Fakta Heboh Fenomena 4 Matahari Kembar Di Kep. Riau, Ini Balasan Bmkg
Sempat menggegerkan masyarakat terkait munculnya fenomena 4 matahari secara bersamaan. Banyak yang menerka bahwa fenomena ini tanda hari simpulan zaman akan muncul.
Ini klarifikasi Addini selaku Forecaster BMKG Batam..
Inilah fakta-fakta terkait fenomena matahari kembar 4 yang terjadi di Kepulauan Riau (Kepri) dan sempat viral di media sosial.
Seperti yang dikutip dari tribunnews.com, penampakan matahari kembar 4 di Kepulauan Riau (Kepri) viral melalui media umum (medsos) semenjak Rabu (10/10/2018) kemarin.
Hingga ketika ini, Jumat (12/10/2018), kehebohan itu masih terasa.
Bahkan ada sebagian masyarakat yang menyebutkan, fenomena ini menandakan, dunia sudah bau tanah dan tidak usang lagi akan berakhir.
Wajar saja banyak perkiraan yang timbul di kalangan masyarakat, lantaran fenomena ini gres pertama kali terjadi dan terlihat di Kepri.
Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam, Addini yang dihubungi Kompas.com mengatakan, fenomena penampakan matahari kembar 4 merupakan hal biasa.
Hal itu terjadi lantaran adanya pantulan dari sinar matahari yang menerobos awan yang mengandung kristal es atau lebih dikenal awan sirus.
"Jadi matahari tidak bertambah dan tetap satu. Hanya saja awan sirus tadi yang memantulkan cahaya sehingga matahari tersebut terlihat kembar," kata Addini, Jumat (12/10/2018).
Addini beropini fenomena ini sering terjadi di luar negeri, terlebih di wilayah negara yang suhunya cukup dingin.
:
- Viral 4 Matahari Muncul di Kepulauan Riau, Begini Penjelasan Ilmiahnya!
- Orangtua Harus Cek Hp Anaknya, Ditemukan Group Pelajar Sekolah Menengah Pertama Berisi Konten Porno
Bahkan fenomena ini juga sering dikenal dengan fenomena Sun Dog yang berarti sebuah fenomena di mana matahari terlihat lebih dari satu.
"Secara ilmiah pembentukan Sun Dog sendiri berawal dari cahaya matahari yang bersinar pada kumpulan lempeng es kristal heksagonal, yang tersusun secara harizontal di langit sehingga menjadikan cahaya dibelokan dengan sudut minimun 22 derajat," jelasnya.
Tidak itu saja, lanjut Addini fenomena ini juga kerap disebut halo, lantaran bersinar pada cincin halo di sekeliling matahari.
"Makanya bentuknya tidak utuh bulat, hanya mengeluarkan cahaya saja."
"Kejadian di Kepri ada kemungkinan ketika itu posisi matahari sedang dibawa, makanya terlihat lebih jelas," ujarnya.
Kejadian ini sempat menghebohkan warga, bahkan peredarannya di medsos juga terbilang lebih cepat sampai banyak yang menerka hal ini membuktikan dari Allah.
Dengan munculnya fenomena ini supaya kita lebih memperkuat ibadah dan keyakinan dengan dilandasi dogma islam
Related Posts