Menyayat Hati, Menyerupai Ini Kesedihan Istri Korban Lion Air Jt 610 Ketika Prosesi Tabur Bunga
Kesedihan istri korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ketika prosesi tabur bunga di daerah jatuhnya pesawat. (grid.id)
Turut berduka cita sedalam-dalamnya, semoga amal ibadah korban di terima Allah SWT.
"Saya nggak mau pulang, saya mau di bahari sama suami saya" begitulah ungkapan seorang istri korban Lion Air JT 610.
Bukan hanya itu, menyerupai inilah keadaan yang menyayat hati waktu prosesi tabur bunga di daerah jatuhnya pesawat tersebut!
Jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang pada Senin (29/10/2018) kemudian memang meninggalkan murung yang mendalam.
Terutama, bagi keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang sampai sekarang belum semuanya terevakuasi.
Doa bersama dan prosesi tabur bunga untuk korban lion air JT 610 (dok. kompas.com/Garry Lotulung)
Hal ini menyerupai yang dirasakan oleh salah satu istri korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang beberapa waktu yang lalu.
Istri korban pesawat Lion Air JT 610 terus meronta ketika prosesi tabur bunga di daerah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
Dilansir dari Nakita.id (6/11/2018), para keluarga mengadakan prosesi tabur bunga sempurna di lokasi jatuhnya pesawat.
Dalam prosesi tabur bunga itu, ada sebuah kejadian yang semakin menambah suasana duka.
Kesedihan Istri Korban Lion Air JT 610 dalam Prosesi Tabur Bunga: Saya Mau di Laut Sama Suami Saya (Siti Sarah/Grid.ID)
Seorang perempuan yang suaminya menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 meronta selama prosesi penaburan bunga di sayap kiri Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banjarmasin di perairan Tanjung Pakis Karawang.
Ia hiseris sehabis melihat lautan lepas dengan sejumlah kapal yang berada di dalam patok pembatas yang dipakai untuk melaksanakan proses penyelamatan Lion Air JT 610.
Tanpa sadar, perempuan itu memegang dekat besi pembatas buritan kapal dan bersiap untuk meloncat dari atas kapal ke lautan lepas.
Rupanya, dia ingin menyusul suaminya. Ibu tersebut terus menangis dan berteriak histeris:
"Saya nggak mau pulang, saya mau di bahari sama suami saya".
Mendengar hal tersebut, tim medis dan sejumlah pegawanegeri yang berada di atas kapal pun segera mencegah niat perempuan itu.
"Ibu, hening ibu... tenang", tim medis coba memenangkan.
Ia dipegang biar tidak melanjutkan keinginannya untuk terjun ke lautan lepas.
Tim medis dan sejumlah pegawanegeri yang berada di atas kapal terus berusaha menenangkan perempuan tersebut.
Setelah berhasil ditenangkan, ibu tersebut masih terus menangis histeris menyesali kepergian suaminya yang sampai sekarang belum berhasil teridentifikasi.
Duka bencana jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, murung kita semua.
Bukan hanya keluarga korban yang mencicipi kesedihan, namun semua pihak juga merasakannya.
Kita doakan saja, semoga seluruh korban segera ditemukan dan teridentifikasi. Aamiin...