Dibalik Ujian Dan Musibah, Ini Yang Allah Berikan Pada Hambanya!


Musibah gempa di Palu dan Donggala (foto: tempo.co)

Jangan pernah menghujat orang yang terkena musibah

Apalagi menakar keimanan seseorang lantaran adanya peristiwa yang menimpanya.

Meskipun peristiwa bisa jadi teguran, ini yang Allah SWT berikan pada hambanya yang beriman!

Inilah yang patut dipahami setiap insan beriman. Bahwa peristiwa bukan hanya azab yang diturunkan Allah kepada hambanya, namun kadang peristiwa yaitu tanda kasih sayang Allah.

Ingatlah, cobaan sanggup meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah dengan kesabaran atas apa yang dialaminya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya.

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan jawaban atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari selesai zaman kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).

Juga dari hadits Anas bin Malik, dia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Sesungguhnya pahala besar lantaran jawaban untuk ujian yang berat. Sungguh, kalau Allah menyayangi suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).

Adap dan Amalan Ketika Terjadi Bencana

Ketika gempa bumi menyapa, bila tsunami menghampiri manusia, ketika para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping menjadi tanah, ketika para perempuan menjadi janda dan belum dewasa menjadi yatim tanpa orang tua.

Pada ketika itu semua hendaknya kita semua lebih mendekatkan diri kepada Allah, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah dan jangan malah asik menghujat.

Berikut beberapa amalan yang hendaknya dilakukan seorang muslim baik yang tertimpa petaka maupun yang melihat musibah:

1. Taubat kepada Allah

Sesungguhnya kejadian ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah.

Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan lantaran dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan taubat.

Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga menjadikan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.

2. Banyak berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Allah

Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati peristiwa yaitu memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu lantaran dzikir sanggup mengangkat peristiwa dan adzab, sebagaimana firman Allah:

فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, pasti ia akan tetap tinggal di perut ikan itu hingga hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat [37]: 143–144).

3. Begitu pula ketika terjadi petaka semacam itu, dianjurkan untuk menyayangi fakir miskin dan memberi sedekah kepada mereka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ارْحَمُوا تُرْحَمُوا

Sayangilah (saudara kalian), maka kalian akan disayangi.

Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِى الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

Orang yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang di muka bumi, kalian pasti akan disayangi oleh Allah yang berada di atas langit

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ

Orang yang tidak mempunyai kasih sayang, pasti tidak akan disayang.”

Dikutip dari rumaysho.com, diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdul Aziz –rahimahullah- bergotong-royong ketika terjadi gempa, dia menulis surat kepada pemerintahan tempat bawahannya biar memperbanyak shadaqah.

4. Membantu para korban bencana

Saudaraku, bila kita kini dalam kenikmatan dan kesenangan, kita bisa makan, minum, dan mempunyai rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana.

Saat ini mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu mereka semampu mungkin.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).

:

5. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Sebagaimana tadi kita sebutkan bahwa termasuk faktor terjadinya gempa yaitu dosa umat insan maka hendaknya hal itu dihilangkan.

Dilansir dari muslim.or.id, salah satu caranya dengan menegakkan dakwah, saling menasihati, dan amar ma’ruf nahi munkar bukan malah menghujat kiri dan kanan.

Namun perlu diingat, kita juga tak boleh hirau terhadap suatu bencana. Adapun bila kita hirau tak hirau dan mendiamkan kemungkaran maka tak ayal lagi peristiwa tersebut akan kembali menimpa kita.

لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَ‌ٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَ‌ٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ ﴿٧٨﴾ كَانُوا۟ لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍۢ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ ﴿٧٩﴾

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan verbal Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu” (QS. al-Ma’idah [5]: 78–79).

Sekali lagi, bedakan antara mengingatkan dengan menghujat!

Apalagi hingga menakar keimanan seseorang jawaban adanya bencana.

Ingatlah ancaman Ujub, merasa lebih baik daripada orang lain yang justru menghanguskan amalan kebaikan kita.

Berkatalah dengan santun hingga tak menyakiti hati orang lain, terlebih kepada orang yang terkena bencana.

Demikian, Wallahu A'lam.