Nafkah Yaitu Harta Istri Yang Wajib Diberikan Suami, Dosa Besar Jikalau Suami Mengungkitnya


Gambar ilustrasi dilansir dari @indahsptna

Sungguh dosa besar bagi suami yang suka mengungkit-ungkit apa yang telah beliau nafkahkan atau berikan kepada anak dan istrinya.

Karena menyerupai inilah hukumnya dalam Islam.

Nafkah keluarga ialah kewajiban suami diberikan kepada istri dan anaknya. Allah berfirman,

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Kewajiban bagi para kepala keluarga untuk menunjukkan rizki (nafkah) kepada para istrinya dan memberi pakaian mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 233)

Ibnu Katsir menafsirkan kalimat : “dengan cara yang baik

أي: بما جرت به عادة أمثالهن في بلدهنّ من غير إسراف ولا إقتار، بحسب قدرته في يساره وتوسطه وإقتاره

Maksudnya besar nafkah sesuai dengan kadar yang berlaku di masyarakat untuk perempuan yang setara dengannya, tanpa berlebihan dan tidak kurang dan sesuai kemampuan suami, dikala kaya, tidak kaya, atau kekurangan.” (Tafsir Ibn Katsir, 1:634)

Namun sayang, sebab kurangnya pemahaman suami terhadap agama. Tak jarang banyak suami yang mengugkit-ungkit sumbangan nafkah yang ia berikan pada istri dan keluarganya.

Padahal, nafkah ialah harta istri yang wajib diberikan oleh suami.

Dikutip dari konsultasisyariah.com, Allah Swt melarang semua hamba-Nya untuk mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah beliau berikan kepada orang lain.

Bahkan Allah menimbulkan sikap ini sebagai pembatal pahala atas kebaikan yang telah beliau berikan. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى

Wahai orang yang beriman, janganlah kalian membatalkan sedekah kalian dengan al-mannu dan Al-Adza.” (QS. Al-Baqarah: 264)

Al-Mannu : mengungkit-ungkit,

Al-Adza : menyakiti perasaan yang menerima

Ayat ini berbicara wacana sedekah yang sifatnya anjuran, dan tidak wajib. Allah melarang insan untuk mengungkit-ungkit sedekah yang telah beliau berikan.

Tentu saja, ancamannya akan lebih keras lagi jikalau yang diungkit-ungkit ialah sumbangan yang sifatnya wajib menyerupai zakat atau nafkah bagi keluarga.

Karena harta yang wajib beliau berikan kepada orang lain, sejatinya bukan harta dia. Zakat yang menjadi kewajiban seseorang, tidak lagi menjadi miliknya. Demikian pula nafkah yang beliau berikan kepada keluarganya, bukan lagi harta miliknya, tapi milik keluarganya.

Oleh sebab itu, kepada suami yang mempunyai sikap semacam ini, wajib bertaubat kepada Allah. Memohon ampun atas kesalahan besar yang beliau lakukan. Dan berusaha untuk tidak menyinggung sedikitpun nafkah yang menjadi kewajibannya.

Bahkan berdasarkan Ustadz Abdul somad, begini ngerinya azab bagi orang yang mengungkit-ungkit pemberian: