Hati-Hati, Inilah Bacaan Amin Yang Salah Dan Ternyata Membatalkan Sholat


Gambar sholat jamaah (foto: deksgram.net)

Meskipun sederhana, namun masih banyak yang salah mengucapkannya...

Menurut Syaikh Dr. Abdullah az-Zahim, berikut beberapa bacaan amin yang sering salah di ucapkan dalam sholat sehingga lalu sholat yang dilakukan menjadi batal berdasarkan janji ulama!

Silahkan di cek bacaan amin Anda, apakah sudah benar atau belum!

Syaikh Dr. Abdullah az-Zahim menyebutkan beberapa cara baca Amin yang salah. Sehingga bacaan tersebut mengakibatkan batalnya sholat berdasarkan janji ulama.

Berikut kesalahan-kesalahan tersebut:

Pertama, kesalahan bacaan amin yang mengakibatkan shalat batal dengan setuju ulama

[1] Hamzah dipanjangkan, mim di-tasydid, dan karakter ‘Ya’ dihilangkan, sehingga menjadi Aaammmin [آمّن].

[2] Hamzah dibaca pendek, mim di-tasydid, dan karakter ‘Ya’ dihilangkan, sehingga menjadi Ammmin [أمّن].

[3] Hamzah dibaca pendek, mim tidak di-tasydid, dan karakter ‘Ya’ dihilangkan, sehingga menjadi Amin [أَمِنْ].

Kedua, Kesalahan amin yang disepakati ulama, namun apakah itu membatalkan ataukah tidak, ada perbedaan diantara para ulama.

Bunyi bacaan amin ini yaitu dengan memendekkan hamzah, mim di-tasydid, dan ada karakter ‘Ya’ . sehingga dibaca: Ammmiiin [آمِّيْن]

Para ulama sepakat, lafadz amin semacam ini dilarang, namun mereka berbeda pendapat, apakah membatalkan shalat ataukah tidak.

Syafiiyah menilai, ini tidak membatalkan shalat. Sementara madzhab yang lain menilai ini sanggup membatalkan shalat.

Ketiga, kesalahan bacaan Aamiin yang diperselisihkan bolehnya dan batalnya shalat

[1] Hamzah dipanjangkan, mim di-tasydid, dan ada karakter ‘Ya’ . sehingga dibaca: Aaammiiin [آمِّيْن]

Hanafiyah membolehkan kesalahan semacam ini. Sementara jumhur melarangnya.

Hanya saja, berdasarkan Syafiiyah, amin semacam ini tidak membatalkan shalat. Sedangkan Hambali dan Malikiyah menilai, bacaan amin ini sanggup membatalkan shalat.

[2] Hamzah dipanjangkan, mim tidak di-tasydid, dan karakter ‘Ya’ dibuang, sehingga dibaca: ‘Aaamin’ [آمن].

Sebagian hanafiyah membolehkan amin semacam ini, namun tidak disinggung oleh madzhab yang lain. Dan yang benar, ini dilarang. (at-Takmin ‘aqibal Fatihah fi Shalah, hlm. 187-189)

Lantas bagaimanakah bacaan amin yang benar?

Dilansir dari konsultasisyariah.com, berdasarkan pendapat yang masyhur di kalangan andal bahasa, ada 2 cara membaca amin yang benar.

[Pertama] dibaca dengan dipanjangkan kata ‘Aa…’, sehingga menjadi Aaamiiin…

[Kedua] dibaca dengan dipendekkan kata ‘A…’ sehingga menjadi Amiin…

Berikut beberapa keterangan ulama mengenai hal tersebut,

[1] Keterangan al-Hafidz Ibnu Hajar,

والتأمين : مَصدر أمَّن بالتشديد ، أي : قال : آمين ، وهي بِالْمَدّ والتخفيف في جميع الروايات ، وعن جميع القراء

Takmin ialah bentuk masdar dari kata ‘Ammna’ dengan mim di-tasydid, yang artinya membaca amiin. Dan semua riwayat dan para andal ilmu al-Quran menyebutkan bacaannya dengan memanjangkan hamzah atau memendekkan hamzah. (Fathul Bari, 2/262)

[2] Keterangan Ibnu Abdil Barr,

وفي ” آمين ” لُغتان : الْمَدّ والقَصَر ، مثل : أوه وآوه

Dalam bacaan amiin ada dua cara baca, dipanjangkan dan dipendekkan, menyerupai Awah dan Aaawah. (at-Tamhid, 7/11).

[3] Keterangan an-Nawawi,

وفي ” آمين ” لُغتان : الْمَدّ والقَصر ، والْمَدّ أفصح ، والميم خفيفة فيهما

Dalam bacaan amiin ada 2 cara baca, dipanjangkan dan dipendekkan. Yang dipanjangkan lebih fasih. Dan keduanya karakter mim tidak di-tasydid. (Syarh Shahih Muslim, 4/120).

Demikian, biar menjadi ilmu yang bermanfaat. Wallahu A'lam.