Bukan Puluhan, Sukabumi Sudah Kantongi Data Ribuan Gay, Mirisnya Mulai Usia 15An


Ilustrasi homoseksual via galleryhip.com

Astagfirullah....

Ya Allah, apakah ketika ini simpulan zaman sudah tinggal hitungan tahun...

Kenapa pembahasan LGBT ini penting? Jelas sekali dalam Al Qur'an, hal ini tertera hingga 89 ayat alasannya ialah sangat murkanya Allah terhadap umat yang menyayangi sesama jenis ini.

Dalam al-Qur`an, cerita kaum sodom (lgbt) terkait Nabi Luth bersama kaumnya disebut di banyak surah, seperti: Al-A’raf, Hud, Al-Hijr, Al-Anbiya, Al-Haj, Syu’ara, An-Naml, Al-Ankabut, Ash-Shaffat, Shad, Qaf , Adz-Dzariyat, An-Najm, Al-Qamar, dan  At-Tahrim. Bila ditotal secara keseluruhan, pembahasannya tidak kurang dari delapan puluh sembilan ayat. Mengingat banyaknya ayat yang mengupas kasus ini, maka topik ini pun menjadi sangat penting.

Data yang kami perolah dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi berdasarkan Antara, ada ribuan gay atau lelaki seks lelaki (LSL) dari hasil pemetaan sekaligus pendataan yang dilakukan pihaknya sepanjang 2018.

"Gay pada 2015 sebanyak 1.320 orang, namun 2017 menurun menjadi 1.080 orang dan untuk 2018 ini jumlahnya masih di angka ribuan, namun masih dalam pendataan dan pemetaan," kata Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Sabtu (13/10).

Menurutnya, ada beberapa faktor yang mengakibatkan masih banyaknya gay ini menyerupai pergaulan, kondisi keluarga yang tidak harmonis, kurangnya pemahaman agama dan lain-lain.

Keberadaan gay ini menjadi sorotan, namun jangan dijadikan stigma. Maka dari itu, KPA berupaya menunjukkan pemahaman kepada kaum gay yang ada di Kota Sukabumi biar kembali sehat. Sebab, gay merupakan salah satu penyakit kelainan seksual walaupun memang sulit untuk disembuhkan.

Namun demikian, kepada gay yang sudah dijangkau oleh pihaknya selalu diberikan penyuluhan pertama biar dapat lebih bersahabat dengan agama, derma pemahaman biar keluar dari kelompoknya serta ketahanan keluarga.

Menurut dia, menyembuhkan gay ini memang harus balik lagi kepada diri yang bersangkutan, alasannya ialah mereka sakit itu bukan jiwanya, tetapi orientasi seksualnya yang menyimpang sehingga bahagia sesama jenis. Serta tidak kalah penting gay pun harus keluar dari kelompoknya bila ingin sembuh.

"Mayoritas gay yang ada di Kota Sukabumi berusia produktif yakni dari 15 hingga 40 tahun. Biasanya seseorang mengalami kelainan seksual alasannya ialah faktor ketahanan keluarga sehingga tidak betah di rumah dan mencari ratifikasi di luar rumah, kesannya terjerumus," ujar Fahmi.

Dia menyampaikan KPA sebagai forum kemanusiaan juga terus berupaya menunjukkan banyak sekali pemahaman kepada kelompok rawan penyebaran HIV/AIDS salah satunya kaum gay.

:

Pihaknya juga sudah menunjukkan imbauan kepada gay biar tidak terbuka dan melaksanakan acara yang dapat menularkan atau tertular HIV.

"Sudah ada beberapa gay yang menikah dengan lawan jenis, tetapi memang ada juga yang menikah dengan perempuan tetapi masih suka bekerjasama seksual dengan sesama jenis. Kami pun menyiapkan banyak sekali progam untuk penanggulangannya sehabis hasil pendataan dan pemetaan selesai," katanya.

Ada tiga surah yang membahas penyimpangan seksual ini, yaitu: Al-A’raf [7]: 80; Asy-Syu’ara [26]: 165; dan An-Naml [27]: 54-55.

Berdasarkan ayat ini diketahui bahwa mereka ialah kaum yang mempraktikkan penyimpangan seksual yang belum pernah dilakukan oleh kaum-kaum sebelumnya. Dalam negeri yang dikenal dengan Sodom atau Gomora (masa Nabi Luth), mereka terbiasa melaksanakan hubungan seksual sesama jenis. Bahasa kita kini ialah homoseksual.

Perbuatan ini tentu menyalahi sunnah para nabi dan rasul yang memberi pola nikah dengan lawan jenis (QS. Ar-Ra’du [13]: 38). Di sisi lain, yang mempertegas perbuatan mereka ialah sangat menyimpang, ialah beberapa abjad yang disematkan kepada mereka, yaitu: qaumun musrifûn (QS. Al-A’raf [7]: 81), qaumun ‘âdûn (QS. Asy-Syu’ara [26]: 166), qaumun tajhalûn (QS. An-Naml [27]: 55), qaum mujrimin (QS. Al-Hijr [15]: 58), qaum munkarûn (QS. Al-Hijr [15]: 62), qaum sau`in fâsiqîn (QS. Al-Anbiya [21]: 74), qaum mufsidin (QS. Al-Ankabut [29]: 30), zâlimin (QS. Al-Ankabut [29]: 31).

Di sini mereka disebut: melampaui batas, bodoh, berdosa, munkar, jahat, fasik, perusak dan zalim.

Perbuatan mereka pun dikategorikan sebagai ‘fâhisyah’ (QS. Al-A’raf [7]: 80) dan ‘al-khabâ`its’ (QS. Al-Anbiya [21]: 74) yang berarti perbuatan keji dan buruk. Maka sangat ajaib bila ada orang muslim –walau setingkat profesor- menyerupai Musdah Mulia misalnya, yang menghalalkan homoseksual dan homoseksualitas (Suara Hidayatullah, 2008: 294)

Sangat lucu bila memisahkan antara tindakan homoseksual dengan orientasi seksual. Sebab, bila tidak mempunyai orientasi menyimpang, bagaimana dapat terjadi tindakan penyimpangan.

Di Barat sendiri, sebelum LGBT menyebar luas dan diakui, dulunya perbuatan ini secara psikologis dianggap menyimpang. Dalam buku berjudul “Gay Histories and Cultures” (2000) karya George E. Haggerty, ada catatan menarik.

Awalnya, pada DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) I dan II Homoseksualitas dianggap sebagai gangguan kepribadian dan penyimpangan seksual. Kemudian dihapus oleh APA (American Psychiatric Association) pada tahun 1973.

Ya Allah, jangan hingga negeri ini menjadi sarang pertumbuhan subur para kaum menyerupai kaum Nabi Luth dulu. Karena kenapa? Kalau Allah sudah melakhnat mereka, lihat hukumannya bagi seluruh umat manusia.

Ini azab bagi mereka pelaku homo seksual.