Mengungkap 'Rahasia Besar', Mengapa Tokek Diburu Dan Diekspor Ke China Serta Negara Lainya


Gambar tokek dilansir dari youtube.com

Mengapa tokek mempunyai harga mahal?

Bayak tokek diburu kemudian mereka diekspor ke China, Taiwan, Hong Kong, Vietnam dan beberapa negara lainnya.

Ternyata ibarat ini alsannya...

Bagi sebagian orang di Indonesia, mungkin tidak absurd dengan perdagangan tokek yang konon dihargai mahal. Bahkan banyak orang berlomba-lomba mencari ukuran yang jumbo alasannya yaitu harganya terbilang fantastis.

Melansir dari DW ketika berbicara mengenai perdagangan satwa liar di India menyoroti boomingnya harga tokek menjelaskan.

Dimulai pada tahun 2012 silam, para andal satwa liar menyampaikan bahwa penangkapan tokek meningkat di beberapa wilayah di India. Mereka memasok tokek ke China, Indonesia, Filipina dan negara Asia Tenggara lainnya.

Bahkan kasus penyelundupan tokek kerap kali terjadi dalam beberapa bulan dan pemerintah India menangkap sekitar 100 tokek yang ditangkap di negara bagian.

Konon, daging tokek mempunyai kandungan afrodisiak untuk perawatan diabetes, kanker dan HIV/AIDS.

Meski diklaim mempunyai manfaat kesehatan, L.Joykumar Joykumar Singh, wakil konservator hutan di Manipur, menyampaikan kepada DW.

Bahwa tokek sangat diminati alasannya yaitu kepercayaan takhayul orang yang konon sanggup mengobati HIV/AIDS.

"Orang-orang yang menangkap tokek menyampaikan bahwa daging dipakai untuk menciptakan obat-obatan tradisional, untuk menyembuhkan HIV, kanker, impotensi, diabetes dan beberapa penyakit lainnya," kata Singh.

"Tetapi telah terbukti secara ilmiah bahwa daging tokek tidak sanggup menyembuhkan penyakit ini," tambahnya.

Tokek dengan badan kebiruan atau keabu-abuan dengan bintik-bintik mulai kuning sampai merah terang, sanggup tumbuh sampai 50 cm panjangnya, bahkan mempunyai berat sampai 400 gram.

Pedagang India menyampaikan daging tokek denga kriteria tersebut dihargai sampai 10.000 euro sekitar Rp165 juta di pasar Internasional.

Dengan alasan inilah tokek kemudian ditangkap, dikeringkan. Kemudian mereka diekspor ke China dan juga Taiwan, Hong Kong, Vietnam dan beberapa negara lainnya.

Bagaimana dengan di Indonesia?



Menurut National Geographic hal sama juga dialami di negara Asia Tenggara, di mana juga terdapat undangan yang sama besarnya atas kadal malam ini.

Khususnya Indonesia, binatang ini juga menjadi buruan dan disebut mempunyai harga selangit.

"Di alam liar tokek terus saja diburu secara liar dan dicuci melalui kemudahan penangkaran Indonesia dalam sekala besar", tulis National Geographic.

Meskipun sering diperdebatkan, bahwa penangkaran ini akan mengurangi tekanan kepunahan pada spesies yang mulai langka ini.

Namun tokek tidak terdaftar dalam Konvensi Perdagangan Internasional Species Fauna dan Flora Liar yang terancam punah (CITES). Kaprikornus perdagangan mereka dianggap ilegal dan tidak tunduk pada peraturan.

Di Indonesia, panen dan ekspor tokek Tokay yang tertangkap liar tunduk pada kuota. Tapi perkembangbiakan komersial diperbolehkan, dan pemerintah telah memberi izin kepada enam perusahaan untuk mengekspor tiga juta tokek hidup.

Sayang, meski kebenaran perihal khasiat tokek ini masih belum terbukti sampai dikala ini. Namun fakta yang ada justru menyampaikan bahwa binatang ini sekarang mulai menghadapi kepunahan alasannya yaitu terus diburu dengan anjuran harga yang menggiurkan.
Related Posts