جمع التقديم) أي كأن دخل المسافر قرية بطريقه يوم الجمعة فالأفضل في حقه الظهر، لكن لو صلى الجمعة معهم فيجوز له في هذه الحالة أن يجمع العصر معها تقديماً
Berdasarkan referensi tersebut, bagi musafir yang sebelum hari Jumat sudah bepergian, dikala hari Jumat tiba, yang lebih lebih utama baginya yakni shalat Zuhur, bukan shalat Jumat.
Namun bila ia menghendaki shalat Jumat, maka ia tetap diperbolehkan menjamak taqdim dengan shalat Ashar.
Demikian klarifikasi mengenai aturan menjamak shalat Jumat dengan Ashar. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.