Mengapa Petaka Besar Banyak Terjadi Di Final Tahun?
Foto via twitter.com
Sehari sebelum tsunami Banten, SMS berantai tragedi tamat tahun beredar...
Ternyata benar, tsunami Terjadi dan merenggut ratusan jiwa meninggal dan ribuan luka-luka.
Banyak spekulasi kemudian beredar di masyarakat mengenai tragedi akir tahun. Lantas, mengapa tragedi besar sering terjadi penghujung tahun?
Sehari sebelum Tsunami Banten, tepatnya Jumat (21/12/2018), ada SMS berantai perihal tragedi tamat tahun beredar di masyarakat.
Pesan tersebut menyampaikan semoga warga Indonesia waspada mulai tanggal 21 Desember 2018 hingga tamat bulan Desember 2018.
Dalam pesan itu, disebutkan akan terjadi tragedi yang akan menimpa negara Indonesia.
Sehari berselang, tepatnya Sabtu (22/12/2018), tsunami menghantam Banten dan Lampung.
Update terbaru jumlah korban tsunami Selat Sunda tersebut berjumlah 373 meninggal dan 2.459 luka-luka.
"Data sementara efek tragedi tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda hingga Senin (24/12/2018) pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Senin (24/12/2018), menyerupai dikutip dari detik.com.
Mengapa Bencana Besar Kerap Terjadi di Akhir Tahun?
Foto pasca tsunami Selat Sunda Sabtu (22/12/2018).
Dikutip dari liputan6.com, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banyak sekali musibah besar di Indonesia kerap terjadi dikala tamat pekan atau weekend dan tamat tahun. Hal itu masih menjadi misteri dan materi analisis hingga dikala ini.
"Karena kita menangani tragedi ini sudah sering ya. Kaprikornus biasanya bencana-bencana besar yang memakan korban, kejadiannya yakni Jumat sore hingga malam, Sabtu dan Minggu," tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018) lalu.
Dia menyampaikan, selain tamat pekan, rata-rata musibah juga sering terjadi di atas tanggal 25. Seperti gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.
"Tsunami Aceh, gempa Jogja, tunami Mentawai, erupsi Gunung Merapi, Jembatan Kukar ambrol, kapal tenggelam, paling banyak yakni kejadian-kejadian weekend dan tanggalnya di atas 25. Kenapa," terang Sutopo.
Pada dasarnya, musibah selalu terjadi tanpa sanggup diprediksi. Tidak hanya di Indonesia, Jepang yang biasa menghadapi gempa bumi dan tsunami pun tidak sanggup menandingi kuasa alam.
"Ya kami belum sanggup menganalisa" Sutopo menandaskan kala itu.
Mengapa Banyak Musibah di Akhir Tahun dalam pandangan Islam.
Ilustrasi bencana
Mengapa banyak tragedi di tamat tahun menimpa Indonesia yang mayoritasnya dalah muslim?
Dalam perspektif Islam, ada dua makna untuk musibah dan tragedi yang menimpa masyarakat muslim. Bisa jadi musibah dan tragedi itu yakni peringatan, sanggup pula musibah dan tragedi itu yakni ujian.
Musibah dan tragedi yang merupakan peringatan yakni teguran dari Allah semoga masyarakat muslim kembali kepada Allah dan menghentikan kemaksiatan serta pengrusakan alam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di maritim disebabkan lantaran perbuatan tangan manusia, supaya Allah mencicipi kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, semoga mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar Rum : 41)
Kedua, musibah dan tragedi yakni ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dilansir dari bersamadakwah.net, Ustadz Rofi’ Munawar memberikan dalam Kaleidoskop Dunia Islam 2014, Rabu (31/12/2014) kemudian di Masjid Namira Lamongan, bahwa setidaknya ada tiga ayat yang mengisyaratkan ujian ini.
Yakni surat Al Ankabut ayat 2-3, surat Al Anbiya ayat 35, dan surat Al Mulk ayat 2.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Kaprikornus melalui musibah dan tragedi itu, Allah menguji dan menerangkan siapa diantara hamba-hambaNya yang benar-benar beriman dan siapa yang hanya sekedar mengaku beriman.
Sikap dan kesabaran atas musibah, serta bagaimana perbuatan dan amal sehabis adanya musibah menunjukkan benar atau tidaknya dogma seseorang.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Banyak musibah dan tragedi yang mengakibatkan kematian. Kematian yakni kepastian, sedangkan tamat hidup seseorang dalam musibah dan tragedi juga merupakan ujian bagi orang-orang yang ditinggalkannya serta umat Islam secara umum; apakah keluarganya bersabar dan apakah umat Islam mengambil pelajaran dari musibah-musibah itu.
Dan satu keyakinan yang tak boleh diabaikan, semua yang meninggal baik dalam musibah atau bukan, mereka semua kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Melalui ujian termasuk berupa musibah dan bencana, Allah menguji hamba-hambaNya siapa diantara mereka yang paling baik amalnya. Pada dikala ditimpa musibah dan bencana, kualitas seorang hamba sanggup dilihat. Sebagaimana logam kekuning-kuningan yang ditempa. Maka kelihatan apakah ia emas atau hanya loyang belaka.
Yang juga perlu menjadi catatan, musibah dan tragedi tidak hanya terjadi di tamat tahun. Banyak pula musibah dan tragedi yang terjadi di awal dan tengah tahun.
Wallahu A'lam, hanya Allah yang tahu kenapa musibah sering terjadi di tamat tahun...
Related Posts